PART VI (BAG.2)

2.5K 126 19
                                    

Shilla menghentikan mobilnya diparkiran sebuah bangunan megah. Shilla keluar dari mobil dan berdiri tepat disamping mobilnya. Dia mengedarkan pandangannya kesekeliling bangunan megah itu.

Shilla melirik jam tangan yang melingkar ditangan kanannya. Saat ini jam menunjukkan pukul 11.50a.m. Itu artinya 10 menit sebelum makan siang. Shilla terkekeh pelan teringat bagaimana sahabatnya itu menceramahinya saat dia menelpon tadi.

"Mau ngapain lo nanya-nanya soal dia segala?" tanya Ify ketus diseberang sana. Shilla tersenyum penuh arti meskipun Ify tak bisa melihat senyumnya itu.

"Lagian lo kenapa sih Shil masih ajha nggak nyerah. Udah jelaskan dia bawa Tunangannya kesini. Kalo gue jadi lo ya udah gue buang kelaut deh tu cowok kayak gitu. Dasar cowok tukang PHP!" Shilla kembali tersenyum mendengar Ify yang malah misuh-misuh sendiri. Ify lupa kali ya kalo yang sedang menjadi pembicaraan mereka saat ini adalah Kakaknya sendiri. Hhe.

"Itukan kalo lo bukan gue." Jawab Shilla santai.

"YAK! SHILLA JELEK!" teriak Ify kesal sampai Shilla harus menjauhkan ponselnya dari telinga jika tak ingin kehilangan pendengarannya.

"Lo bisa kalem dikit kali Fy!" kata Shilla kesal.

"Nggak bisa. Gue nggak bisa kalem kalo lagi ngomong sama lo! Lo nggak bisa dikalemin!" kata Ify membuat Shilla berdecak.

"Udah deh nggak usah cerewet! Jawab ajha pertanyaan gue! Dimana gue bisa nemuin Kak Iel?" tanya Shilla mengulang kembali pertanyaannya yang malah berakhir dengan ceramahan sahabatnya itu.

"Nggak akan gue kasih tau." Jawab Ify kekeh.

"Ya udah kalo gitu nggak usah nemuin gue lagi!" ancam Shilla kesal.

"Yakin lo bisa tahan nggak ketemu Anak gue?" tanya Ify santai. Shilla terdiam. Benar juga. Yang ada dia yang nggak akan tahan kalo nggak ketemu sama bayi lucu itu. Kok malah jadi senjata makan tuan gini sih. Batin Shilla kesal.

"Gimana?" tawar Ify lagi karena tak kunjung mendengar suara sahabatnya itu.

"Please dong Fy tolongin gue! Lo masak gitu sih sama gue. Tega lo Fy sama gue. Lo nggak sayang ya sama gue? Lo benci ya sama gue? Lo nggak mau ya punya sahabat kayak gue? Lo mau gue pergi dari hidup lo?" Nah. Ini jurus terakhir dan terampuh Shilla untuk meluluhkan Ify. Lihat saja hasilnya.

"Ya udah deh gue kasih tau."Benarkan? Ini memang senjata terampuh untuk meluluhkan Ify. Shilla tersenyum menang meskipun Ify tak bisa melihat senyum itu.

Dan disinilah Shilla sekarang. Akhirnya Ify memberitahukan dimana dia bisa bertemu Iel dijam-jam begini. Dia tau Ify akan memberikan apapun yang dia inginkan jika dia sudah mengucapkan kata-kata ajaib itu. Jujur Shilla tak sungguh-sungguh mengatakannya. Tentu saja dia tak ingin kehilangan sahabat seperti Ify. Tapi dia terpaksa melakukannya jika ingin mendapatkan sesuatu dari Ify, terutama jika itu menyangkut Iel.

Baik Ify maupun Via sebenarnya mulai menentangnya untuk mencintai Iel. Apalagi sejak kembalinya pemuda itu kesini. Ify dan Via makin kekeh untuk memaksanya melupakan pemuda itu. Tapi hal itu bukanlah perkara mudah untuknya. Dia sudah mencoba melakukannya selama beberapa hari ini dengan tak menghubungi maupun menemui pemuda itu. Tapi hasilnya selalu gagal. Dan akhirnya hari ini dia nekad datang kesini untuk menemui pemuda itu.

'Selama janur kuning belum melengkung' dia masih punya harapan dan kesempatan. Itulah yang selalu Shilla yakinkan pada hatinya. Dan dia tak akan menyerah begitu saja. Terlalu terlambat jika dia harus menyerah sekarang. Kalo udah kecebur mah dibasahin ajha sekalian. Jangan nanggung!

_____

"Mbak. Sayakan udah bilang kalo saya kenal baik sama Direktur Utama kantor ini. Dia nggak akan keberatan kok ketemu sama saya." Saat ini Shilla sedang berdebat dengan salah satu resepsionis kantor itu. Dia tadi bertanya apakah Direktur Utama ada dan dimana ruangannya. Tapi si mbak-mbak resepsionisnya malah ngeselin gini.

"Tapi Mbakkan belum bikin janji. Nggak sembarangan orang bisa bertemu dengan Direktur kami Mbak. Lebih baik Mbak bikin janji dulu setelah itu Mbak kembali lagi kesini!" kata resepsionis itu memberikan saran yang sumpah bikin jengkel Shilla setengah mati.

"Saya tu kenal banget sama Kak Iel. Masak mau ketemu ajha mesti bikin janji sih! Ngerepotin banget." Kata Shilla kesal.

"Maaf Mbak. Tapi itu kebijakan kantor kami. Jika ada yang ingin bertemu dengan Pak Direktur harus membuat janji terlebih dahulu." Kata resepsionis itu dengan sabar. Shilla menatap kesal pegawai kantor didepannya ini.

Awas ajha kalo besok gue jadi Istrinya Kak Iel. Orang pertama yang bakal gue pecat adalah lo. Dasar resepsionis menyebalkan. Gue bakal inget-inget tu muka nyebelin. Gerutu Shilla dalam hati. ini khayalan Shilla sebenarnya. Hahaha. 

"Shilla" panggil seseorang. Oh my God. Shilla bersyukur dalam hati siapapun orang yang memanggilnya saat ini. Shilla membalikkan badannya lalu tersentak saat melihat siapa orang yang telah memanggilnya.

"Kelvin?" tanya Shilla ragu. Orang yang dipanggil Kelvin itu tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum. Kelvin adalah salah satu teman yang Shilla kenal saat dia berkecimpung didunia Modelling. Yap. Kelvin adalah seorang model yang pernah menjadi partner Shilla dulu.

Oh iya. Perusahaan Umari cabang Indonesia ini bergerak dibidang periklanan. Jadi tau dong apa yang dilakukan seorang model di Perusahaan ini.

"Lo ada kerjaan disini?" tanya Shilla setelah bisa mengendalikan keterkejutannya. Kelvin menganggukkan kepalnya.

"Iya. Gue model Iklan disalah satu produk yang bekerja sama dengan Perusahaan ini." Shilla menganggukkan kepalanya mengerti.

"Tapi apa yang lo lakuin disini Shil? Bukannya lo udah mundur dari dunia modelling ya?" tanya Kelvin heran.

"Oh. Itu. Gue mau nemuin Direktur Utama Perusahaan ini. Dia Kakaknya Ify sahabat gue." Jawab Shilla.

"Terus kok lo masih disini?" mendengar pertanyaan Kelvin barusan membuat ekspresi Shilla kembali kesal.

"Kenapa tu muka?" tanya Kelvin heran. Shilla mengarahkan dagunya pada pegawai resepsionis tadi. Kelvin mengikuti arah yang ditunjukka Shilla lalu keningnya berkerut bingung.

"Gara-gara tu! Gue nggak dibolehin masuk. Masak dia bilang gue harus bikin janji dulu. Kan sebel." Kata Shilla sebal. Kelvin terkekeh pelan melihat ekspresi sebal Shilla. Dia lalu beranjak dari duduknya. Shilla mendongakkan kepalanya melihat Kelvin yang tiba-tiba berdiri dan menatapnya seolah bertanya 'mau kemana?' Kelvin tersenyum kecil.

"Biar gue yang bilang sama resepsionisnya supaya lo dibolehin masuk." Kata Kelvin membuat Shilla langsung berdiri dan menatapnya berbinar.

"Serius lo mau bantuin gue Kel?" tanya Shilla senang. Kelvin kembali terkekeh.

"Gini ajha lo baru manis." kata Kelvin sambil mulai melangkahkan kakinya. Shilla yang tau itu langsung mengikuti langkah Kelvin.

"Nanti kalo gue tiap hari manis didepan lo, bisa-bisa lo jatuh cinta lagi sama gue!" kata Shilla percaya diri. Kelvin berdecak.

"Gue ogah jadi korban penolakan cinta lo." Kata Kelvin membuat Shilla mengerucutkan bibirnya.

_____

yuhuu.., aku penuhin ni.., aku post 1 part bagian lagi.., hehe..

jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya!!

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang