~XI~

4.7K 157 2
                                    

Flashback

Tak lama setelah Tio menghilang dari jalan itu, Farhan menghentikan mobilnya tak jauh dari tempat ibu Bunga bicara. Awalnya dia tidak begitu tertarik dengan pembicaraan mereka, karena dia tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Namun, setelah melihat wajah wanita yang ada disana. Farhan ingat,  dia pernah melihatnya dari foto pemberian orang suruhannya. Dia yakin kalau wanita yang dilihatnya itu adalah ibu Bunga.

Farhan pun mulai tertarik untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"... aku janji akan membayar secepatnya."

"Aku tidak bisa memberimu pinjaman tanpa jaminan. Ayo katakan apa jaminanmu?"

"Sudah kubilang, aku tidak punya barang yang bisa dijaminkan. Aku hanya punya seorang anak." seru Ibu Bunga kesal.

"Kalau begitu, jaminkan saja anakmu padaku. Bagaimana?"

Dari kejauhan, Farhan melihat kalau ibu Bunga terdiam seperti memikirkan sesuatu.

" aku tidak bisa. Dia tidak sebanding dengan jumlah uang yang akan aku pinjam."

" ternyata kamu menyayangi anakmu juga."

" aku akan memberikan anakku pada orang yang bisa meminjamkanku uang lebih besar dari sekedar lima juta." komentar ibu Bunga sinis.

" terserah. Aku tidak perduli." balasnya.

Farhan sangat kaget mendengar ucapan ibu Bunga yang begitu kasar. Dia bahkan berani menjaminkan putrinya. " hah, ibu macam apa dia !" komentarnya dalam hati.

Farhan sangat marah dan tidak terima mengetahui kalau mungkin Bunga dijaminkan pada orang lain. Akhirnya dia memilih keluar dari dalam mobil dan menghampiri Ibu Bunga yang bermaksud untuk pulang.

" siapa kamu !" tanya Ibu Bunga sinis.

" perkenalkan, saya Farhan. Tadi saya sempat dengar, kalau Ibu butuh uang. Saya dapat meminjamkannya, ibu mau ?" tawar Farhan mencoba ramah.

Ibu Bunga mulai tertarik, dia lalu melihat penampilan Farhan yang begitu meyakinkan. Dia hanya tersenyum senang penuh arti.

" memangnya seberapa besar uang yang bisa kamu pinjamkan padaku ?" tantang ibu Bunga.

" berapa saja yang ibu butuhkan." jawab Farhan percaya diri.

" 20 juta. Kamu bisa meminjamkannya padaku !" ujar Ibu Bunga seakan menantang.

Farhan tersenyum, " aku akan meminjamkannya, asalkan ibu menjaminkan sesuatu yang berharga." pancingnya.

" aku akan jaminkan putriku, dia yang akan membayarnya. Jadi, jika dia tidak bisa membayarnya. Itu berarti dia akan jadi milikmu." ujar Ibu Bunga tanpa beban.

" dasar rubah tak tahu diri !" ujar Farhan dalam hati.

" baik. Temui aku di tempat ini lagi, aku akan memberikan uang itu, besok sore."

Mereka sepakat, keduanya pun tersenyum penuh arti. Farhan tidak sadar kalau ada suatu konsekuensi yang cukup besar dari tindakannya itu. Berbeda dengan ibu Bunga yang tak perduli lagi, yang penting dia mendapatkan uang dan bisa lari dari masalah kehidupan yang terus menekannya.

***

Tio datang menemui Heri ke tempat tinggalnya. Saat itu, Heri tengah diomeli ibunya karena salah mencuci pakaian.

" ada apa, Tio ?" tanya Heri, setelah melihat Tio datang.

Ibu Heri akhirnya menghentikan omelannya dan masuk ke dalam rumah, sambil menatap sinis pada Tio.

Hati yang terlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang