Terdengar suara ricuh dari lorong rumah sakit. Jason dan Savia berlari secepat yang ia bisa menuju ruang rawat inap Ferdinan.
Jason dan Savia melihat Leo yang sedang melambaikan tangannya.
"Gimana keadaannya?" Tanya Savia cemas.
Leo hanya diam dan membukakan pintu ruang rawat inap untuk mempersilahkan mereka masuk. Jason pun langsung masuk. Tetapi tidak dengan Savia.
"Ga masuk?" Tanya Leo yang melihat Savia hanya berdiri di samping pintu.
Savia ragu. "Dia gapapa?"
"Kenapa ga mau liat sendiri aja?"
Savia menggigit bibir bawahnya.
"Savia?" Tiba-tiba Jason keluar lalu menghampiri Savia.
"Jas. Dia gimana? Udah sadar?" Tanya Savia ketika melihat Jason.
Jason menatap Savia lalu mengangguk mengerti. "Dia gapapa kok. Ga parah. Sekarang dia udah sadar tuh. Ga mau masuk?"
Savia menunduk. Menatap sepatunya dengan tatapan kosong. Haruskah ia masuk? Ia masih merasa kecewa dengan Ferdinan dan sedikit canggung dengannya. Salahkah Savia bersikap seperti ini?
"Serius ga mau masuk, Sav? Ada apa?" Tanya Leo bingung menatap Savia.
Savia hanya diam. Leo gantian menatap Jason, meminta penjelasan.
"Savia, serius lo mau kayak gini? Serius mau egois kayak gini? Ga mau nyoba selesain semuanya? Ngelurusin semuanya?" Tanya Jason lembut sambil memegang kepala Savia lembut.
Savia menggigit bibir bawahnya. "Tapi gue takut."
"Apa yang lo takutin, hm?"
Leo yang masih berdiri sana menatap mereka berdua aneh. Sedangkan, manusia-manusia yang berada di dalam ruangan menatap ke arah pintu. Termasuk Ferdinan.
Ferdinan tau, Savia datang. Karena ia mendengar suara Savia yang menanyakan keadaannya. Dan itu membuat Ferdinan senang.
Tapi, hatinya sakit ketika Savia tidak ingin masuk lebih tepatnya menemuinya. Ferdinan hanya menghela nafas. Ia mengalami kecelakaan seperti ini, karena ia tidak terlalu fokus dalam menyetir.
Tepat setelah kejadian di cafe kemarin, Ferdinan langsung beranjak pulang dan menyetir mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dan karena ia tidak terlalu fokus dengan keadaan sekitar. Ia tidak tahu bahwa dari arah yang berlawanan ada mobil lain yang datang.
Untuk menghindari itu, Ferdinan langsung membanting stir lalu menabrak pembatas jalan. Dan berakhirlah ia disini. Dengan kepala yang di perban.
"Ada apa tuh?" Tanya Dian menatap kearah Leo. Leo yang melihatnya hanya mengangkat bahu.
Zelvian mengintinp sebentar lalu berbalik menatap Ferdinan. "Savia ga mau masuk. Ada apa?"
Ferdinan membuang wajahnya. Menatap kearah jendela yang berada di ruang inapnya.
"Oh ya. Anak-anak cewek ga datang?" Tanya Ferdinan mencoba mengalihkan pembicaraan.
Zelvian memicingkan matanya menatap Ferdinan curiga. Lalu menjawab. "Engga. Kita ini mau izin bertiga aja udah susah banget. Kalo bukan karena gue bilang ortu lo lagi luar negeri, jadi kita mau nemenin lo disini, pasti ga bakal di kasih tau."
Dian mengangguk. "Tar pulang sekolah mereka kesini kok."
"Bertiga? Jadi Jason sama Savia?"
"Mereka berdua ga sekolah tadi dan jangan tanya alasannya kenapa. Karena gue ga tau." Jawab Dian sekenanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/80293648-288-k366055.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...