Kelas berakhir lebih lama dari dugaan Nichole. Wajahnya sedikit tertekuk tatkala mendengar sekian makalah yang harus disiapkan untuk pertemuan berikutnya. Begitu dosennya membubarkan kelas, dia langsung berjalan menuju pintu keluar.
Dia tahu beberapa teman dikelasnya masih meliriknya hingga benar-benar meninggalkan ruangan, tetapi dia cuek. Dia buru-buru mencari supir barunya yang menyebalkan dan minta dipulangkan. Dia tak bisa berkumpul dengan teman-temannya saat bersama pengawal merangkap supir itu. Pergelangan kirinya masih sedikit berbekas ketika dari mobil.
Dan Nichole bersumpah akan mengadukan hal itu pada ayahnya supaya dia mendapat jaminan pengawal lamanya. Bahkan bertemu dengan Deno. Ah itu lagi. Nichole merasa bersalah karena akhirnya tak dapat mempertahankan lelaki itu menjadi supirnya.
“Ish mana sih tuh orang. . .” Gerutu Nichole saat tiba diparkiran dan melihat mobilnya masih terkunci tanpa keberadaan sang supir disekitar situ. Nichole mengedarkan pandangan dan akhirnya menghembuskan napas jengah saat melihat Nicholas duduk disalah satu bangku dengan bungkusan roti digenggamannya.
“Ngapain lo disitu?!”
Nicholas buru-buru meremas kemasan berwarna cokelat muda sebelum melemparnya ke tempat sampah beberapa meter didekat mereka. Lemparan itu sukses tanpa meleset. “Seperti yang Nona lihat. Saya. . .”
“Nggak usah banyak bicara, cepet anterin gue pulang.” Kata Nichole memutar tubuhnya kembali menuju mobil. Namun baru beberapa langkah Nichole berhenti, dia merasa tak ada tanda-tanda Nicholas menyusulnya. Dan itu lagi-lagi memancing kekesalannya.
“Nicholas!”
“Nick. . .”
“A P A?!” Geram Nichole marah mendengar sebutan itu. Dia menoleh untuk melihat wajah Nicholas yang tetap saja tak berubah sejak mereka bertemu, kaku namun menawan.
Bisa dikatakan dari semua pengawal yang pernah silih berganti mendapat kesempatan mengawal putri tunggal keluarga Tienna, hanya Nicholas seorang yang terlihat muda dan berwajah tampan. Selebihnya adalah lelaki-lelaki berusia dijajaran tiga puluh tahun ke atas. Sayangnya itu tetap tak mengubah pandangan Nichole terhadap mereka yang dianggapnya sebagai pengganggu ketenangannya dalam menjalani kehidupan.
“Nona bisa memanggil saya Nick.” Kata Nicholas selagi membukakan pintu untuk Nichole tetapi cewek itu menepis tangan Nicholas dengan kasar.
“Itu nama gue!”
Nicholas memandang Nichole dengan tatapan bingung. Dia menopang tubuhnya sebentar disisi mobil. “Kalau begitu, berarti kita memiliki kesamaan Nona.”
“Najis. Gue nggak punya kesamaan apapun dengan lo. Jangan bawel deh, cepetan bawa gue pulang!” Teriak Nichole dari dalam mobil sebelum membanting pintu mobil. Nicholas mengangkat bahu dan menuruti keinginan majikan barunya itu.
Ditengah perjalanan Nicholas tak tahan untuk melirik bayangan majikannya dijok belakang. Cewek berambut pendek itu kelihatan kesal saat memainkan ponselnya lalu sesekali mengalihkan tatapan ke jendela. Dan kekesalan Nichole meningkat drastis saat tanpa sengaja Nicholas menginjak rem hingga tubuhnya hampir terjungkal ke depan.
“Lo kenapa sih? Cari masalah terus ama gue!”
“Ma-maaf Nona. . . tapi sepertinya mobil didepan itu tidak mau memberi kita jalan.”
Nichole menatap ke arah yang ditunjuk supirnya dan tak terkejut saat convertible hitam yang beberapa waktu lalu membuntutinya mendadak muncul.
Brengsek, mobil itu lagi. Dugaan Fortunio waktu itu salah, pemilik mobil itu sepertinya memang ingin cari masalah denganku, batin Nichole sebelum membuka pintu disebelahnya. Dia turun ke jalan disaat Nicholas masih memperingatkannya agar tidak melakukan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Attack [END]
Teen FictionNichole Tienna - Dalam keluarga dikenal sebagai troublemaker, (sebagian mewarisi sifat ibunya dimasa lalu). Di atas jalanan, dikenal sebagai juara bertahan. Di mata teman-teman, tak lebih dari anak rumahan yang suka mencari perhatian. Cewek seperti...