"You'll never know when hate turn into love."
❤❤❤
Leo berjalan kearah kelasnya berada. Saat ingin memasukki kelas tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang juga ingin memasuki kelas.
"Apaan sih nabrak-nabrak." Kata orang yang di tabrak Leo.
Leo yang melihat orang di tabrak pun tersenyum miring. Lalu ia berdiri di depan pintu. Menghalangi orang tadi untuk memasukki kelas.
"Pagi, Tifanny~" Panggil Leo sambil menyandarkan lengannya di pintu.
"Awas."
Leo yang melihat ke arah Tifanny dengan tatapan menantang. "Kalo gue ga mau?"
"Lo mau kiri apa kanan?" Tanya Tifanny sambil menjulurkan kedua tangannya.
"Ha? Ga nyambung banget lo."
"Jawab aja."
Leo yang tidak tahu apa-apa pun menjawabnya dengan santai. "Kanan. Kalo kiri pasti bekas lo cebok tadi pagi."
Tifanny tersenyum lalu mengangat tangan kanannya dan memukul kepala Leo dengan sangat kuat yang membuat si pemilik kepala langsung mundur ke belakang.
Leo menatap Tifanny tidak percaya. Tifanny hanya mengangkat bahunya lalu masuk ke kelas dengan senyum kemenangan.
"Dasar cewek bar-bar." Gumam Leo yang bisa di bilang sangat keras itu.
"Siapa?" Tanya Tifanny.
"Lo, bego."
"Nanya."
Leo berdecih pelan. "Kenapa deh gue bisa sekelas sama lo lagi dih."
"Kenapa yah? Padahal gue udah muak liat wajah lo yang kayak comberan gitu." Kata Tifanny sambil menatap Leo dengan tatapan merendah.
"Comberan? Plis deh. Cewek di luar sana bilang gue yang paling ganteng di sekolah ini tau. Emang lo yang mukanya kayak kodok kejepit? Ck." Jawab Leo tidak mau kalah.
"Kodok kejepit? Mata lo minusnya dalem tuh." Kata Tifanny lagi.
"Mata lo tuh yang minusnya udah akut. Muka kayak Justine Bieber gini lo kata comberan."
Tifanny melihat Leo dengan tatapan jijik. "Dih. Mati aja lo. Sana deh, pagi-pagi udah buat orang badmood aja. Benci banget gue sama lo. Sana lo."
"Gue juga benci sama lo. Dasar kodok kejepit. Hah." Kata Leo berkacak pinggang lalu berbalik keluar kelas.
"Gue lebih lebih lebih lagi." Kata Tifanny lagi ketika melihat Leo keluar kelas.
Tifanny mendengus lalu berjalan ke arah tempat duduknya.
Ia sangat sebal dengan Leo. Sikap jail Leo kadang membuatnya membencinya.
"Lo benci sama dia tar jadi cinta lo."
Ia sering mendengar kata itu dari orang lain atau teman-temannya.
Tapi ia yakin, ia tidak akan jatuh cinta dengan Leo. Ia yakin sekali.
❤❤❤
Saat pulang dari acara pemakaman ayahnya Savia. Leo menawarkan tumpangan untuk Tifanny yang di terima dengan melewati berbagai perdebatan.
"Laper ga lo?" Tanya Leo sambil memberikan helm kepada Tifanny.
Tifanny hanya diam. Leo menghela nafas.
"Naik."
Tifanny menurut dan naik dengan gampangnya. Leo menyalakan mesin motornya.
"Loh ini kan bukan jalan ke arah rumah gue." Kata Tifanny heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...