Seorang laki-laki tampan dengan stelan jaket bloots warna Army dengan kaos warna hitam polos. Jeans panjang dan sepatu adidas hitam. keluar dari mobil sport-nya berwarna hitam lalu jalan kepintu rumah yang akan didatanginnya.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" jawab seorang gadis cantik dengan style rok pendek warna maroon dan baju panjang bergambar mahkota. ketika seorang pemuda tampan mengucapkan salam. Lalu tangannya digandeng pemuda itu masuk kedalam rumah.
"Ayo Raff masuk udah ditunggu Mamah Papah"
"Assalamualaikum tante om" ucap Raffa sopan lalu menyalim tangan kedua orang tua Luna.
"Walaikumsalam. Raffa iya?" Raffa ngangguk setelah ditanya wanita parubaya seumuran bundanya, walaupun sudah cukup tua tapi wajahnya tetap cantik, mirip Luna.
"Iya tan, maaf telat tadi jalanan macet banget" ucap Raffa tak enak, lalu duduk disamping Luna.
"Iya gapapa Raffa."
"Abis lulus mau lanjut kemana Raffa?" tanya papah Luna, kira-kira seumuran ayahnya. Masih gagah, tampan dan berwibawa.
"Aku ambil kuliah satu tahun om"
"Ohya. Kenapa cuma setahun?"
"Iya. Aku cuma belajar bisnis aja, setelah setahun itu Aku bakalan coba jadi manajer diperusahaan ayah om." ucap Raffa dengan gaya cool-nya
"Memang pengusaha apa ayah mu?" tanya Papah Luna
"Pertambangan, otomotif, perhotelan, properti, elektronik, cukup banyak om capek nyebutinnya" papah Luna terkekeh mendengar jawaban Raffa
"Siapa nama orang tua mu?"
"Nama ayah Rio Az..." ucapan Raffa terpotong papah Luna membuat Raffa, Luna saling liat-liatan.
"Rio Azraka Mahesa"
"Tau dari mana om?"
"Nama ibu mu Syifa Ananda Ajeng" Raffa ngangguk polos
"Om kok tau nama orang tua aku?" tanya Raffa bingung
"Siapa yang tidak kenal orang tua mu terutama ayahmu. Semasa sekolah ayahmu saja sudah dikenal banyak orang apalagi setelah ayahmu menjadi CEO dari Mahesa. Ketua maman geng. Cowok paling ganteng di maman" Raffa natap papahnya Luna penuh selidik
"Om kok tau sih tentang ayah aku?"
"Om teman akrab ayahmu. Tanyakan saja Raynald Muzaki." Raffa kaget
"Jadi om yang namanya Ray. Berarti om kenal Ariel?"
"Ariel Freedyansyah?" Raffa ngangguk sambil cengengesan
"Iya itu om maksud aku."
"Kami bertiga paling deket diantara Maman Geng" jawab papah Luna ternyata Ray-sahabat Rio dahulu saat SMA.
"Berarti om pencetak gadis cantik ini?" ucap Raffa sambil ngusap rambut panjang Luna didepan orang tua Luna.
"Emangnya Luna cantik ya?" tanya papah Luna, Raffa menjawab dengan anggukan kepala
"Tentu om, cantik seperti bundaku"
"Kamu ini sama banget seperti Rio, saat jatuh cinta sama cewek akan selalu memuji gadis itu setinggi mungkin."
"Besok-besok.ajak ayah bundamu kesini kita makan malam" ajak papah Luna, Raffa ngangguk
"Ayah susah ada jadwal kosongnya om, dirumah aja jarang" ucap Raffa, Ray ngangguk ngerti
"Selalu saja dari dulu"
"Kenapa kamu tidak langsung menggantikan ayahmu jadi CEO." tanya Ray
"Aku ingin membangun perusahaan sendiri om, nanti dari gaji aku jadi manajer untuk membangun perusahaan dan modal menikah." ucap Raffa
"Kamu ini mandiri sekali." Raffa senyum
"Ohya kabar ayah bundamu baik kan?"
"Iya baik om."
"Om dengar sepupu kamu melanjutkan sekolah di Belanda mendapatkan beasiswa."
"Iya om namanya Reno. Anaknya ibu Ridha, ayah Yoga."
"Ohya, om pikir anaknya Rian, dulu Rian dan Rio murid terpintar disekolahnya."
"Otaknya Reno gabungan dari Rio, Rian, Ridha om jadi pinternya keluberan." ucap Raffa asal
"Kita dicuekin iya mah" Raffa nengok kesebelahnya tempat wanita cantik yang berhasil ngerebut hatinya sejak pandangan pertama mereka saat masuk SMA.
"Maaf sayang, terlalu asik bernostalgia."
"Ohya om mau nanya, Ridha masih galak?" Raffa bingung
"Kenapa emang om"
"Dulu, Ridha sering ikut tauran, dan Ridha selalu berhasil ngalahin lawan, gak ada yang berani sama dia, walaupun beda sekolah tapi dia selalu diajak sama Rio tanpa sepengetahuan Rian tentunya."
"Pantes om, anaknya si Reno itu bandel banget." ucap Raffa
"Yoga juga bandel, cuma masih diawasin Rian jadi bandelnya gak terlalu keliatan." cerita Ray
"Kamu juga bandel Raff, sering ngerjain anak kelas lain nih pah, orang gak ngapa-ngapain malah dikerjain, ada waktu itu ban motor dikempesin pah sama Raffa, Reno, Elang."
"Elang?"
"Anaknya Ariel om " Ray hanya geleng-geleng kepala
"Foto copy-an Rio, Ariel, Yoga"
"Yaudah om aku pulang dulu ya, kalo ada waktu lagi kita ngobrol lagi, kasian bunda sendirian dirumah. kalo ayah ada waktu aku ajak makan malam bareng kita" ucap Raffa sambil berdiri
"Iya sudah gapapa. Salam untuk ayah bundamu. Hati-hati dijalan" ucap Ray, Raffa menyalim tangan orang tua Luna, lalu jalan kearah pintu bersama Luna.
"Iya om, tante Saya pulang dulu"
"Iya Raffa"
"Aku pulang ya sayang" ucap Raffa saat udah didepan mobilnya. Luna ngangguk dalam rangkulan Raffa.
"Hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut udah malem. Kalo udah sampe rumah kabarin aku." ucap Luna
"Iya sayangku." ucap Raffa sambil mengecup kening Luna.
"Om tante udah masuk kan?" tanya Raffa sambil liat-liat kedalam rumah.
"Udah. Kenapa?" tanya Luna sambil liat kedalam rumahnya.
Raffa langsung mengecup bibir Luna kilat.
"Aku pulang. Loveyou sayang"
"Loveyou to."
**
Minggu, 11 Sept 2016. Pkl. 23.20
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Generation [ENDING]
Ficção AdolescenteHANYA FOLLOWERS YANG DAPAT MEMBACA CERITA. ADA BEBERAPA PART SECARA ACAK DIPRIVATE TERMASUK PART 11, ACAK, 60,61 DAN ENDING SILAHKAN FOLLOW JIKA INGIN MEMBACA. TERIMAKASIH "Kita Penerus Persahabatan Mereka" [Sq: SAHABAT KEMBAR ] #184 TEEN FICTION. 2...