Awal#1

8.7K 513 1
                                    

"Anying....pulpen gue!!" Teriak salah satu murid kelas 3A.

"Ambil kalo bisa!! Co tangkep!!"

"Eh balikin ga! Kurang kerjaan banget sih loh!!"

"Tangkep Ja!!"

"Izzz kalian yaa"

Taakkk!!

Pulpen tadi mengenai kepala Rafa. Semua murid menatap ke arah bangku Rafa.

Gadis pemilik pulpen itu menjadi salah tingkah. Dia mendekat ke arah Rafa.

"Hmm..pulpennya punya gue" ucapnya malu malu.

Rafa memandang datar ke arah gadis itu. Lalu dia mengambil pulpen tersebut dan meletakannya di atas mejanya dan kembali membaca bukunya.

Gadis itu mengambil pulpennya pelan dan langsung berlari ke arah bangkunya. Teman teman gadis lainnya berhamburan kesana.

"Bekas tangan Rafa masa!!"

"Eh gue beli pulpen lo"

"Enak ajaa..."

"Eh gue beli goceng"

"Eh cepek cepek..."

"Bla..blaa..blaaaa..."

Mereka meributkan pulpen yg bekas pegangan Rafa.

"Bu Ambar otw guys!!" Suara murid laki laki membubarkan kerumunan gadis gadis itu. Semua duduk kembali ke tempatnya masing masing.

Rafa melepaskan earphonenya dan memasukannya ke dalam tas. Tapi dia tetap fokus pada buku yang dia baca.

"Selamat pagi anak anak!!" Sapa Bu Ambar.

"Pagii Bu Guru!!!" Sahut murid murid serempak.

"Anak anak hari ini kalian kedatangan murid baru. Pindahan dari German loh. Dena ayo sini masuk" ucap Bu Ambar pada  Dena yg sedang berdiri di luar pintu.

Dena melangkah masuk ke dalam. Semua mata memandang kagum padanya terutama murid lelaki.

"Gila cantik!!"

"Bule coy!!!"

"Stylenya keren"

"Bening oooii"

Dena tersenyum mendengar berbagai macam bisik bisik tentang dirinya. Semua itu hal biasa bagi Dena. Yah bukannya kepedean atau besar kepala tapi memang tidak bisa di pungkiri bahwa Dena adalah gadis yg sempurna.

"Dena silahkan perkenalkan diri km kepada teman teman"

Dena mengangguk mengerti . Dia maju selangkah ke depan. Dan tersenyum lebar menghadap teman barunya.

Rafa menatap ke arah Dena,sedikit kaget tapi kemudian dia mengalihkan pandangannya dan fokus kembali ke buku yg dia baca.

"Hai..perkenalkan nama gue Dena Arieta A. Gue pindahan dari German. Gue baru beberapa hari tinggal di Jakarta dan langsung sekolah disini. Gue suka banget sama hal yg berbau bau musik gitu. Gue juga suka banget jalan jalan dan juga belanja. Apalagi-.."

"Ehmm..cukup Dena."

Dena tersadar bahwa sepertinya dia sudah banyak bicara. Dia tersenyum malu menatap Bu ambar . Sementara anak anak lain hanya tertawa kecil melihat tingkah Dena.

"Hmm Dena kamu duduk di-....." Bu Ambar tampak mencari bangku kosong untuk Dena. Dan matanya jatuh pada......

"Ahh..kamu duduk di pojok sana ya. Di sebelah Rafa."

Anak anak langsung berbisik bisik begitu mendengar bahwa Dena akan duduk sebangku dengan Rafa.

Rafa yg merasa namanya di sebut langsung memfokuskan pada keadaan yg terjadi.

Mata Dena dan Rafa sempat beradu untuk beberapa detik tapi kemudian Rafa mengalihkan pandangannya. Dena yang berasa tidak mendapat sambutan positif dari Rafa hanya mengerucutkan bibirnya.

"Silahkan Dena, agar kita bisa melanjutkan pelajaran hari ini"

Dena menganggukan kepalanya dan berjalan menuju bangku Rafa. Sepanjang jalan menuju bangkunya Dena tak pernah lupa tersenyum menyapa teman temannya. Yahh itulah Dena yg ramah.

"Haii...Dena.." ucap Dena menyapa Rafa dengan mengulurkan tangannya. Tapi Rafa sepertinya acuh dan tidak mempedulikan Dena. Dena kembali mengerucutkan bibirnya.

"Ini orang sariawan kali ya" pikir Dena.

"Hmm geser dong. Gue duduk di pinggir ya."

Bangku Rafa memang ada di pojok dekat tembok jadi ada bangku di pinggir dan bangku yang mepet dengan tembok.

"Ini orang budeg apa gimana?"pikir Dena lagi saat Rafa sama sekali tidak melakukan pergerakan.

"Halooo...misi gue mau duduk sebangku sama lo" ucap Dena lagi kali ini lebih keras.

Murid yg dekat dengan bangku Rafa hanya bisa meringis kasian melihat Dena yg di acuhkan Rafa. Sepertinya bagi mereka nasib Dena sungguh sial.

"Yaelah lo budeg apa gimana." Ucap Dena lagi kali ini sambil mengambil alih buku yg sedari tadi di baca Rafa. Rafa segera melotot tajam ke arah Dena tidak terima kegiatan membacanya di ganggu. Sementara Dena yg menerima tatapan tajam itu hanya bisa menggigit bibirnya.

"Wajah ni cowok ganteng tapi serem" gumam Dena.

"Ckkk..!" Rafa berdecak kesal. Dia bangun dari duduknya dan minggir untuk memberi jalan pada Dena agar bisa masuk dan duduk dekat tembok.

"Gue ga mau duduk disana,gue maunya di pinggir aja. Soalnya ni ya kadang kadang gue pas jam pelajaran suka ke kamar mandi gitu kan nanti ribet kalo sampe harus suruh lo bangun. Lagipula kan na-."

Rafa merampas bukunya yg di pegang Dena dan segera duduk kembali.

"Ehh..."pekik Dena.

"Iyaa iyaa gue duduk di deket tembok . Bangun lo.." ujar Dena akhirnya mengalah.

"Ckkk." Decak Rafa lagi.

Rafa kembali bangkit dan memberi jalan untuk Dena masuk. Dena segera saja melewati Rafa dan duduk di bangkunya.

"Ahh..sekolah baru yeayy..." ucap Dena senang. Suaranya dia perkecil jadi hanya bisa di dengar oleh Rafa. Itupun kalo Rafa dengar.

Dena dengan semangat mengeluarkan buku dan alat tulisnya bahkan saking semangatnya Dena sampai menyenggol buku Rafa.

"Uppsss!!!" Dena menutup mulutnya. Sementara Rafa kembali mengeluarkan tatapan tajam pada Dena.

Rafa mengambil bukunya tanpa mengalihkan pandangannya dari Dena. Dena yg di pandang seperti itu hanya bisa meringis pelan.

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang