dua puluh empat

109 10 0
                                    

Malam pun tiba,  aku sudah berganti baju mengenakan dress hitam selutut dengan motif garis-garis. Sekarang sudah pukul 6 lewat 15 menit. Itu pertanda bahwa sebentar lagi waktunya makan malam.

"Rel, bedak lo dimana?" tanya Andin.

"tuh depan kaca." jawabku sambil mengarahkan jari telunjukku ke arah kaca.

"pinjem yee.."

"mangkanya beli sendiri dong." sahut Anya yang baru selesai berganti baju.

"gue kan lagi nabung guys..." balas Andin tidak mau kalah.

"terserah deh, by the way jam setengah 7 kita harus sudah turun ke aula lo. " ucapku mengingatkan.

"iye iye bentar, gue dandannya cepet kok."

Aku mengambil handphone ku yang sedari tadi di cas di sebelah kasur. Saat kunyalakan,  tampak notif muncul di layar handphone ku. Alva!

Alva : sini turun

Aurel : iyaa bentar nungguin Andin

Alva : kok lama

Aurel : Andin lama iniloo

Alva : aku gak kuat

Aurel : gak kuat apaan ih, kebelet?

Alva : kangen

Aurel : alay ah!  bye!

'dasar Alva, selalu aja bikin baper.' batinku.

"Ndin,  buruan lama amat gue sama Anya duluan lo ya... " kataku sambil melangkah menuju pintu kamar.

"waitttttt.... "

Sesampainya di aula, banyak siswa yang sudah berkumpul disana. Termasuk Alva. Tidak perlu dicari,  dia pasti yang paling beda dari yang lain. Sebelum aku hendak memanggilnya, dia sudah melihat aku duluan.

"Hai Rell"

"Alva! Kamu ngapain pakek baju pink gini hah? "

"habis lupa bawa kos lebih,  yang ada cuma ini. "

"astaga. "

"tapi lucu kan kalo aku pakek baju gini? "

"mana ada.  Jijik! "

"ih kok gitu yaudah aku peluk lo ya di depan banyak orang juga. "

"gak mauuuu."

"dihh yauda aku ke temen-temenku dulu ya. "

"iyaa bye bye... "

"kiss bye dong."

"males banget."

Alva pun pergi ke teman-temannya. Aku kembali berkumpul dengan Andin, Alva dan Afga. Karena makanan sudah dihidangkan secara prasmanan, kami pun berbaris mengambilnya. Di sela-sela aku menyantap makananku, tiba-tiba Andin memukul-mukul pundakku.

"Rel, Rel lihat deh itu kan Aldo. Dia dateng Rel. " ucap Andin heran.

"hah siapa? mana sih? " tanyaku bingung.

"itu itu lihat Aldo Rel. " tambah Anya menegaskan sambil menunjuk ke arah pintu masuk aula.

Dan benar. Seorang lelaki memasuki aula dengan celana tanggungnya yang berwarna cream dan kaos hitam yang membuatnya tampak sexy.

Dia melangkahkan kakinya memasuki aula lalu berbaris mengambil makanan dengan sangat santai. 'bisa-bisanya dia dateng seenaknya cuma buat makan gini.'

"Hei." suara itu menyadarkan lamunanku. Ya. Aldo.

'baru aja diomongin eh anaknya udah disini.' batinku.

"elo kok bisa disini Do?" tanyaku heran.

"ya bisa lah." balasnya.

"woi dasar enak amat lo." sahut Andin sambil memukul lengannya.

"Yes,  gue ada temen di kamar. " sahut Afga pula.

Setelah kehadiran Aldo, lengkap sudah grup kelas kami. Karna jam makan malam sudah selesai, tidak ada kegiatan lagi. Aku, Andin dan Anya berjalan jalan di taman dekat kolam renang.

"Eh udah jam 9 malem nih,  balek ke kamar yuk tidur." ucap Anya tiba-tiba.

"iya nih mata gue udah gabisa melek lagi." sahut Andin.

"yauda deh ayo." ucapku.

Namun saat perjalanan menuju kamar, langkahku berhenti karna melihat seorang lelaki duduk di sebuah gazebo dengan novel di tangannya. Ya. Aldo.

"by the way guys , kalian duluan aja deh. Gue mau ke sana dulu. " ucapku.

"yauda yauda kita tinggal ya. " jawab Anya sambil menggandeng Andin yang sangat mengantuk.

Aku pun berjalan mendatangi Aldo.

"WOY!" teriakku sambil mendorong bahunya.

"apaan si ngagetin aja." balasnya.

"asik banget mas mbaca novelnya. " ucapku jail.

"sst... "

"dih cuek amat. " ucapku menggerutu.

"yauda deh gue balik ke kamar aja ngantuk. " tambahku.

"yauda sana. " balasnya ketus.

"BYE! " aku pun peegi meninggalkannya karena merasa kesal tidak direspon dengan baik. Dasar beruang kutub,  dinginnya kebangetan.

Sesampainya di kamar, aku tersadar handphoneku tidak ada di saku celana. Padahal seingatku terakhir tadi aku pegang. 'apa jangan-jangan tertinggal di gazebo?' tanyaku dalam hati.

Disisi lain, Aldo yang sedang asik-asiknya membaca novel mendengar bunyi telefon dan getaran di dekatnya. Ternyata itu berasal dari ponsel Aurel.

Karna tidak ingin berisik,  Aldo pun mengangkat telefon tersebut tanpa tahu siapa yang menelfon.

Halo?

Siapa ini? Mana aurel?

Ini Aldo,  hpnya ketinggalan di taman.

Dan seperti yang kalian tau,  suara itu suara Alva. Apa yang akan terjadi setelah ini sepertinya sudah banyak yang tahu. Tapi siapa sangka bisa terjadi hal lain?

---------------
Author speaking!
Maaf yaa lama bgt updatenya
Jangan lupa kasi saran dan vomment yaa bye byeee





4ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang