Tidak terasa setelah perjodohan itu aku dan Alva semakin dekat. Kami sering pergi bareng dan terkadang dia yang main ke rumah. Bunda juga sudah terbiasa dengannya. Dan hari ini bakal ada acara valentine yang diadaiin di sekolah. Dan serunya setiap anak boleh menulis surat untuk pacarnya atau siapapun dan nanti surat tersebut langsung diberikan. Uniknya lagi gak cuma diberikan suratnya, tapi dibacakan langsung didepan orangnya.
"Rel, lo nulis surat buat siapa?" tanya Andin tiba-tiba.
"Gatau. Elo buat siapa?" tanyaku heran.
"Buat elo."
"Ngapaiin ngasih ke gue?"
"Ya kan lo sahabat terbaik gue jadi gue sayangnya cuma sama elo." ucap Andin alai dan memelukku.
"Alai deh." balasku namun dalam hati bahagia sekali bisa memiliki sahabat seperti ini.
Aku pun terus berpikir ingin menulis apa. Namun tidak ada pikiran yang melintas di otakku. Dan aku bingung. Setelah berpikir lama aku pun akhirnya menulis.
Entah apa yang kutulis. Aku pun memasukkannya ke dalam amplop putih. Andin juga sudah selesai menulis. Akhirnya kami pun berjalan ke depan kelas untuk memasukkannya ke dalam sebuah kardus khusus.
Kami sempat mengobrol di dalam kelas. Lalu ketua kelas kami masuk dan menyuruh kami semua untuk keluar kelas menuju orang yang tadi kita tulis di surat.
Oh shit saus tartar!
Kenapa aku baru mengingat hal ini.
Tradisi sekolah membaca surat yang kita tulis di depan orang tersebut.
Aku pun berjalan ke kelas Alva. Dengan gugup pastinya. Namun saat aku berdiri di ambang pintu kelasnya, aku tak melihat Alva. Yang kulihat hanya segerombolan cewek-cewek cantik yang berebutan membacakan suratnya sambil membawa coklat batang ataupun bunga dan menutupi jalan masuk ke kelas.
Norak!
Pikirku. Aku pun memilih mencari Alva di luar kelas. Mungkin saja dia di kantin atau perpustakaan. Saat aku berbalik badan dan hendak pergi tiba-tiba ada yang berteriak dari dalam kelas.
"AUREL!"
What? Tunggu dulu. Barusan aku denger suara Alva manggil
Lalu aku membalikkan badanku. Namun tidak ada siapa pun disana. Yang kulihat lagi-lagi cewek-cewek yang memenuhi kelas. Mungkin aku terlalu kepedean. Aku pun memilih untuk kembali pergi.
"AUREL LETICIA SERAPHINE!" lagi-lagi suara teriakan Alva. Tapi saat aku berbalik tidak ada siapa pun.
Siapapun itu ini nggak lucu. Batinku
Aku pun memilih untuk segera pergi menuju tangga. Tiba-tiba di ujung koridor lantai 2 aku merasakan
Tuk!
Seseorang melempar pensil ke kepalaku. Aku menoleh dan melihat Alva.
"KUPING! DIPANGGIL DARITADI TAU!" teriaknya.
"Jadi daritadi yang teriak itu elo?" tanyaku.
"Yaiyalah sapa lagi coba."
"Lo darimana aja? Gue cari di kelas kok gak ada?"
"Gue habis dikeroyok cewek-cewek centil tuh." ucapnya dengan muka sedikit ngos-ngosan.
"Jadi cewek-cewek yang dikelas lo itu pada ngasih surat dan coklat ataupun bunga buat elo?"
"Iya."
"Lo cemburu?" tambahnya tiba-tiba.
"Ya enggak lah. Buat apa coba. Gue cuma mau kasih surat nih. Gue bacaiin ya."
Buat Alva
Hai Va
Gue cuman mau ngomong
Kalo besok jangan lupa kembaliin buku
Yang lo pinjem ke bunda
Ntar bunda ngomel-ngomel
Bye"Surat apaan tuh?"
"Ya habis gue gak punya ide lagi. Pokoknya kembaliin besok!" aku pun langsung hendak berjalan peegi meninggalkannya. Namun tiba-tiba Alva memanggilku. Aku pun menoleh.
"Gue juga punya surat buat elo!" teriaknya. Lalu dia membuka surat itu dan membacanya. isinya
Dengan ini saya menyatakan,
Pada hari ini bertepatan dengan hari Valentine,
Saya telah jatuh cinta
Kepada Aurel Leticia Seraphine
Dan perasaan ini tidak akan berubah- Alvaro
----------------
Okee jadi segitu dulu bab ini.
Maaf kalo sedikit dan lama updatenya
Semoga kalian suka sama ceritaku
Jgn lupa vote dan comment yaa

KAMU SEDANG MEMBACA
4A
RomanceHanya kisah remaja biasa. Yang baru merasakan jatuh cinta. Dan sakitnya patah hati "Kalau ada orang yang bilang aku sayang kamu itu pasti boong. Soalnya yang ngomong bukan aku."