Pertengahan#6

6.6K 407 0
                                    

Begitu sampai dirumah Dena segera berlari ke kamarnya tanpa mempedulikan papi dan maminya yg sedang bermesraan di ruang keluarga.

"Anak gadismu kenapa Pi???" Tanya Mami Dena.

"Entah mi, mungkin dia terburu buru." Sahut Andre sekenanya dan kembali mengelus rambut istrinya penuh sayang.

"Oh iyaa,bagaimana tentang pindah tugasmu??" Tanya Andre.

"Iyaa,mulai besok aku akan mulai bekerja di tempat dinas baruku. Dan aku ingin memberikan kerja terbaikku disana. Ini pertama kalinya aku berinteraksi langsung dengan para pecandu narkoba dan kupikir itu akan sangat menyenangkan"

"Apa kau tidak takut??"

"Takut??? Kenapa harus takut??" Jawab Teresia sambil terkekeh pelan.

"Ahh iyaa aku lupa,kau seorang psikiater terkenal. Pasti sudah sangat sering berhubungan dengan pasien pasien yg lebih gila dan berbahaya,iyaa kan???"

Teresia hanya tersenyum menanggapi pernyataan suaminya ini. Iyaa,pekerjaan Teresia adalah seorang psikiater. Namanya cukup terkenal di bidang psikologi.

Suara derap langkah kaki terdengar menuruni tangga. Dena yg sudah selesai membersihkan dirinya langsung turun ke bawah menemui Mami dan Papinya.

"Haii...Mi..." sapa Dena sambil memeluk maminya dari belakang.

"Haii sayang cantikku, sini duduk sama mami papi!"

Dena langsung duduk di tengah di antara mereka berdua. Andre hanya tersenyum melihat tingkah laku anaknya yg masih saja manja dan menggemaskan padahal sudah beranjak dewasa.

"Lagi pada ngomongin apa sih?? Ngomongin Dena pasti ya???" Tanya Dena.

"Engga sayang,mami sama papi lagi membicarakan tentang pekerjaan mami." Jawab Teresia.

"Kenapa memangnya,Mi??"

"Mami mu mendapat tugas baru sayang. Dia akan membantu para pecandu narkoba yg sedang di rehabilitasi."

"Wow...itu keren mi!! Dena juga pengen deh jadi kayak mami nanti. Kayaknya keren ya jadi psikiater,kita jadi tau kan bagaimana gerak gerik seseorang dan bisa membantu orang orang yg sedang ada masalah dengan hidupnya. Kayak si Rafa."

"Mami dukung kalo km mau jadi psikiater sayang. Tapi ingat!! Jangan gunakan keahlian kita untuk sesuatu yg negatif karena nanti hasilnya juga akan negatif buat kita." Ucap Teresia menasehati Dena.

Dena mengangguk mengerti dan langsug memeluk Teresia.

"Gue yakin ada sesuatu di kehidupan lo yg ga berjalan lurus Fa, dan parahnya lo ga mau berusaha buat ngelurusin itu. Lo tetep mempertahankan itu semua!!"

Sementara itu di sisi lain,Rafa sedang duduk di taman depan kamar Ola. Hendra yg melihat Rafa disana segera menghampiri.

"Fa...." panggil Hendra.

Rafa menoleh ke belakang sekilas tapi kemudian menatap kembali lurus.

Hendra duduk disamping Rafa tapi mereka berdua tidak ada yg berbicara.

"Kapan Kak Ola bisa sembuh bang??"tanya Rafa di tengah keheningan antara mereka.

Hendra menarik nafasnya berat sebelum menjawab pertanyaan Rafa.

"Menghilangkan kecanduaan seseorang ga mudah Fa. Banyak tahap yg harus di lewati. Terlebih lagi ada konflik lain yg kakak lo alami selain kecanduaannya."

"Kakak gue ga gila Bang," lirih Rafa.

"Gue ga bilang kakak lo gila Fa. Dia cuma trauma sama masa lalunya Fa. Dan kita perlu meluruskan semua tekanan yg dia alami."

"Terlalu banyak yg gue dan keluarga alami Bang. Dulu semua putih dan berwarna tapi dalam sekejap warna warna indah itu berubah menjadi hitam yg gelap dan pekat"

Rafa mengacak rambutnya asal, dia benar benar lelah dengan semua yg terjadi dalam hidupnya. Hanya Hendra tempat dia bisa menceritakan semuanya. Hendra adalah psikiater yg telah menangani keluarga sejak 4 tahun terakhir ini. Hendra juga yg berhasil menariknya saat dia hampir jatuh ke dalam jurang yg sama dengan kakaknya. Hendra tau semua tentang kelamnya masa lalu Rafa.

"Besok ada psikiater senior yg akan bantu kami disini. Dia psikiater yg terkenal hingga ke mancanegara. Gue bakalan minta dia buat fokus membantu Ola. Dan gue harap kita bisa mengandalkan dia."

"Gue harap Bang."

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang