Awal#2

8.2K 468 3
                                    

Pelajaran Bu Ambar akan selesai setengah jam lagi. Murid murid di berikan tugas menyelesaikan beberapa soal di papan tulis sambil menunggu bel berbunyi.

Tak sampai hitungan menit Rafa menutup buku tugasnya dan kembali membaca bukunya. Dena menatap bingung ke arah Dafa.

"Lo ga bikin tugasnya??" Tanya Dena.

Rafa diam tidak menanggapi pertanyaan Dena. Dia sudah selesai mengerjakan tugasnya. Bagi dia tugas itu sangat mudah.

"Eh gue ngomong sama lo,, lo bisu apa gimana?" Tanya Dena kesal.

Rafa menutup buku yg dia baca dengan keras sehingga membuat Dena tersentak. Rafa memandang tajam lagi arah Dena. Dia melempar buku tugasnya ke arah Dena. Dena membuka buku tugasnya dan mata Dena langsung membulat sempurna.

"Lo-lo udah selesai??" Ucap Dena tak percaya.

"Gila..bener semua ini,," ucap Dena lagi.

Bagi Dena pun sebenarnya soal ini sangat mudah. Tapi Dena tidak menyangka bahwa pemuda di sampingnya yg dia sendiri lupa namanya ini bisa menyelesaikan tugas itu dengan sangat cepat dan tepat.

"IQ lo keren masa!!" Dena menggelengkan kepalanya.

"Nama lo siapa??" Tanya Dena.

"Rafa." Ucap Rafa singkat padat dan jelas.

"Ra-fa.." Dena mengeja nama Rafa sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Lo hebat bisa nyelesain soal dengan cepat. Btw lo pindahan dari luar negeri juga apa gimana??"

"Ga."

"Terus??lo anak profesor ya??pasti papa lo guru ya."

"Ga."

"Ini orang irit banget ngomongnya. Apa jangan jangan dia kalo ngomong itu bayar kali ya?? " pikir Dena

"Terus apa dong..??" Tanya Dena lagi.

Rafa menghela nafas kasar,telinganya terasa panas mendengar pertanyaan gadis disampingnya yg tidak ada habisnya.

"Mending lo diem dan kerjain tugas lo!" Ucap Rafa.

Mata Dena berbinar di selingi dengan senyum lebar di bibirnya.

"Ini kalimat terpanjang yg lo ucapin." Seru Dena sambil bertepuk tangan sekali.

Rafa memicingkan matanya melihat tingkah konyol gadis disampingnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Bel istirahat telah berbunyi. Anak anak kelas 3A berhamburan keluar. Dena yg merasa belum mempunyai teman untuk ke kantin akhirnya memutuskan untuk mengajak Rafa menemaninya.

"Fa..kantin yuk. Gue kan baru belum tau dimana kantinnya. Bareng gue yuk gue traktir deh. Ada jual bakso ga sih disini. Demi apa gue kangen banget makan bakso di German ga ada yg jual. Lo mau kan an-"

Rafa bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Dena dengan segala ceritanya tentang bakso. Mulut Dena terbuka lebar saking kagetnya menyadari dirinya di acuhkan.

"Dia emang gitu." Ucap Sena salah satu murid kelas 3a yg duduk tepat di depan bangku Dena.

"Emang cuek gitu???" Tanya Dena

"He em.." sahut Sena.

Dena manggut manggut mencoba menganalisa seperti apa teman sebangkunya ini. Dia memang sangat diam dan tidak banyak bicara. Sikapnya juga dingin dan cuek. Seperti tidak peduli dengan sekitarnya.

"Btw gue Sena..lo Dena kan??"

"Eh iyaa.. gue Dena. Nama kita agak mirip gitu yaa ada ena ena nya. Tapi ga suka di ena ena hahaha"

"Hahahhaa" Sena ikut tertawa mendengar kata kata Dena. Menurut Sena gadis di hadapannya ini sangat supel dan gampang akrab dengan orang.

"Kantin yuk Sen, " ajak Dena.

"Ayoo..berlaku ga sih tadi traktiran yg lo tawarin buat Rafa. Gue mau dong"

"Ah lo denger!! Kuping lo!!!"

"Hahahhaa..ayoo traktir gue. Anggap sebagai salam perkenalan."

"Siap ena ena!!!" Gurau Dena.

Mereka berdua beriringan menuju ke kantin. Sepanjang perjalanan mereka besenda gurau seperti sudah lama kenal. Memang itu kelebihan Dena dia sangat mudah membangun chemistry dengan siapapun yg baru dia kenal. Kecuali si dingin Rafa.

Sesampainya di kantin Sena dan Dena terkejut melihat kondisi kantin. Dimana semua tempat duduk penuh.

"Gilaa..rame Sen.." ujar Dena.

"Iyaa..bisa ga dapet jatah kita ni.. gagal di traktir gue.."

"Ehh bentar." Dena mendekati meja paling pojok yg telah di duduki oleh seseorang. Tapi oranh itu duduk membelakangi Dena.

"Hai..boleh gabung ga ni?? Depan lo free kan." Sapa Dena.

Sena yg tau betul meja itu biasanya di duduki siapa segera mendekati Dena dan menarik Dena menjauh.

"Jangan disana deh!!"

"Kenapa??? Katanya lo mau di traktir. Meja itu doang yg masih lega. Ayoo ah..mau di traktir ga sih"

Dena menarik tangan Sena mendekat kembali ke meja itu. Dena langsung duduk di depan seseorang itu.

Mata Dena membulat dan mulutnya dia terbuka begitu melihat siapa yg ada di depannya.

"Lo!!!" Seru Dena.

Sena hanya menepuk jidatnya sambil meringis pelan. Sementara di depan Dena Rafa menatap tajam ke arah Dena.

"Gue udah bilang jangan kan tadi." Gumam Sena.

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang