Sebelum kalian baca, SheJeanA cuman ingin tahu ternyata pembaca cerita ini ada cowok juga y? Walau di dominasi cewek. Rata-rata usia 18+, entah benar apa tidak. yang pasti SheJeanA senang, setidaknya kalian masih baca. itu sudah cukup baik, PALING baik lagi kalau komen. lucunya kurva terbalik ada di cerita ini. Seiring sedikitnya vote, jumlah komen malah intens. Oke abaikan, selamat membaca!
. . .
VERONICA
Ada yang tidak beres. Setelah hari itu, aku tidak lagi bertemu dengan Tristan. Aku menghubunginya lewat telepon, sms, via internet pun tidak ada jawaban sama sekali. Aku bahkan kembali ke kantornya tetapi ajaibnya aku tidak diijinkan masuk. Aku tidak melihat mobilnya ada di kantor. Tristan bagai hilang ditelan bumi.
Hari ini, hari kamis. Aku sangat takut. Aku tidak punya pilihan lain selain menuju rumah sakit. Kurasa dokter Cornely pasti punya jawaban tentang Tristan. Sebelumnya aku juga sudah menghubungi kakak sepupu pacarku itu namun reaksinya membuatku semakin cemas. Dokter Cornely sama sekali tidak mengangkat panggilanku.
Bahkan disini aku bertanya, bagaimana bisa dia mengabaikan teleponku. Bisa saja aku menghubunginya tentang kesehatan kakek sekarang, tetapi aku tahu itu mustahil. Kondisi kakek baik-baik saja dan berbohong bukan pilihan yang bagus. Aku tidak mau menambah daftar panjang kelakuan buruk dalam keluarga. That's enough.
"Kamu tidak harus melakukan ini, Veronica."
Aku menahan diri untuk tersenyum sekarang. Dokter Cornely tidak punya pilihan lain selain menerimaku yang mendadak datang ke ruangannya. Dia mungkin bisa saja menyuruh security mengusirku tetapi aku tahu tanggungjawabnya sebagai seorang medis membuatnya terpaksa menerimaku. Dokter mana yang menolak pasien?
Aku tidak sengaja saat membantu pegawaiku memindahkan bahan kain terkena pisau. Tangan kiriku tergores, darahnya menetes hampir memenuhi gudang. Pegawai-pegawaiku panik, aku meminta mereka untuk tenang dan segera mereka membawaku ke rumah sakit. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menemui dokter Cornely. Dibanding rasa sakitnya, aku lebih memikirkan dimana keberadaan pacarku saat ini.
"Oke, selesai." Dokter Cornely hendak berdiri membawa peralatan yang digunakan untuk menutup lukaku tetapi aku segera menahan tangannya. Dia menatap tanganku sebelum memandangku dengan bingung.
"Kak..."
"Ada apa Veronica?"
Aku menunduk saat dokter Cornely akhirnya duduk kembali. "Dimana Tristan sekarang?"
Dokter Cornely terdiam.
"Kak, aku tahu kakak tahu dimana dia sekarang. Apakah dia jadi ditunangkan? Kak aku mohon. Aku mungkin bukan gadis yang pantas bersama dengan dia, tapi setidaknya jelaskan padaku dimana dia sekarang. Aku tidak bisa menghubunginya sejak hari itu. Aku tahu tante Hesty marah padanya, bukan tante Hesty hanya tidak setuju dengan hubungan kami. Tapi aku hanya ingin tahu dia dimana kak."
Dokter Cornely menghela napas. Dia menaruh kembali peralatannya dan menyentuh tanganku yang tidak terkena perban. "Veronica, dengarkan aku. Tristan saat ini baik-baik saja. Dia memang sedang tidak ingin diganggu. Mengenai pertunangannya, aku tidak bisa ikut campur sama sekali. Mamaku sedikit menakutkan bila dibantah jadi aku tidak bisa membantu apa-apa. Aku tahu, kamu sayang pada adikku itu. Aku juga tahu, dia bahkan lebih sayang pada kamu."
Aku ingin menangis sekarang, mendengar hal itu. Bayangan buruk tentang Tristan menghiasi benakku. Apa yang terjadi padanya. Dia baik-baik saja kan. Aku sangat merindukannya. Ini mungkin tidak masuk akal karena kami hanya tidak bertemu hampir seminggu, tetapi aku sangat mencemaskannya. Aku sayang padanya, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Attack [END]
Teen FictionNichole Tienna - Dalam keluarga dikenal sebagai troublemaker, (sebagian mewarisi sifat ibunya dimasa lalu). Di atas jalanan, dikenal sebagai juara bertahan. Di mata teman-teman, tak lebih dari anak rumahan yang suka mencari perhatian. Cewek seperti...