"Kemana? Mau langsung ke timezone?" Tanya Zelvian.
"Boleh. Timezone-nya ada di lantai paling atas. Naik escalator aja kali, yak. Sambil liat-liat gitu." Tawar Angeline.
Dian hanya menggerutu. "Cih, dasar cewek."
"Dih, heboh lo kupret." Terjadilah adu mulut antar Angeline dengan Dian.
"Eh eh." Savia menyenggol lengan Anita yang berjalan di sebelahnya. "Apaan?"
"Kalo di liat-liat Angeline deket juga yah sama Dian?" Kata Savia penasaran.
"Emang. Mereka asal ketemu sering adu bacot. Paling bentar lagi jadian." Kata Anita sambil ketawa. Angeline yang mendengar perkataan Anita langsung memberikan tatapan tajamnya.
"Dih? Sama dia? Ogah!" Angeline memeletkan lidahnya kearah Dian dan di balas tatapan bosan Dian.
"Vi, Toko buku yuk?" Ajak Tifanny. Baru saja Savia ingin menjawab Zelvian menyela. "Ga boleh ajak Savia ke toko buku nanti dia bisa seharian disana. Dan kita bisa-bisa ga jadi jalan-jalan. Udah ke timezone aja."
"Apaan sih lo, Zel?" Kata Savia kesal karena omongannya di sela.
"Lah? Gue bener kan?" Kata Zelvian. Savia hanya diam menatap Zelvian malas. Zelvian hanya mengangkat bahu cuek.
Mereka pun berjalan mengikuti Zelvian yang berada di paling depan.
Lantai 1.
"Woahh, bajunya bagus. Mampir bentar yak." Kata Anita sambil menarik Angeline masuk ke toko. Yang cewek ikut masuk yang cowok hanya nunggu di depan.
"Mimpi apa gue semalem. Kok bisa-bisanya hari ini gue nemenin cewek-cewek belanja." Gerutu Leo kesal. Yang disetujui oleh Dian.
Jason hanya terkekeh. "Yah namanya juga cewek. Biasa tuh. Emak lo pasti gitu juga."
"Eh? Udah? Kok cepat?" Tanya Dian yang melihat Anita dan kawan kawan keluar.
"Kok lo ga bawa apa-apa, Nit? Ga jadi beli?" Tanya Zelvian saat melihat tidak ada kantung belanjaan di tangan Anita.
Anita menggeleng lesu. "Ga jadi. Gue yang pakai ga cocok. Keliatan gendutnya." Para laki-laki hanya bisa menghela nafas kasar.
Lantai 3.
"Mampir ketoko buku bentar boleh yah?" Mohon Savia ke teman-temannya.
Yang cewek setuju. Lagi-lagi yang cowok tidak setuju.
"Ah lo pada ga asik ih. Sebentar aja kali." Gerutu Savia.
"Yaudah, gih. Tapi janji bentar yah?" Kata Jason. Savia melihat Jason yang tersenyum kepadanya. Jantungnya langsung berdebar kuat.
Dia ngomong sama gue. Bukan karena ada mau lagi. Tapi ngebela gue. Savia bengong.
Tifanny menyenggol lengan Savia pelan. "Lo ga usah malu-maluin deh, Vi. Jangan melongo kayak orang bego gitu bisa ga sih?"
"Ah? Hahaha. I...ya?" Kata Savia tersenyum paksa.
"Ga jadi ke toko bukunya?" Tanya Jason.
Savia gugup. "Ah, Ini gue mau masuk? Oke gue duluan?" Savia langsung menarik Tifanny agar masuk toko buku. Sedangkan Anita dan Angeline mengikuti mereka dari belakang sambil menahan tawanya.
"Ciee, baper." Goda Angeline.
"Kampret lo." Maki Savia. Walaupun pada akhirnya ia tersenyum.
Sedangkan di luar.
"Eh, Jason bego banget anjir. Ngapa lo kasih sih? Capek gue nungguin mereka. Lelah dede lelah." Ucap Dian dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Roman pour AdolescentsPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...