Anak perempuan berumur lima tahun terlihat berlari mengitari halaman belakang rumahnya bersama anjing peliharaannya.
"Mopi!! Duduk!" Perintah anak perempuan tadi ke anjing itu yang langsung diikuti hewan peliharaannya.
Ketika melihat anjingnya menurutinya, ia pun ikut duduk lalu tersenyum lebar sambil memukul tangannya.
"Joy~"
Anak yang di panggil tadi menoleh kearah wanita yang memanggilnya.
"Mom." Panggil anak perempuan tadi sambil berlari menghampiri ibunya lalu meminta agar ibunya menggendongnya dan langsung di turuti oleh ibunya.
"Cium Mommy dulu."
Joy melihat ibunya lalu mencium pipinya lalu tertawa bersama ibunya.
"Mommy. Zen udah datang?" Tanya Joy menatap ibunya dengan mata yang berbinar-binar.
"Kamu suka banget yah sama Zen?" Tanya ibunya sambil terkekeh melihat anaknya.
"Zen kan sahabat Joy." Kata anak tadi.
"Savia?"
Savia menoleh dan melihat Jason yang menghampiri mereka sambil berlari.
"Daddyyy!!!!" Jerit Joy dan meminta ibunya menurunkan dia.
Savia hanya melengos lalu melepaskan Joy. Kadang ia sangat iri dengan Jason karena anaknya itu selalu memilih Jason daripada dirinya. Padahal yang mengandungnya selama sembilan bulan itu adalah Savia.
Jason melihat reaksi Savia lalu tertawa. "Aku menang." Katanya sambil mengedipkan matanya.
Savia hanya berpura-pura tidak melihatnya. Berlalu meninggalkan Jason yang sedang ber-haha-hihi bersama Joy, anak pertama mereka.
"Cie mommy ngambek." Goda Jason sambil mengikuti Savia masuk ke dalam rumah.
Savia duduk di sofa ruang tamu lalu memainkan handphone-nya. Jason pun melakukan hal yang sama dengan Joy di pangkuannya.
"Mereka ga jadi datang?"
"Jadi kok. Lagi otw kesini." Jawab Savia.
"Mommy, Zen datang kan?" Tanya Joy lagi.
"Iya sayang. Dia datang." Jawab Savia sambil mencium pipi Joy.
Setelah beberapa menit mengobrol bersama, terdengar suara bel pintu berbunyi.
Savia langsung bangkit lalu membukakan pintunya. Ia melihat Angeline yang menggendong anak perempuanya yang berumur empat tahun dan Dian yang tersenyum menatapnya.
"Halooo." Sapa Angeline.
Savia tersenyum. "Haloo. Ini, Andriana ya? Udah gede yah."
"Iya. Ana panggil tante Savia." Kata Angeline menyuruh anak perempuannya itu.
"Tante Sapia?" Kata Ana sambil memiringkan kepalanya menatap Savia yang menurut Savia sangat lucu.
"Jason mana? Yang lain belum datang?" Tanya Dian yang sedari tadi hanya diam.
"Dalem tuh sama Joy. Yang lain bellum datang. Yuk masuk dulu." Kata Savia mempersilahkan Angeline dan Dian masuk.
"JOYYYY!!!" Teriak Ana lalu meminta Angeline menurunkannya. Joy juga melakukan hal yang sama kepada ayahnya.
Mereka berdua berlari lalu memeluk satu sama lain. "Ih kangen sama Ana."
"Ana juga kangen sama Joy."
"Panggil Joy, kakak. Joy lebih besar satu tahun darimu." Kata Dian mengajari anaknya.
Ana tidak mengubris ucapan ayahnya. Ia dan Joy hanya tertawa lalu bermain bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...