dua puluh tiga

138 9 0
                                    

05.19 , Jogja

Pagi ini, rasanya diriku lebih fresh dari biasanya. Masalahku dengan Alva juga sudah selesai. Aku harus happy happy di Jogja!

"Nyet, gue udah selesai mandi nih. Giliran lo sekarang " teriak Andin yang baru keluar kamar mandi.

"iyaa iya bentar."

Aku pun berjalan menuju kamar mandi dengan membawa handuk dan baju ganti. 20 menit kemudian, aku keluar dari kamar mandi dengan kaos kuning mustard dan celana monyet berwarna hitam.

"Anyaaa giliran lo, mandi sana." teriakku kepada Anya yang masih tertidur pulas di kasurnya. 'dasar kebo, mbangkong terus bisanya.' batinku.

"Eh ciee yang kemaren habis baikan ya sama Alva...." ucap Andin menganggu.

"ih apaan sih, biasa aja kali." balasku lalu segera duduk di depan meja rias untuk berdandan. Kenapa hari ini rasanya sangat berdebar ya....

06.30

Semua siswa sudah berkumpul menuju tempat sarapan. Aku dan teman-temanku berbaris mengambil makanan. Lalu kami mencari tempat duduk. Mataku terus mencari tempat yang kosong. Namun tiba-tiba ada tangan yang menutupi pandanganku.

"Pagi Princess..."

Yup! Alva! Dengan senyumnya yang selalu menyegarkan.

"PAGI PANGERAN KODOK!" balasku lalu berjalan sambil membawa sarapanku dan mencari tempat.

"hei, kok pangeran kodok sih. Ganteng gini padahal. Yaudah gapapa berarti kalo aku pangeran kodok, harus dicium princess dulu kan biar jadi pangeran yang ganteng kayak di dongeng dongeng gitu." ucapnya sambil menunjukkan muka sok imutnya dengan bibir yang agak dimanyunkan kedepan. 'Duh gemesssss bangetttt hm' batinku

"ih jangan ngarep." namun kata inilah yang justru keluar dari mulutku.

Aku pun menemukan tempat duduk bersama dengan teman-temanku yang lain. Ada Anya, Andin, Afga, dan.... Tentunya Alva ikut duduk disebelahku meskipun gerombolan teman alias geng nya duduk di tempat lain.

"sini sini aku suapin." ucapnya.

"gamau kodok." balasku ketus.

"ih jutek amat. kalo gitu aku aku cium kamu lo." ancamnya.

"ih gamau kodok!" kataku bersih keras.

"yauda mangkanya sini aku yang suapin aja. Kan kamu princess, jadi harus dilayani dan dijaga oleh pangerannya."

"tetep aja aku gamau kalo pangerannya kodok." aku pun sedikit tertawa karna ngakak sama ucapanku sendiri.

"yauda deh aku cari princess yang lain aja." katanya lalu hendak bangkit berdiri namun langsung kucubit lengannya.

"HEH! BRANI?!" ucapku dengan nada sedikit jengkel.

"loh kan.... Iya iya aku tau kamu itu gamau kehilangan pangeran kodokmu ini." ucapnya dengan tertawa malu sendiri.

"HIH GEER!" balasku ketus lalu melanjutkan sarapanku walaupun tetap diganggu oleh kodok satu itu.

"yaudah ya, aku kesana dulu. Makannya dihabisin oke." ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.

Selesai sarapan pagi, kami semua disuruh berkumpul di pendopo untuk pengarahan selanjutnya. Dan ternyata setelah ini kita akan pergi outbond!

"Relll ayo kita ke area outbond. Naik flying fox yukk..." ajak Anya

"engga ah, takut ketinggian gue." balasku.

"halah, gak seru banget sih loo." ujar Andin.

"udah kalian sana aja, biar gue yang nemenin Aurel." ucap Afga tiba-tiba datang.

"nah yauda Ga, titip ya gue sama Anya kesana dulu oke... Bye bye." ucap Andin langsung meninggalkan.

Dengan terpaksa, aku harus menunggu mereka dengan Afga. Rasanya sebenernya menyenangkan setelah sekian lama kami tidak dekat seperti dulu lagi.

"Rel, duduk situ aja yuk sambil nunggu." ucap Afga sambil menunjuk kursi kayu di bawah pohon.

"oo iya iya." balasku agak kaku.

"udah lama ya Rel udah ga duduk bareng berdua gini..." ucapnya dengan pandangan kedepan.

Aku sadar. Bahwa dari dulu hingga sekarang perasaannya masih belum berubah. Terhadapku.

"iya nih Ga.... jadi nostalgia ya."

"kamu gimana sama Alva?"

"uhm baik kok."

"Alva beruntung ya...."

sejenak kami berdua diam. Yang terdengar hanya suara anak-anak yang sedang outbond. Lamunanku tersadar saat seseorang memegang pundakku. Aku pun menoleh.

"Alva?"

"kamu ngapaiin disini?"

"ohh... itu.... lagi nungguin Andin sama Anya tuh."

"Hei Va." sapa Afga dengan agak canggung.

Dan seperti biasa Alva hanya membalas dengan tersenyum paksa.

"yaudah gue kesana dulu ya, kayaknya mereka manggil." ucap Afga dengan muka canggung dan aku tau bahwa itu bohong tidak ada yang memanggilnya. Ini semua karna Alva. Dia tidak ingin menambahkan masalah diantara kita berdua. Afga pun menjauh.

"Va, ayo kita kesana kayaknya bagus deh pemandangannya kalo dari situ." ajakku untuk mencairkan suasana.

"males ah." balasnya ketus. Dengan muka betenya yang sangat menggemaskan

"ih cemburu yaaa..." ucapku untuk menggodanya.

"apaan sih."

"kalo gitu coba kejar aku!"

Aku pun segera berlari ke arah danau, sambil menoleh kebelakang memastikan apa Alva akan mengejarku. Awalnya dia masih diam disana, lalu dia mulai tersenyum dan berlari mengejarku.

Aku rasa, Alva sudah mulai mengerti kondisiku sekarang. Meskipun sedikit cemburuan dan marahan, tapi dia selalu berusaha membuatku tetap tersenyum.

Alva memang terbaik!!!

----------------------------

Author speaking!!!
Maaf banget lama updatenya :(
Lagi habis uas nihh dan sekarang udh musim liburan yeyyy
Yuk ikutin terus cerita ini yaaa
Jangan lupa vote dan commentnya
Jangan jadi siders!!!

Bye bye


4ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang