kring kring kring...
Bel telah berbunyi, itu menandakan bahwa kegiatan belajar pada hari ini telah dimulai.
"Selamat Pagi anak-anak." ucap Bu Pri wali kelas kami.
"Pagi bu...."
"Pagi ini Bu pri ada kabar gembira buat kalian semua."
'kabar gembira apaan ya kira kira' batinku
"Jadi sebentar lagi sudah waktunya kegiatan pariwisata. Dan tahun ini kepala sekolah telah menentukan tempat tujuannya yaitu.... Jogja!"
semua anak di kelas pun bersorak ria, termasuk aku, Anya, Andin, Afga. Tapi ada satu anak yang tidak senang bahkan tidak berekspresi. Yah, siapa lagi kalau bukan si cowok pendiam , Aldo.
Dia terlalu sibuk dengan bukunya. Tidak pernah peduli bahkan tidak mau peduli. Itulah dia. Setelah kabar gembira itu, Bu Pri menyuruh kami untuk membuat kelompok yang berisikan 5 anak. Semua anak pun ribut mencari anggota.
Oke, 5 anak ya? Dan sudah kuputuskan...
"Oke, kelompok kita gue, Andin, Anya, Afga dan..... Aldo. Setuju kan? Oke fix semua setuju." ucapku semangat sambil mencatat di secarik kertas.
"ehhhh?! gak salah nih Rel?" sahut Andin kaget.
"Kok tiba-tiba Aldo sih Rel?" tanya Anya.
"Dia pasti setuju kok, lagian dia gapunya temen lain selain kita, hahahaha, yakan Do?" tanyaku ke Aldo, yang bahkan tidak ditoleh sama sekali.
"gue gak ikut pariwisata." ucapnya pelan dengan tatapan yang masih tertuju pada bukunya.
"Hah?! kok gitu, wajib ikut tau." ucapku dengan nada sedikit di tinggikan lalu menghampiri dan mendekatinya.
"kalo gue bilang gak ikut ya gak ikut." ucapnya lagi.
Dengan jengkel dan pasrah aku meninggalkannya dan kembali duduk di bangkuku. 'Dasar cowok nyebelin, ribet banget sih tuh anak.' batinku kesal.
Jam istirahat pun tiba, aku mencari Aldo untuk membujuknya agar ikut pariwisata. Namun saat aku melihat di kelas, dia tidak ada. Aku pun keluar kelas dan terus berjalan di sepanjang koridor mencarinya.
Usahaku mencarinya di sekeliling sekolah sia-sia. Aku baru sadar satu tempat yang pasti dia datangi. Perpustakaan. Aku pun berjalan kesana, dan benar dia duduk di tempat biasanya. Aku pun duduk di depannya.
"ngapain lo kesini? Mau buat gue dihajar sama pacar lo lagi?" ucapnya ketus.
"ih apaan sih, gue kesini mau gnomong baik-baik tau. Nyolot amat." balasku ketus juga.
"yadeh, ngomong apaan?"
"ya itu, tentang tadi. Pariwisata."
"udah gue bilang gue gak ikut."
"ya kenapa, ini kan kesempatan Do, lo kan baru pindah masa gamau buat momen atau kenangan gitu sama temen-temen?"
"buang-buang waktu." ucapnya lalu menutup buku dan berjalan ke rak-rak buku.
"ihhhh buang-buang waktu apanya coba." ucapku sambil mengikutinya dari belakang.
"gue sibuk, gaada waktu buat seneng-seneng. Ayo balik udah bel masuk tuh." ucapnya lalu berjalan keluar dari perpustakaan.
'dasar nyebelin! maksutnya baik mau ngajak biar seneng-seneng, eh malah dianya ketus gitu.' batinku sebal
Aku pun berjalan mengikutinya. Rasanya ingin sekai membujuknya untuk ikut pariwisata. Tapi pasti usahaku sia-sia. Dia tidak berminat dan bahkan tidak peduli.
Tak lama, kami pun hampir sampai di kelas, ternyata ada Alva berdiri di depan pintu kelasku. Dengan muka kesal. 'kenapa sih dia selalu ada pas waktu yang gak tepat. Ini pertanda buruk.' batinku.
"Darimana aja kamu?" tanya nya ketus
"Perpustakaan Va." balasku pelan.
"Sama dia? Lagi?" ucapnya lalu menunjuk dan menoleh ke arah Aldo.
Seperti biasanya, Aldo tidak peduli dan terus berjalan hendak memasuki kelas. Namun, Alva menghalangi pintu kelas dengan tangannya.
"Lo kenapa sih deket-deket sama cewek gue terus?" ucap Alva dengan nada lebih tinggi.
"Udah lah va, apaan sih. Tadi itu cuman mbahas tentang pariwisata. Kita itu saru kelompok. Gausa bikin ribut napa." ucapku lalu menarik tangan Alva agar tidak menghalangi Aldo.
Aldo pun hanya menoleh dan sedikit tertawa kecil seperti heran dan kesal. Lalu dia kembali berjalan masuk ke dalam kelas.
"Kamu kenapa sih selalu belaiin dia?"
"belaiin apanya sih? emang dia ga salah kok."
"oh jadi aku yang salah?"
"ya gak gitu juga Va, kamu kenapa sih kok marah-marah mulu. Aku udah bilang kalo ga ada apa-apa va, ngapain juga aku bohongin kamu."
"aku gak suka kalau kamu deket-deket sama dia."
"dia kan temen kelas aku va, kamu gabisa ngelarang aku seenaknya dong buat berteman sama siapa pun."
"pacar kamu siapa sekarang?! Aku kan? Terus kenapa kamu lebih mentingin temen-temen kamu?" bentaknya.
"terserah kamu deh va. Aku capek." ucapku kesal lalu hendak meninggalkannya.
"aku belum selesai ngomong Rel!" bentaknya lalu menarik dan mencengkram tanganku dengan keras.
"aw, Va lepasin! Sakit......" rintihku.
Tak terasa air mataku jatuh begitu saja. Dia pun langsung melepas cengkramannya dan aku pun langsung berlari meninggalkannya dengan air mata yang membasahi seluruh wajahku. Hari ini, aku kecewa untuk pertama kalinya kepada Alva.
---------
Halooo
Maaf lama bgt updatenya dan dikit banget chapter2nya
Semoga suka yaaa
Tunggu kelanjutannya
Pada penasaran gak nihhh
Jangan lupa vote dan commentnya ya
Bye bye

KAMU SEDANG MEMBACA
4A
Roman d'amourHanya kisah remaja biasa. Yang baru merasakan jatuh cinta. Dan sakitnya patah hati "Kalau ada orang yang bilang aku sayang kamu itu pasti boong. Soalnya yang ngomong bukan aku."