53 - Reno Mawar

2.5K 106 2
                                    

"Dia cewek yang ngejar-ngejar gua dari pertama gua masuk sekolah, satu sekolah pun tau, tapi gua cuek, gak gua ladenin karena gua udah punya lo. Kalo lo gak percaya besok lo boleh ikut gua kesekolah." sejak tadi Reno berbicara untuk meyakinkan Mawar tapi tak ada respon yang didapat.

"Gak perlu gua mau pulang sekarang" sekian lama Mawar diam, akhirnya berbicara

"Mawar plis deh jangan kaya gini, ini cuma masalah gak penting gausah dibesar-besarin. Kita bisa nyelesaiinnya kalo kita saling percaya satu sama lain."

"Kenapa dia nelpon lo?" tanya Mawar sambil nengok ke Reno yang duduk didepan nya.

"Setiap hari dia nelpon gua, gua juga gatau dia dapet dari mana nomer gua. Setiap dia nelpon gapernah gua angkat. Nomernya aja gak gua save kan?" Pandangan Mawar beralih ke yang lain. Kepala Reno dijatuhkan diatas paha Mawar.

"Mawar plis percaya sama gua. Gua gamau lo marah sama gua. Plis percaya. Jangan pergi. Jangan tinggalin gua" Ucap Reno meyakinkan seorang Mawar, cewek yang dicintainya.

"Lo nangis?" tanya Mawar sambil mengangkat kepala Reno dari atas pahanya. Reno memegang kedua tangan Mawar.

"Plis percaya sama gua, cuma lo cewek yang gua cintai, gak ada yang lain."

"Iya iya"

"Iya apa?"

"Iya gua percaya sama lo. Maaf" tangan Mawar berjalan kepipi Reno menghapus air mata Reno.

"Bener?"

"Boong deng"

"Mawar plis" Mawar ngangguk

"Iya gua percaya sama lo, udah deh ah jangan nangis masa cowok nangis" ucap Mawar sambil menghapus sisa air mata Reno.

"Gua takut lo ninggalin gua"

"Gak akan Reno." Reno langsung memeluk Mawar.

"Jangan marah. Kalo lo marah sama gua tolong bilang jangan diem." ucap Reno dalam pelukan Mawar

"Mana ada orang marah bilang bangke"

"Harus bilang kalo sama gua."

"Iya iya" Mawar melepas pelukannya lalu mengambil sisir didekat sofa.

"Sini gua sisirin" Reno ngangguk

"Kan ganteng."

Cup....

Mawar mencium kening Reno.

"Masa cuma jidat" ucap Reno dengan suara manjanya

"Maunya apa?" tanya Mawar lembut

"Bibir"

Cup....
"Bentar banget, kaya ciuman anak SMA aja" kepala Reno ditempeleng Mawar

"Umur lo aja baru 17 nyet."

"Sini duduk disamping gua aja" lalu Reno duduk disebelah Mawar tepatnya diatas sofa.

"Kenapa lo bisa marah banget tadi" tanya Reno sambil meluk Mawar

"Dia bilang kangen sama lo. Dia bilang dia pacar lo. Gua aja gak ngaku-mgaku pacar lo walaupun emang bukan sih."

"Lebih berharga pacar atau calon istri?"

"Pacar belom tentu jadi istri, calon istri juga belom tentu jadi istri. Bisa aja lo nanti nikahnya sama yang lain"

"Mawar plis deh, udah beribu kali gua bilang kita bakalan nikah. Atau lo mau kita nikah muda aja. Gua sih siap aja" Mawar langsung menjambak rambut Reno

"Gak apa-apaan lo nikah muda." tangan Mawar lalu terlepas dari rambut Reno

"Lagian." lalu kepala Mawar dijatuhkan diatas bahu Reno dan tangannya memeluk pinggang Reno.

"Gua kalo punya anak maunya namanya Arjuna. Ganteng pasti nanti anak gua." ucap Mawar sambil memandang kedepannya

"Kaya ayahnya kan."

"Iya kaya ayahnya tapi bukan lo." tanpa rasa bersalah tangan Reno menoyor kepala Mawar yang ada dibahunya.

"Aduh sakit Reno." ucap Mawar sambil mengangkat kepalanya

"Mulut lo minta gua cipok."

"Nih" Mawar memonyongkan bibirnya. Reno tidak tinggal diam langsung mencium bibir Mawar dan melumatnya. tangan Reno pun tidak tinggal diam, berjalan ke leher Mawar, Reno lalu menyudahi ciuman mereka dan mencium leher Mawar hingga meninggalkan bercak merah cukup banyak dileher Mawar.

Saat ini Mawar udah dibawah Reno. Tangan Reno berjalan kepunggung Mawar dan dibukanya pengkait bra. Tangan Reno keluar dari dalam baju Mawar dan Reno menyudahinya dengan tiduran diatas Mawar, wajahnya disembunyikan dibalik leher Mawar. Mawar hanya diam membiarkan Reno melakukan semau Reno pada tubuhnya.

Mereka sama-sama diam cukup lama tak ada yang berbicara. Mawar menutup matanya membiarkan tangan Reno yang mengelus-ngelus pungggungnya. Mawar menggunakan kemeja seperti kemarin tetapi lebih traansparan dan celana pendek, sehingga terlihat warna bra yang digunakan Mawar. Sedangkan Reno hanya memakai celana pendek tanpa baju.

"Lo kenapa?" Reno geleng dari balik leher Mawar

"Gua cinta lo Mawar"

"Gua juga cinta lo Reno"

"Lo gak dingin? Kan lo gapake baju" Reno geleng

"Kan ada lo" Mawar ngangguk

Tiba-tiba bra Mawar ditarik Reno hingga terlepas dari tubuh Mawar.

"Ah si monyet lo apain sih" ucap Mawar dengan kesal. Melihat Reno membuang bra-nya kesembarang tempat.

"Mengganggu aja dia"

"Lo biasa tidur gapake bra kan?" tanya Reno

"Iya sih tapi kan sekarang gua tidur sama lo"

"Terus emangnya mau gua apain lo"

"Lo bisa ngeliat dong" tanya Mawar polos

"Ya bisalah gua punya mata"

"Minggir ah gua mau pake dulu." Reno mendekatkan wajahnya pada wajah Mawar.

"Mau pilih mana lo pake bra tapi kita berbuat, atau gak pake kita gak ngapa-ngapain"

"Babi lo" Reno senyum lalu dikecupnya kening Mawar. Reno melingkarkan tangannya pada tubuh Mawar.

"Enakan gini kan."

"Hmm"

"Punya lo kecil banget sih"

"Bodo amat" Mawar menutup matanya lalu memeluk Reno yang tiduran diatasnya. Reno menyembunyikan kepalanya lagi dileher Mawar kedua tangannya dijadikan bantal Mawar.

"Reno jangan nyium-nyium ih" ucap Mawar kesel karena Reno mencium-cium dadanya

"Enakan disini ternyata." Mawar menjambak Reno ketika kepala reno disembunyikan didadanya dan mencium dadanya berkali-kali.

"Sakit sayang"

"Lo ngapain sih ah."

"Gak ngapa-ngapain ih, pengen banget apa"

"Ydh jangan disini kepala lo."

"Emangnya gamau gua gedein apa?" goda Reno sambil mengedipkan sebelah matanya

"Gak"

"Ukuran lo berapa?" tanya Reno iseng lalu menutup matanya.

"Terserah lo deh mau ngapain. Gua ngantuk mau tidur."

Mawar memejamkan matanya kembali sebelum itu Mawar melihat Reno tersenyum. Mawar merasakan jika kepala Reno masih berada diatas dadanya. Mawar merasakan nafas Reno cukup tenang. Mawar membuka matanya kembali dan melihat Reno sudah tertidur. Mawar mecium pucuk kepala Reno.

"Good night My Candy. Lo manis. Segala tentang lo manis. Muah"

**

Ancur banget sumpah wkwkkw

**

Selasa, 20 Sept 2016. Pkl. 19.55

Next Generation [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang