Sweet (?) Friend

739 59 6
                                    

Lanjut sebelum lupa. . .

SheJeanA selalu mengharapkan feedback dari kalian. Mungkin setelah ini lanjutannya agak lama karena masih sibuk, tapi karena tiap buka email dpt notif tambahan follower jadinya berasa gimana gitu kalo ga dilanjut. semoga tetap disuka yea :)

===============================

Veronica menyalakan Ferrari-nya dengan tak sabar dan segera tancap gas begitu komunikasi itu berakhir. Taraf emosinya sedang berada dalam jangkauan terburuk. Dia tak peduli bila Nichole hanya berniat menjebaknya atau tidak, tetapi yang jelas dia harus menemui cewek itu.

Ada sesuatu yang harus dibuktikannya. Dan apapun itu, harus melibatkan Nichole. Hanya cewek itu satu-satunya, tolak ukur bagi Veronica dalam menilai dirinya. Dia percaya dirinya lebih baik dari cewek itu.

Begitu mobilnya meninggalkan halaman parkir, Veronica segera tancap gas tanpa menyadari tatapan penasaran seorang yang terarah padanya. Sosok itu menggeleng sesaat sebelum melompat masuk ke dalam Jaguar hitam kepunyaannya dan diam-diam membuntuti jejak Ferarri itu sebelum jauh tertinggal.

*

Tak sampai dua puluh menit Ferrari merahnya telah berhenti tepat ditengah tanah lapang yang ditentukan. Vero mendengus tatkala dilihatnya tempat itu masih kosong dan sepupunya belum juga tiba.

Vero pun turun dari mobilnya dan terpaan angin sore itu menerbangkan rambut panjangnya yang baru saja diwarnai cokelat. Dia bahkan belum sempat mengganti dress berwarna peachpuff dan wedges putihnya, dia tetap cuek duduk dikap depan mobil sambil menunggu.

Beberapa saat kemudian BMW biru gelap yang sangat dikenalinya akhirnya tiba.

"Gue kira nggak datang." Cibir Vero pada pemilik kendaraan yang baru hadir itu.

"Gue nggak pernah lari, Ver." Ujar Nichole saat kepalanya hadir dari balik pintu mobil dan menatap Vero lurus-lurus. Rambut pendeknya terlihat acak dibawah terpaan angin sore itu dan penampilannya tak sedikitpun berubah. Jaket kulit hitam, tank top abu-abu didalamnya, jins setengah sobek dan bots senada.

"Jadi apa taruhannya kali ini?" Bisik Veronica bersedekap.

Nichole mendesah sebelum melangkah ke depan mobil. Dia mencoba tersenyum meski tak mudah, "Gue butuh rumah lama bokap lu. Kayanya disitu lebih aman buat gue menghilang, gimana?"

Vero menoleh ke arah Nichole yang bersandar di sisi BMW-nya dengan sinis. "Gue bingung, kenapa sih rumah itu yang lu mau. Emangnya rumah lain ga bisa lu dapat. Kenapa ngga minta apartemen aja sekalian?"

Mendengar nada ejekan dibalik penuturan Veronica membuat Nichole hanya bisa terkekeh. "Lu tahu sendiri kan gimana bokap nyokap gue. Mana mungkin gue bisa ngedapatin dengan mudah, udah deh bilang aja apa yang lu mau kalo menang nanti?"

Vero terdiam sambil menengadah ke arah langit yang hampir oranye sebelum kembali menatap cewek disampingnya. "Lu tahu apa yang gue inginkan. . . apa perlu gue tambahin yah, ah sekalian aja semua saham atas nama lu di Diamonds Enterprise. Semuanya!" Tandas Vero cepat seakan baru ingat kalau itu memang yang selalu diinginkannya. Ucapan itu tak tanggung-tanggung mengundang seulas senyum yang mendadak hadir diwajah Nichole.

"Hanya itu?!" Katanya lalu menunduk menatap tanah berdebu, "Lu tau sendiri kan gue nggak pernah peduli ama saham atau apapun itu. Dan asal lu tahu juga, gue nggak pernah memaksa siapapun buat jadi teman gue. Tapi kalo itu mau lu, nggak masalah."

Vero menggangguk setuju. Merasa yakin dengan kemungkinannya atas pertaruhan itu. Dia percaya dengan omongan Nichole. Karena dia tahu, sosok seperti Nichole pantang menelan omongannya apalagi sampai berbohong padanya.

Princess Attack [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang