T i g a b e l a s

2.1K 236 64
                                        

Bel pertanda pulang berbunyi. Savia menoleh kearah tempat Jason dan ia tidak melihat Jason lagi.

Savia berfikir haruskah ia pergi ke tempat itu atau tidak.

"Woi." Dian menepuk bahu Savia pelan. Savia menoleh menatap Dian.

"Belum pulang?"

"Oh. Iya ini mau pulang. Duluan yah." Kata Savia sambil bangkit dari kursinya. Saat ia akan berjalan keluar, Dian menahan tangannya.

"Nih." Dian memberikan kertas kepada Savia lalu pergi. Savia langsung membuka isi kertasnya.

Jangan lupa. Tempat biasa. Ga mungkin lupa kan? Atau udah lupa? Kalo udah lupa gue kasih tau nih. Taman kecil kompleks rumah Bu Astrid.

-Jason.

Savia terkekeh membaca surat itu. Mana mungkin ia lupa, jika dulu hampir setiap minggu ia selalu kesana. Menanti Jason. Berharap Jason datang dan menemuinya. Menjelaskan semuanya.

Dan waktu yang ia tunggu sekarang datang. Jason memintanya untuk datang dan ia akan menjelaskan semuanya.

Savia mengeluarkan handphone-nya dan menelepon Pak Arman supirnya. Sejak kepergian ayahnya, Savia tidak di jemput lagi oleh Savier yang terlampau sibuk.

"Pak, udah disekolah?"

"Udah, Non. Saya didepan gerbang."

"Oke." Savia mematikan sambungannya dan pergi ke gerbang. Ia melihat Pak Arman sedang melambaikan tangan. Savia segera berlari dan masuk ke mobil. Begitu juga dengan Pak Arman.

"Pak, ke Perumahan Indah Permai."

"Loh? Ga langsung pulang, Non? Udah izin sama Kak Savier atau mama belum? Kalo belum, Bapak ga berani anterin, Non." Kata Pak Arman khawatir.

Savia hanya tersenyum dan mengangguk. "Udah dong. Aku kan anak baik."

Pak Arman mengangguk dan mengantarkan Savia ke tempat dimana semuanya akan terungkap. Tentang Jason dan dirinya.

❤❤❤

Savia melihat jam tangannya gelisah. Sudah setengah jam lebih ia menunggu keadaan Jason. Pikiran buruk terus berkeliaran dipikirannya. Dimulai dari Jason yang berbohong tentang mengajaknya kesini.

Tapi ia tetap memilih menunggu. Hingga tiba-tiba matanya ditutup oleh sebuah tangan.

"Jason?"

Jason melepaskan tangannya dari wajah Savia. Savia menoleh melihat Jason. Jason tersenyum.

"Lama banget lo. Lo yang ajak ketemuan lo yang telat." Dengus Savia.

Jason hanya tertawa. Ia duduk di bawah pohon. Ia menepuk samping kirinya menyuruh agar Savia duduk.

Savia menurutinya. "Jadi?"

"Jadi apa?"

Savia menatap Jason geram. "Lo yang ajak ketemuan kan?"

"Yah. Terus kenapa lo mau ketemuan sama gue?"

Savia langsung terdiam. Sedangkan, Jason tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Savia.

Laf AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang