Cahaya matahari menembus tirai jendela kamar. Aku memicingkan mataku. Masih tidak merubah posisi tidurku. Justru menelungkupkan badanku ke dalam selimut. Bunda sudah berteriak membangunkanku. Namun aku memilih untuk tidur kembali.
Hingga bunyi ponsel berdering, dengan berat hati aku bangkit dan berjalan mengambil ponsel lalu mengangkatnya.
"Halo? Sapa sih telpon pagi-pagi.."
"Aurelllll lama amat sih lo. Gue udah nunggu di depan rumah lo nih."
"Sabar napa. Jam berapa sih emang?"
"Udah jam 7 nihh..."
"HAH?! Jam 7?" teriakku kaget lalu segera berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap.
10 menit kemudian, aku sudah berseragam rapi. Aku pun segera mengambil ponsel dan tas sekolahku lalu berlari keluar kamar.
"Bundaaa kok nggak mbangunin Aurel sih? Kan telat jadinya."
"Aurel, bunda udah mbangunin daritadi tapi kamunya yang gak bangun-bangun. Udah cepet bawa bekal ini terus langsung berangkat. Anya udah nungguin dari tadi tau.
"yaudah, bye bun." ucapku dan segera berlari keluar rumah lalu masuk ke dalam mobil warna putih milik Andin.
"Eh dasar princess mbangkong! Lama amat lo"
"Hehe sabar lah, Nya." ucapku pada Andin, sahabat gue yang paling bawel tapi baik. Setiap pagi aku biasa dijemput sama pulang bareng dia sih. Udah biasa.
"Eh mana bekal buat gue?" pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari mulut Andin. Yah, karena setiap hari gue selalu minta dianter jemput sama dia, akhirnya dia selalu minta jatah makan. Biar impas lah ya.
Sekitar 15 menit kemudian, kami sampai di depan gerbang sekolah. Dan sialnya pintu gerbang sekolah udah ditutup. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 dan Mang Ucup, satpam sekolah gamau mbukaiin gerbang buat kita. Emang telat sih.
"Mang, bukaiin dong gerbangnya. Kita ada ujian hari ini. Bapak gak kasian apa?!" ucap Andin tidak terima.
"Tidak boleh non. Kalau sudah telat ya itu nasib."
"Tau apa Mang Ucup tentang nasib hah?" tambah Andin. Dia emang ngasal kalau ngomong.
"Yaelah non. Mang Ucup kan hanya menjalankan tugas dari kepala sekolah."
Aku dan Andin sempat berpikir lama untuk mencari alasan ataupun ide lain. Namun tiba-tiba ada seorang lelaki datang. Seragamnya sih sama kayak kita. Cuman mukanya gak pernah liat. Mungkin anak baru ya.
"Pak, ini SMA apa?" pertanyaan itu membuatku mengernyitkan dahi. 'Apaan sih maksut nih cowok. Anak baru mah gak gini juga. Udah pakek seragam sekolah sini gak tau nama sekolahnya.' Batinku dalam hati.
"Oo ini SMA Jaya den."
"Den anak baru ya?" tambah Mang Ucup.
"Oh bukan pak. Saya lahir tahun 1999 udah lama itu pak. Gak baru lagi."
"Aduh den maksut saya murid baru ya?"
"Ooh iya kalo itu."
"Yaudah langsung masuk aja den." ucap Mang Ucup. Cowok itu berjalan msuk ke dalam sekolah. Aku dan Andin pun memiliki ide yang cemerlang.
"Mang, kita masuk juga ya.. Nganterin murid baru mang. Daripada dia kesasar." ujar Anya.
"Ehh gak bisa. Kan kalian telat." sela Mang Ucup
"Yauda lah sekali aja ya non..." dengan berat hati Mang Ucup berkata begitu.
"Yey! Makasih pak." ucap aku dan Anya lalu segera berlari masuk ke sekolah meninggalkan cowok itu.
Sesampainya di kelas, kami dimarahi habis-habisan. Itung-itung ini hukuman buat kita berdua. Jam pelajaran pun berlanjut. Hingga istirahat pun tiba. Aku berjalan keluar kelas menuju kantin. Sedangkan Andin sibuk makan bekal yang aku bawaiin di kelas.
Aku berjalan menyusuri koridor. Banyak anak-anak kelas lain yang ngobrol. Aku sedikit mendengar tentang obrolan mereka. Dan ternyata mereka lagi ngomongin anak baru. Apa mungkin itu cowok tadi?
Bruk!
Aku tersadar dari lamunanku dan ternyata aku menabrak seseorang. Betapa bodohnya aku berjalan dengan pikiran yang melayang. Aku terjatuh ke lantai dan berusaha berdiri.
"Eh sori sori. Gak sengaja." suara itu. Aku pun mengangkat wajahku. Dan benar! Dia cowok yang tadi pagi. Anak baru itu.
"Nggak apa nggak apa." jawabku pelan.
"Eh beneran nggak apa?" tanyanya lagi. Lalu kujawab dengan satu anggukan. Aku pun berdiri.
"Kamu anak yang telat tadi pagi ya?" tanyanya lagi. Aku pun menganggukan kepala lagi.
"Kenalin, aku Alfaro anaknya Ahmad Dhani. Adiknya Alghazali. Kakaknya El sama Dul. Tidur di malam hari dan status jomblo." jawabnya. Aku baru sadar ternyata semua anak di sekitarku berteriak histeris melihat aku berbicara dengannya. 'Nih ana ngomong apaan sih. Gaya amat.' Aku pun tidak mau kalah.
"Aku Aurel Leticia Seraphine anaknya bunda sama ayah. Tidur di malam hari status jomblo." jawabku.
Hari itu untuk kedua kalinya, aku bertemu dengannya. Dia ternyata satu angkatan denganku. Kelas kami juga bersebelahan. Dia Alvaro cowok ganteng dan lucu yang sekarang jadi populer di sekolah. Dan aku tidak menyangka akan menjadi temannya. Atau mungkin lebih dari teman?
--------
Halooo maaf update ulang lagi dikarenakan buntu hehe jd ak revisi ulang deh
Baca terus kelanjutannya yaa
Semoga suka vote dan comment jangan lupa.
Bye bye kiss bye dari author❤
![](https://img.wattpad.com/cover/89831948-288-k903952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
4A
RomanceHanya kisah remaja biasa. Yang baru merasakan jatuh cinta. Dan sakitnya patah hati "Kalau ada orang yang bilang aku sayang kamu itu pasti boong. Soalnya yang ngomong bukan aku."