Jason tersenyum ketika melihat tanggal yang tertera di kalender rumahnya.
Besok tanggal 6 Oktober. Hari ulang tahun Savia.
"Jason? Kenapa senyam-senyum liat kalender? Ada badutnya disitu?" Kata Ellen, Mama Jason.
"Ga ada kok, Ma." Jawab Jason sambil tersenyum.
Ellen hanya menatap anaknya bingung. "Yaudah, Mama mau pergi dulu. Kamu jaga rumah yah. Mbok lagi ke pasar."
"Kemana, Ma?"
"Shopping."
"Ikut boleh?"
Ellen mengernyit bingung melihat anaknya. "Boleh."
Jason bangkit dan mengikuti Ellen dari belakang. Ia memasuki mobil dan duduk di belakang. Sedangkan Mamanya di depan bersama supir tentunya.
"Kamu yakin mau ikut shopping?" Tanya Ellen ketika mereka sudah sampai ketempat tujuan.
Jason mengangguk yakin. Ellen berjalan duluan meninggalkan Jason yang bego arah. Jason segera lari menyusul Mamanya.
"Ma, jangan main tinggalin dong. Masih bocah aku ini."
Ellen hanya tertawa. Jason berjalan disamping Ellen. Mengikuti tanpa tau apa-apa.
Saat berjalan, Ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah boneka teddy bear berwarna abu-abu yang memakai baju merah bertulisan love.
Jason berjalan memasukki toko. Ellen yang menyadari Jason tidak disampingnya langsung menoleh dan melihat anaknya memasukki toko boneka.
"Eh,eh. Jasonnnnnnn. Kamu mau kemana? Kamu itu cowok, Son. Cowok. Sadar deh kamu. Tobat banyak-banyak kamu. Kok masuk toko yang girly gini sih. Jangan-jangan kamu udah menyimpang yah?" Tanya Ellen sampinh menarik baju anaknya kebelakang.
Jason hanya menatap Mamanya aneh. "Ma, Jason masih normal kali. Jason mau liat boneka itu. Bagus ga?"
Ellen melihat kearah yang ditunjuk oleh Jason. Ellen mengangguk. "Iya bagus kalo untuk cewek. Kalo untuk kamu engga, Nak. Sadarlah wahai anakku."
Jason tidak menghiraukan Mamanya yang sedari tadi membaca manta. Ia masuk ke toko itu dan bertanya kepada pegawai toko yang ada disana.
"Kak, Boneka itu. Harganya berapa?"
Pegawai toko itu mengambil boneka yang ditunjuk Jason dan melihat harganya.
"Tiga ratus ribu, Dek. Mau?"
Jason merogoh kantong celananya. Ia melihat uang yang ia bawa. Ia hanya memiliki lima puluh ribu.
"Mana cukup ini." Gumam Jason. Ia melihat Mamanya yang sedang di depan toko menatapnya. Ia tidak ingin meminta uang kepada Mamanya. Karena ia akan membelinya dengan uang sendiri.
Ia berpikir panjang sampai tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Kak? Bisa tolong bungkus kertas kado sekalian? Nanti aku ambil sekitar 2 jam kedepan. Boleh kan? Uang mukanya aku kasih lima puluh ribu dulu yah. Boleh?"
Pegawai toko itu hanya terkekeh. "Boleh. Tapi janji ga bohong yah?"
Jason mengangguk. Ia mengucapkan terima kasih kepada pegawai toko itu dan menghampiri Mamanya.
"Son. Kalo butuh uang bilang aja kali. Mama ada kok." Kata Ellen.
"Ga perlu, Ma. Yaudah yuk, Mau kemana lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...