"Woi, woi. Naik itu yuk?" Kata Anita sambil menunjuk wahana bermain Tornado.
Saat ini, mereka berdelapan berada di taman bermain seperti yang mereka rencanakan.
"NO. BIG NO. Kita baru sampai dan lo udah ngajak main itu? Sakit jiwa lo, Neng." Kata Leo heboh.
Dian mengangguk menyetujui. "Masa awal-awal udah main yang buat lo jungkir balik gitu. Bisa-bisa mabok gue tar. Jalan-jalan dulu, kek. Entah ke Istana Boneka atau Ice Age. Kan bisa."
"Kok kayak anak-anak ke istana boneka." Ledek Angeline.
"Tau. Kalian cowok tapi nyalinya kecil amat ya." Ledek Tifanny.
"Jadi Zelvian sama Jason berani ga?" Tanya Savia.
Jason dan Zelvian hanya saling tatap lalu mengangguk ragu.
"Oke. Kita semua kudu ikut. Harus ikut. Kalo ga ada yang mau ikut harus traktir cewek-cewek makan di luar selama sebulan. Oke? Deal? Oke, Deal." Kata Anita menyepakatinya dengan seenak jidat lalu berjalan pergi meninggalkan mereka menuju antrian wahana bermain Tornado yang diikuti para cewek.
Sedangkan para cowok hanya mengikutinya dengan pasrah.
"Kalian kok bilang berani sih," Keluh Leo kesal. Ia yakin bahwa yang membuat mereka menaikkin wahana itu adalah Zelvian dan Jason.
"Loh? Gils. Lo di tanya gebetan lo begitu dan lo jawab ga berani? Mau letak dimana muka gue, gengs." Jawab Jason sambil menatap Zelvian meminta persetujuan. Dan di jawab anggukan oleh Zelvian.
"Jadi kalian sebenernya berani atau ga?" Tanya Dian.
"Engga." Jawab Zelvian dan Jason saling menatap wahana itu dengan tatapan horor.
Leo menatap Zelvian dan Jason dengan tatapan seakan-akan ingin membunuh mereka sekarang juga.
"WOI. BURUAN. UDAH GILIRAN KITA. GO. GERCEP." Jerit Anita dengan suara toanya dari antrian wahana itu.
Leo, Dian, Zelvian pun langsung berlari menuju ke arah Anita dan yang lain.
"Lama amat sih." Keluh Anita lalu masuk ke arah wahana bermain diikuti yang lain.
Para cewek dengan senyum lebarnya duduk di kursi wahana lalu memasang pengaman.
"Makan tuh harga diri lo." Maki Leo ketika melihat Jason dan Zelvian yang ketakutan berjalan masuk ke arah wahana bermain.
Mereka semua pun akhirnya duduk di wahana Tornado tersebut. Lalu memasang bagian pengaman di bantu oleh penjaga wahana tersebut.
Saat wahana mulai bergerak dan miring ke kiri. Pertama kali yang di dengar adalah suara Leo.
"EMAKKKKKKK."
"Yo. Belum mulai, Yo." Kata Jason yang ada di sebelahnya.
"Apaan ini kok miring. Apaaann ha. Wahana apaan ini." Jerit Leo panik.
"Tenang aja, Yo. Lo harus cool. Di mata cewek---WOIIII." Jason yang tadinya ingin menasehatin Leo pun berteriak kencang ketika tiba-tiba wahana yang diam tadi mulai naik ke atas lalu berputar.
"WOII. EMAK. MAAFIN GUE SELAMA INI KALO BUAT DOSA. DOAIN ANAKMU PULANG DENGAN SELAMAT YAH, MAK. SALAM DARI ANAKMU YANG SEDANG KRITIS." Jerit Leo sambil memasang muka yang ingin menangis.
Beruntung, Leo duduk di paling ujung sehingga para cewek tidak begitu mendengar jelas. Apalagi ada angin dan suara teriakan lainnya.
Tapi beda dengan Jason yang ada di samping Leo. Ia mendengar dengan jelas semua perkataan Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...