T u j u h

2.5K 369 96
                                    

Savia mengeluarkan Handphone-nya yang sejak tadi berada di tasnya. Ia mengerutkan dahinya ketika melihat banyak missed call dari Kakaknya.

20 missed call from Kak Savier

"Kenapa, Vi?" Tanya Anita yang melihat raut wajah Savia.

"Ada banyak panggilan tak terjawab dari Kakak gue."

"Mungkin mau tanya lo dimana? Lagi pula ini udah hampir sore." Jawab Angeline ikut nimbrung. Ia melihat jam yang melingkar ditangan kirinya.

"Emang jam berapa sih sekarang?" Tanya Tifanny

"17.30." Jawab Leo.

"Ga nanya lo." Kata Tifanny melemparkan tisu ke arah Leo. Leo hanya mendengus pelan.

"Telepon balik aja, Sav." Kata Zelvian. Savia mengangguk dan menelefon Kakaknya.

"Dek!!!"

Savia terkejut mendengar suara Savier yang tidak bisa di bilang pelan. Bahkan menurut Savia. Savier sedang berteriak.

"Halo? Kenapa, Kak? Gue bentar lagi pulang kok."

"Dek. Lo dimana?"

"Gue di Mall TA, Kak? Kenapa? Tar gue bisa pulang naik taksi kok. Atau ga di antar temen nanti. Gue juga ada beliin lo piza. Kurang baik apa gu--"

"Gue otw kesana. Tunggu di depan pintu masuk. Sekarang."

Tutttutt

"Halo?"

"Halo? Kak?"

"Lah kok dimatiin sih. Belom selesai ngomong juga." Gerutu Savia.

Mendadak perasaan Savia menjadi tidak enak. Seumur-umur ia tidak pernah melihat kakaknya seperti ini.

"Vi. Ada apa? Udah mau pulang nih. Yuk." Ajak Angeline.

Savia melihat teman-temannya yang sudah bangkit dari kursinya. "Eh, udah di bayar belom?" Tanya Savia menatap Dian.

Dian mengangguk. "Udah. Di traktir Jason. Katanya traktiran PJ." Goda Dian kepada Jason dan Savia. Jason langsung memukul kepala Dian pelan.

Sedangkan Savia tidak menanggapi godaan Dian karena bayang-bayang suara Kakaknya yang terlihat panik tergiang di kepalanya.

Savia dan teman-temannya berjalan keluar restoran dan turun ke lantai dasar. Saat sampai di lantai 3 handphone Savia bergetar.

Incoming call.

Kak Savier.
081349390096

Savia langsung menangkat telfonnya.

"Halo."

"Gue di depan Dunkin donout. Di lantai paling bawah. Dekat pintu masuk."

Tutttutt.

Savia menghembuskan nafasnya kasar ketika sambungannya dimatikan oleh Kakaknya itu.

"Gue duluan, gaes. Kakak gue udah di depan. Makasih untuk hari ini. Dan piza-nya buat kalian aja." Savia sambil menyerahkan sekotak piza ke tangan Anita. Setelah memberikannya Savia langsung berlari menuju ke tempat Savier berada. Tanpa memperdulikan tatapan aneh dari orang lain.

Perasaan apa ini?

Savia merasakan perasaan tidak enak ketika ia sudah hampir dekat dengan Savier. Ia melihat Savier memegang handphone-nya dengan gelisah.

"Kak!" Panggil Savia setelah mengambil nafas sebentar.

Tanpa ba-bi-bu Savier langsung menarik Savia menuju tempat parkir.

Laf AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang