Pertengahan#1

7.7K 404 1
                                    

Hari ini langit sedikit mendung. Dena terlihat sedang bersiap siap di kamarnya. Sore ini dia dan Sena akan pergi bersama.

"Baju ini pas ga sih ya???" Tanya Dena pada pantulan dirinya di cermin.

Saat sedang bersiap siap ponsel Dena berbunyi.

"Si Ena Ena???" Gumam Dena saat melihat nama pemanggil di ponselnya.

"Haloo..."

"Naa...lo udah siap belum??" Tanya Sena.

"Ini lagi siap siap,kenapa deh?? Lo dh kangen banget ya sama gue?? Pengen cepet cepet ketemu gue?? Iyaa kan iyaa???"

"Bacot lo!!! Gue ga bisa jemput lo ni, kita langsung ketemuan di Mall aja ya. Nyokap gue mendadak minta di anterin beli kain nih. Sekalian aja kita ketemu di Mall nya ya!''

"Iyaa iyaaa dah. Gue langsung cabut sekarang."

"Ok..ok see u"

Dena menatap kembali ke cermin untuk memastikan penampilannya. Setelah merasa siap Dena langsung bergegas menuju ke Mall tempat dia dan Sena janjian.

Tak perlu waktu lama akhirnya Dena pun tiba di mall.

"Tuh anak dimana ya??" Dena berusaha menghubungi Sena tapi tidak bisa.

"Alamat jalan sendiri gue ni!! Tau gitu mending tidur di rumah sambil nonton upin ipin!!" Gerutu Dena.

Karena Sena tak kunjung datang akhirnya Dena memutuskan untuk jalan jalan sendiri disana. Dena masuk ke dalam butik baju, dia berniat untuk membeli beberapa baju karena memang dia  tidak terlalu banyak membawa baju dari German.

"Yg ini bagus!! Ahh yg ini juga..itu juga deh.."

Sama seperti wanita pada umumnya Dena juga hobi belanja dan dengan kondisi keuangan yg sangat berkecukupan hal itu tidak menjadi masalah buat Dena. Tapi dalam artian disini Dena hanya berbelanja sesuai kebutuhan bukan untuk berfoya foya.

Setelah mendapatkan yg Dena inginkan dia keluar dari Butik baju. Begitu kakinya keluar dari sana mata Dena menangkap sosok yg sepertinya sangat dia kenal.

"Rafa....?? Itu Rafa bukan ya?"

Dena melihat seseorang yg dia yakini iti Rafa. Karena rasa penasaran tinggi yg di miliki Dena dia pun berniat untuk mengikuti Rafa.

"Iyaa itu Rafa!! Ternyata dia hobi ngemall juga.." ucap Dena sambil terkekeh kecil.

Dena mengikuti Rafa dari jauh. Rafa ternyata memasuki sebuah toko yg menjual alat alat musik.

"Itu toko musik kan??" Dena memicingkan matanya memastikan bahwa yg dia lihat benar.

Cukup lama Dena menunggu di luar toko tersebut tetapi Rafa tak kunjung juga keluar.

"ngapain dia disana lama banget?? Apa gue masuk aja ya?Tapi kalo gue masuk nanti ketahuan lagi"

Sena yg sedari awal mencari keberadaan Dena menemukan temannya itu sedang berada di belakang pilar.

"Di cariin malah disana si Ena ena!!"

Sena menghampiri tempat Dena berdiri.

"Eh Dena!!" Ucap Sena sambil menepuk bahu Dena.

"Ehhh..sssstttttt" Dena segera menyuruh Sena diam saat melihat Rafa keluar dari toko.

Sena ikut melihat ke arah pandangan Dena. Dan dia terkejut saat mengetahui bahwa sedari tadi Dena menguntit Rafa.

"Lo ngapain coba nguntitin dia??"

"Gue penasaran. Ayo ikut gue!!" Dena langsung menarik Sena masuk ke dalam toko setelah Rafa pergi.

"Toko musik bukan sih ini??" Gumam Sena.

"Bukan..ini toko daging! Tuh liat di atas ada daging kebo!!" Ucap Dena yg membuat Sena mengerucutkan bibirnya kesal.

"Si Rafa ngapain ya disini?? Gue baru tau deh kalo dia suka musik. Gue lihat dia emang sering sih dengerin musik dari earphonenya."

"Coba tanya penjualnya aja,ada perlu apa Rafa kesini" usul Sena.

"Cakepp ide lo!!"

Dena dan Sena mendekati counter tempat pemilik toko berada. Toko itu lumayan besar disana ada berbagai macam alat musik. Mulai dari gitar,piano,biola dan lain lain.

"Permisi pak" sapa Dena begitu sampai di counter.

"Iyaa ada yg bisa saya bantu dek?? Mau beli alat musik apa??"

"Enggak pak,kebetulan saya kesini bukan untuk membeli sesuatu. Tapi saya menanyakan sesuatu!"

"Mau tanya apa dek??"

"Saya mau tanya tentang pengunjung cowok yg baru aja keluar dari sini. Dia ada perlu apa ya kesini pak??" Tanya Dena sopan.

"Ohhh..Dek Rafa??"

Dena dan Sena kaget ternyata Bapak itu mengetahui nama Rafa.

"Jangan jangan bapak ini orang tuanya Rafa!" Ucap Sena.

"Ngawur lo!!"

"Bapak kenal??" Tanya Dena lagi.

"Cukup kenal, dia sering membeli biola dan perlengkapannya di tempat saya. Dulu dia sering kemari bersama seorang wanita tetapi beberapa tahun terakhir ini dia lebih sering sendiri."

"Wanita??Biola??" pikir Dena.

"Apa dia bisa bermain biola pak??" Tanya Dena lagi.

"Saya kurang tau Dek,tapi dia sering beli biola disini."

"Ya sudah. Terimakasih banyak ya Pak."

Setelah cukup menerima info Dena dan Sena bergegas keluar dari toko. Dena terlihat masih sibuk memikirkan hubungan antara Rafa,biola,dan wanita.

"Siapa wanita itu?? Apa dia pacar Rafa?? Apa ini alasan Rafa cuek sama cewek?? Karena dia udah punya pacar??" Batin Dena.

"Dena...Dena.." panggil Sena.
Sena sedari tadi berbicara pada Dena. Dia ingin mengajak Sena makan. Tetapi seperti nya Dena sedang melamun.

"Denaa....." panggil Sena lagi kali ini lebih keras.

"Ehh apa??" Jawab Dena begitu sadar.

"Lo kenapa deh?? Mikirin Rafa?? Penasaran sama dia??"

"Iyaa Sen... gue bener bener penasaran deh. Apa hubungannya Rafa sama biola. Apa dia bisa main biola??"

"Lo penasaran sama biolanya apa sama cerita cewek yg pernah dateng sama Rafa ke toko itu???"

Dena sedikit terkejut dengan pernyataan Sena pasalnya memang itu yg dia pertanyakan.

"Eng-enggak lah ,, gue penasaran sama biolanya."

"Yakin???" Tanya Sena dengan tatapan jahilnya.

"Ya-ya-yakin!"

"Seperti yg gue bilang dari awal ya.. hati hati dari penasaran bisa jadi kebawa perasaan."

".........." Dena diam tidak mencerna perkataan Sena.

"Apa iyaa gue baper??! Elah!!"

"Jangan bengong lagi deh!! Makan yok..laper masa!!" Ajak Sena.

"Lo sih dari tadi di telponin ga bisa bisa."

"Hape gue lowbat masa! Bokap juga baru selesai beli kainnya. Dia langsung pulang pake mobil gue jadi entar lo anter gue pulang ya"

"Gampang mah itu!! Asal traktir gue makan ya!! Duit gue abis pake belanja ini" ucap Dena sambil menunjukan beberapa paper bag di tangannya.

"Siapp...!! Yok cuzz"

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang