Pertengahan#3

6.7K 402 0
                                    

Siang ini saat jam istirahat Dena memutuskan untuk tetap di kelas. Sena mengajaknya ke kantin tadi tetapi Dena menolaknya,sementara Rafa the cold chairmate nya sudah menghilang bahkan sebelum pelajaran berakhir.

Sejak pagi kondisi Dena kurang baik,perutnya terasa nyeri sehingga dia merasa kurang nyaman. Selama jam pelajaran tadi dia juga tidak berkonsentrasi.

"Gue kenapa ya?? Rasanya lemes banget!! Perut juga sakit,perasaan sekarang bukan jadwal datang bulan gue" gumam Dena.

Dena merebahkan kepalanya ke meja. Rasanya dia perlu istirahat sebentar. Berharap sakitnya bisa berkurang.

sementara itu di lapangan basket terlihat Rafa sedang duduk sendirian sambil mendengarkan musik lewat ponselnya.

Di dekatnya ada beberapa kumpulan siswi yg yg sedang memperhatikan Rafa mereka menyebut dirinya Rafa's Shipper kerjaan mereka adalah mengintai kegiatan Rafa,meng-candid foto Rafa dan memasukannya dalam akun jejaring sosial instagram. Termasuk kurang kerjaan sebenarnya tapi bagi mereka itu sangat menyenangkan.

"Benerin fotonya!!"

"Burem itu..burem"

"Aelahh!!! Sini gue aja yg foto!!"

Mereka masih heboh dengan kegiatan mengikuti idola mereka.

Rafa menatap langit yg siang itu redup dan mendung seperti akan turun hujan.

Rafa bangkit meninggalkan tempatnya dan berjalan menuju kelas.

Sesampainya di kelas Rafa melihat satu murid yg sedang meringkuk di mejanya. Dia sangat tau itu siapa.

Tanpa berniat menanyakan apa yg di lakukan Dena disana Rafa tampak acuh duduk di bangkunya dan membaca buku.

"Erghhhhh...." Dena merintih kecil dalam tidurnya.

Rafa menoleh saat mendengar suara rintihan dari sebelahnya. Dia melihat Dena tertidur tapi dengan keringat di keningnya. Dia tau bahwa gadis itu tidak dalam keadaan baik baik saja.Ada sedikit rasa khawatir yg dia rasakan. Tapi dia berusaha tidak mempedulikannya.

Satu menit berlalu....

Lima menit berlalu.....

"Ckkk!!" Decak Rafa.

bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan kelasnya. Dia berjalan menuju kantin.

Sesampainya di kantin dia mengedarkan pandangannya berusaha mencari seseorang. Begitu menemukan siapa yg dia cari Rafa langsung menghampirinya.

"Ke kelas sekarang." Ucap Rafa datar dan singkat. Kemudian dia langsung pergi meninggalkan kantin.

Sena mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat Rafa sudah pergi dari hadapannya.

"Dia ngomong sama gue bukan??" Tanyanya pada teman di depannya. Dia masih antara percaya dan tidak percaya bahwa Rafa menghampirinya dan mengucapkan kalimat untuknya.

"Iyaa sama lo,ke kelas cepetan!!" Ucap Meira.

Sena mengangguk mengerti. Dia bergegas ke kelas.

"Ada apa di kelas ya?? Apa jgn jgn dia mau nembak gue???" Batin Sena. Tapi sedetik kemudian dia memukul kepalanya.

"Punya Dena dia mah!!" Batin Sena lagi.

Begitu sesampai di kelas dia tidak melihat ada Rafa disana. Tapi dia terkejut saat melihat Dena sedang meringkuk di mejanya.

"Na...!Lo kenapa??!" Ucap Sena yg langsung menghampiri Dena.

Dena mengangkat kepalanya dan menggeleng pelan.

"Gue gpp,perut rada rada ga beres kayaknya."

"UKS yuk..." ajak Sena.

Dena menggelengkan kepalanya lagi.

"Gue gpp beneran. Lo udah selesai makannya??"

Sena terlihat berpikir tapi kemudian dia tersenyum sumringah. Dena menatap curiga senyum yg di tampilkan temannya ini.

"Lo napa dah??"

"Lo tau ga siapa yg nyuruh gue ke kelas???" Tanya Sena masih dengan senyum penuh artinya.

Dena mengerutkan dahinya pertanda bingung tapi  kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Lo mau tau ??" Tanya Sena.

Dena mengangguk.

"RAFA!!!"

"............."

Dena masih menatap Sena lekat. Entah karena dia masih belum sadar atau dia saking kagetnya.

"Ga percaya gue...." ucap Dena kemudian.

"Ihhh gue beneran ini!!"

"Lah kan ga-"

"Ekhem...!!"

Dena dan Sena bersamaan menatap sumber suara tersebut dan disana berdiri Rafa dengan tangan yg di masukan ke dalam kantong celana.

Sena langsung kicep dan kembali ke tempat duduknya di depan Dena. Kebetulan jam istirahat memang telah berakhir.

Entah akibat perkataan Sena tadi atau karena apa ,sekarang hati Dena seperti menari nari saat berdekatan dengan Rafa serasa ada banyak kupu kupu berterbangan disana. Dena memandang Rafa sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Dia sudah lupa dengan sakit perutnya begitu Rafa ada di dekatnya.

Rafa sepertinya menyadari bahwa ada sepasang mata yg memperhatikannya tapi seperti biasa dia tidak peduli.






Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang