PART XIII (BAG.3)

3.1K 126 8
                                    

Natasha menatap sedih Putrinya yang masih terbaring dengan berbagai alat bantu pernapasan untuk membantunya bertahan hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natasha menatap sedih Putrinya yang masih terbaring dengan berbagai alat bantu pernapasan untuk membantunya bertahan hidup. Pandangannya teralih pada Iel yang masih setia disamping Putrinya selama tiga hari ini. Dia tersenyum tipis. Dia bersyukur karena Putrinya ternyata memiliki seseorang seperti Iel. Tapi bagaimana bisa dia tak pernah tau jika Putrinya memiliki hubungan dengan Putra Mahkota Umari itu? Ahh. Putrinya terlalu pandai menyembunyikannya.

"Iel." Panggil Natasha pelan. Jujur saja dia tak begitu dekat dengan Putra Mahkota Umari itu. Tak seperti dengan Cakka yang sering kerumahnya. Iel memang jarang bahkan tak pernah datang kerumahnya. Dan itu membuatnya canggung untuk memulai pembicaraan dengan pemuda itu.

Iel mengalihkan pandangannya pada wanita paruh baya itu dengan matanya yang merah khas mata orang yang kurang tidur.

"Kamu pulanglah dulu dan istirahat Yel. Kamu kelihatan capek banget. Kamukan sudah 3 hari ini disini terus. Jangan sampai kamu juga ikut sakit. Kamu bisa kembali kesini lagi nanti." Kata Natasha menasehati Iel. Iel tersenyum perih lalu pandangannya kembali menatap Shilla dengan sedih.

"Bagaimana mungkin saya bisa istirahat dengan tenang sedangkan Shilla terus berjuang disini sendirian Tante?" tanya Iel lirih. Iel mengalihkan pandangannya pada Natasha yang memandangnya sedih sambil tersenyum lirih.

"Saya akan pulang begitu Shilla sadar Tante." Kata Iel yakin. Natasha menghembuskan napasnya pelan.

"Tapi kamu juga nggak berangkat kerja selama 3 hari ini Yel. Jangan sampai kamu mengecewakan Ayah kamu. Pergilah bekerja dan kamu bisa kesini setiap kamu pulang kerja. Tante akan langsung kabarin kamu begitu Shilla siuman." Kata Natasha lagi berharap Iel mau mendengarkannya. Bagaimanapun juga Iel punya tanggung jawab yang besar terhadap Kerajaan Bisnis Keluarganya. Dan Natasha tau itu.

"Tante Natasha bener Bang." Timpal Ify yang baru saja masuk ruang rawat Shilla. Membuat Iel dan juga Natasha langsung mengalihkan pandangan mereka kearah Ify. Ify tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya mendekati Natasha dan memberi salam pada wanita paruh baya itu terlebih dahulu. Lalu dia melangkahkan kakinya mendekati Kakaknya yang masih menatapnya.

"Bunda nunggu Abang dirumahku. Pergilah kerumahku dan istirahat disana Bang! Aku akan disini nemenin Tante Natasha." Kata Ify sambil menatap lembut Kakaknya. Mendengar pernyataan terakhir Nayra tadi membuatnya sedikit bisa tersenyum. Setidaknya ada sedikit harapan untuk Kakaknya dan Shilla bersatu. Dan semoga Ayahnya bisa mengerti.

Iel mengalihkan pandangannya pada Shilla. Perlahan dia beranjak dari duduknya dan mendekatkan wajahnya pada telinga Shilla.

"Segeralah bangun Shil! Aku janji aku nggak akan menyakitin kamu lagi setelah ini. Jika memang kamu sudah lelah. Biarkan aku yang sekarang berjuang untuk kamu." Bisik Iel tepat ditelinga Shilla. Ify tak bisa menahan air matanya. Dia menutup mulutnya sendiri melihat cinta Kakaknya yang ternyata begitu besar untuk Shilla.

_____

            Iel memasuki rumah RiFy yang sore itu tampak sedikit lebih sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iel memasuki rumah RiFy yang sore itu tampak sedikit lebih sepi. Iel mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan tempatnya berdiri saat ini.

"Sayang." Panggil Gina yang baru saja turun dari lantai dua saat melihat Putranya yang terlihat mencari sesuatu. Iel mendongakkan kepalanya menatap Bundanya yang kini tengah tersenyum lembut.

"Bunda kapan sampai?" tanya Iel mencoba seperti biasa. Namun Gina terlalu mengenal Putranya itu. Jadi dia bisa melihat dengan jelas gurat kesedihan dan kelelahan diwajah Putranya. Gina melangkahkan kakinya mendekati Putranya lalu memeluk Putranya penuh kasih sayang. Iel terdiam dengan perlakuan lembut Bundanya. Membuatnya ingin menumpahkan segalanya pada wanita yang telah mengandung dan melahirkannya itu.

"Luapkan semuanya Sayang! Menangislah jika kamu ingin menangis! Seorang laki-laki menangis bukan menandakan bahwa dia lemah. Tapi karena dia memang sangat lelah. Menangislah! Bunda akan selalu menjadi sandaran untukmu." Iel langsung melelehkan airmatanya. Dia memeluk Bundanya dengan erat. Mencari kekuatan dari pelukan itu. Gina yang mengerti langsung menepuk pelan punggung Iel dan menyalurkan kekuatannya. Membiarkan Putranya yang rapuh mencurahkan semuanya lewat pelukan itu.

_____

"Bunda udah denger semuanya dari Adik kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda udah denger semuanya dari Adik kamu." Kata Gina setelah melihat Iel sedikit lebih tenang. Iel masih menyandarkan kepalanya pada kepala kepala sofa sambil memejamkan matanya.

"Apa yang harus Iel lakukan sekarang Bunda?" tanya Iel putus asa tanpa membuka matanya. Gina menatap Putranya prihatin. Dia tahu pasti seperti apa kegalauan Putranya sekarang.

"Apa kamu mencintai Shilla?" tanya Gina.

"Bunda tau pasti apa jawabannya." Kata Iel dengan nada yang benar-benar sangat putus asa. Gina menghembuskan napasnya.

"Perjuangkan dia kalo begitu." Iel langsung membuka matanya dan menatap Bundanya masih dengan tatapan yang sama.

"Iel nggak bisa meninggalkan Nayra begitu saja Bunda. Bagaimanapun juga masa depan Nayra adalah tanggung jawab Iel." Kata Iel sambil menatap Bundanya.

"Jangan memaksakan hatimu! Bukan hanya kamu yang akan terluka. Tapi Nayra juga." Nasehat Gina. Iel menghela napasnya lelah.

"Nayra mencintaiku Bunda." Gina menatap Putranya dengan tatapan tak percaya.

"Iel nggak bisa mengacuhkan dia begitu saja setelah Iel tau seperti apa perasaannya ke Iel." Lanjut Iel putus asa. Dia kembali memejamkan matanya sambil memijat pangkat hidungnya yang terasa sangat berat.

"Kamu sekarang sudah mengacuhkannya Iel." Iel langsung terdiam mendengar ucapan Bundanya. Benar kata Bundanya. Tanpa dia sadari dia sedang mengacuhkan Nayra sekarang. Sudah 3 hari ini dia tak pernah pulang kerumah dan bertemu gadis itu.

"Bunda yakin Nayra pasti sudah menyadari sesuatu." Iel makin terdiam mendengar ucapan Bundanya.

"Kamu nggak harus menikahinya untuk menebus kesalahan kamu Yel. Itu kecelakaan. Bukan kamu sengaja membunuh Mamanya. Bunda yakin Nayra tau itu. Jangan menikahinya jika kamu tidak mencintainya Yel! Tak peduli sebesar apapun cinta Nayra kekamu, jika itu cinta sepihak, pasti tetap akan sangat menyakitkan." Iel diam mencerna kata-kata Bundanya.

_____

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang