tujuh belas

531 38 0
                                    

Hari berikutnya, hubunganku dan Alva masih buruk. Bahkan kemarin malam aku tidak membalas chatnya sama sekali. Aku meninggalkannya tidur semalaman. Pagi ini aku memutuskan untuk datang ke sekolah lebih pagi. Tidak seperti biasanya. Pagi ini kelas masih sepi. Dan baru aku yang datang. Aku duduk di bangku ku lalu kukeluarkan novel yang baru kubeli.

Judulnya 'Galau' , cocok banget sama keadaanku saat ini. Ku baca halaman pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Lama-lama pikiranku kacau karena kalimat-kalimat yang ada di buku ini. Tiba-tiba kudengar suara langkah kaki. Seseorang datang, batinku

Dan benar dugaanku. Seorang cowok bertubuh tinggi masuk dan berjalan menuju bangkunya. Tunggu-tunggu itu kan... Aldo?! Anak baru itu. Tak kusangka dia datang sepagi ini dan kenapa hari ini dia terlihat tampan. Beda sekali dengan kemarin. Apa mungkin karena ini masih pagi? Nggak ada hubungannya.

Mataku kembali fokus dan mengarah pada buku ini. Namun, tiba-tiba cowok itu menghampiriku dan berkata "Maaf soal kemarin" lalu pergi dan duduk di bangkunya.

Aku tidak menyangka bahwa cowok dingin kayak dia bisa minta maaf. Tapi ini bagus, setidaknya dia sadar diri. Tapi kenapa rasanya hatiku senang ya? Padahal dia cuman minta maaf. Ah bodoh amat.

Beberapa menit kemudian, anak kelas lain mulai berdatangan. Andin, Anya, Adit dan Afga datang menghampiriku. Kami mengobrol lama sekali tanpa sadar aku menengok ke arah Aldo. Sejenak mata kami bertemu, lalu aku segera mengalihkan ke arah teman-temanku.

Matanya indah. Satu ungkapan yang muncul secara tiba-tiba di benakku.

Kringg.... Bel istirahat berbunyi.

"Rel ayo ke kantin!" ajak Andin semangat.

"Ayo gue traktir nasi goreng deh!" ucap Anya.

Sedangkan Adit dan Afga sudah keluar kelas dan asik mengobrol dengan anak-anak kelas lain. Entah mengapa, aku malas makan. Aku pun menolak ajakan mereka dan membawa buku ku ke perpustakaan. Disana lebih tenang dan aku bisa menyelesaikan novelku dengan baik dan benar.

Ketika aku sampai di perpustakaan. Aku berjalan ke meja depan untuk mengisi data absen siswa. Setelah itu aku berjalan menuju bangku favoritku yang letaknya di ujung dan dekat jendela. Namun seseorang sudah duduk lebih dulu disana. Dan itu Aldo.

Spontan aku berteriak "HEI! Ini tempat gue. Pergi sana!"

Dan Aldo hanya terdiam tanpa menoleh sedikitpun. Dengan kesal aku memukul meja itu. Namun penjaga perpustakaan memarahiku dan menyuruhku untuk diam. Aku lupa kalo ini perpustakaan. Dengan terpaksa aku pun duduk di depannya karena bangku lain sudah diisi murid yang lain.

-----------------
Alva's pov

Mataku mengarah kemanapun. Namun sosok yang kucari masih belum kutemukan. Aku berjalan menuju kelasnya. Mungkin saja dia di kelas, pikirku. Namun ketika aku sampai di kelas dia tidak ada disana. Aku pun berjalan ke kantin. Dan kulihat teman-temannya sedang berkumpul disana. Pasti dia ada disitu. Namun ternyata tidak.

"Hei, Aurel mana?"

"Eh Alva! Aurel di kelas, tadi gue ajak kantin gamau." ucap Andin.

"Gue baru dari kelas dan dia gak ada." jawabku.

"Mungkin dia jalan-jalan." ucap Anya.

"Jangan-jangan dia diculik! Hahaha" ucap Adit bercanda.

"Ngaco lu. Yaudah gue cari dulu ya." ucapku lalu pergi begitu saja.

Kucari ke tempat-tempat yang biasa dia kunjungi. Namun aku belum berhasil menemukannya. Oh ya! Perpustakaan. Kenapa dari tadi aku nggak kesana. Kan dia sering banget di perpus. Aku pun membuka pintu perpustakaan dan masuk. Kucari Aurel dan aku menemukannya. Dia duduk di bangku biasanya yang letaknya di ujung dekat jendela. Aku berjalan mendekat dan dia... Tidak sendirian.

----------------

Authorr speaking!
Setelah sekian lama gak update chapter, skrng aku nyempetin buat nyelesaiin buku ini dulu.
Akhirnya unasku udh selesai doaiin semoga hasilnya memuaskan ya
Maaf kalo buku ku belum sempurna
Makasih buat semua yg udh baca
Jgn lupa vote dan comment!

4ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang