Terdengar suara ricuh dari kelas X-2. Yang biasa mempunyai sebutan kelas terberisik tapi pintar di kalangan semua guru.
Savia yang baru datang pun hanya bisa cengo melihat keadaan kelasnya yang sudah mirip ajang konser dangdut.
Savia menghampiri tempat duduknya dan bertanya kepada Tifanny yang sedari tadi ketawa ketiwi ga jelas sambil menatap handphone-nya.
"Tif. Ngapa pada ga waras nih?"
"Yah biasa. Kan kelas kita emang ga pernah waras jadi yah gimana yah." Kata Tifanny masih dengan ketawa ketiwi yang ga jelas.
"Ngomong apa coba lo?" Tanya Savia menatap Tifanny heran.
Tifanny tidak menjawab. Savia hanya diam dan memperhatikan keadaan kelas yang sangat terlantar itu.
Savia mengkerutkan dahinya heran ketika melihat jam tangannya yang sudah menunjukan waktu 7.30. Seharusnya bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tapi belum ada guru yang masuk ke kelas.
"GAES. ADA KABAR GEMBIRA GENGS." Teriak Vincent yang notabenenya adalah ketua kelas juga ketua keributan. Intinya dia ga cocok banget jadi ketua kelas karena sifatnya itu.
"APA? DI LUAR HUJAN UANG?" Nyahut Leo ngawur.
"Ye. Kalo ada hujan uang gue kagak bakal bilang-bilang ke kalian. Bakal gue ambil semua tuh uang." Dengus Vincent.
"Yeuh. Serakah lo." Jerit Zelvian sambil melemparkan kertas ke arah Vincent yang diikuti siswa lain.
"Emang apaan kabar bahagianya?" Tanya Savia yang sedari tadi sudah penasaran.
"Ada dua nih. Kalian mau gue kasih tau yang pertama atau kedua dulu?" Tanya Vincent.
"Pake bacot nih anak. Buruan kasih tau." Kata Zelvian.
"Nih dengerin gue. Yang pertama nih. Dari pelajaran pertama sampai ketiga kita kosong gaes. Waw kan." Kata Vincent dengan mukanya yang berseri-seri.
"YOHOOOO." Terdengar sorakan dari semua siswa. Jujur saja, siapa yang tidak senang jika guru tidak hadir dan kelas kosong?
"Dan kabar kedua apa?" Tanya Kelvin yang tidak sabar menunggu kabar kedua.
"Gue dengar-dengar nih. Katanya angkatan kelas kita mau ngadain camping, gengs." Kata Vincent sambil menurunkan suara volumenya.
"HAH. NIPU LO. PENIPU." Jerit Leo dan Dian tidak percaya.
"Eh. Gue serius. Kalo ga percaya tanya Vanny aja." Kata Vincent kesal dikatain penipu.
Semua orang melihat kearah Vanny yang merupakan anak dari ketua yayasan sekolah ini. Vanny langsung mengangguk.
"Gue ga sengaja nguping percakapan bokap sama kepala sekolah. Katanya mau ngadain acara untuk anak kelas sepuluh." Jawab Vanny.
"Loh kok tiba-tiba? Kan seharusnya yang ada acara tuh kelas dua belas karena udah mau tamat?" Tanya Tifanny penasaran.
"Refreshing sebelum ujian mungkin." Jawab Vanny.
"Oiya. Bentar lagi ujian. Jadi kapan diadain camping, nih?" Tanya Leo.
"Seminggu lagi kayaknya. Dah ah. Liat aja tar masa gue spoilers-in semua. Mana asik. Liat aja tar." Kata Vanny sambil tersenyum misterius.
"Last question, Van. Semua anak kelas angkatan sepuluh ikut? Dari sepuluh satu sampai empat? Kalo iya. Apa ga kebanyakan?" Tanya Dian.
"Pinter juga pertanyaan lo. Katanya di bagi dua sih. Sepuluh satu sama dua camping. Tiga sama empat pergi ke waterpark." Jawab Vanny sambil berfikir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Novela JuvenilPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...