PART IX (BAG.2)

2.6K 126 42
                                    

Haiii..., aku kembali.., hehehe.., maaf ya yang udah bikin kalian nunggu cerita ini lanjut..., okkk.., aku lanjutin ni hari ini..., happy reading all!!! :):):)

_____

"Benarkah?" tanya Ify pada orang diseberang sana. Saat ini dia sedang menelpon.

"........."

"Kalo gitu kami akan segera kesana." Kata Ify lagi

"........." Ify menganggukkan kepalanya.

"Oke. Sampe ketemu dirumah Ma." Setelah itu Ify langsung menutup sambungan telponnya dan senyumnya masih menghiasi wajah cantiknya?

"Siapa Dear?" tanya Rio yang sedari tadi juga disana bersama Ify. Ify mengalihkan pandangannya pada Rio sambil tersenyum.

"Mama Lily." Jawab Ify membuat Rio menautkan alisnya bingung.

"Ayah sama Mama tadi siang sampai Indonesia dan mereka ada dirumah sekarang." Lanjut Ify menghilangkan kerutan dikening Suaminya. Rio menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kamu mau kesana sekarang Dear?" Ify langsung menganggukkan kepalanya semangat. Rio tersenyum.

"Ya udah kita kesana sekarang!" Ify langsung melebarkan senyumannya mendengar ajakan Rio barusan. Sungguh Ify sangat beruntung karena memiliki Suami yang super pengertian seperti Rio.

_____

"Mereka akan kesini Ma?" tanya Iel. Saat ini Iel sudah berganti pakaian dengan pakaian santainya. Dia tak jadi istrirahat karena ingin menemani Mamanya di ruang Keluarga. Lily yang baru saja mengakhiri sambungan telponnya dengan Ify langsung mengalihkan pandangannya pada Iel dan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Nayra biasa pulang jam berapa Yel?" tanya Hanafi yang juga ada disitu sambil membaca koran tanpa mengalihkan pandangannya menatap Putranya. Iel mengalihkan pandangannya pada Ayahnya lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak tau Yah." Jawab Iel singkat. Hanafi langsung menatap Putranya heran.

"Kamu nggak tau Nayra pulang kerja jam berapa?" tanya Lily heran.

"Enggak." Jawab Iel sambil menggelengkan kepalanya.

"Gimana mungkin kamu nggak tau Yel? Kaliankan satu rumah." Kata Hanafi. Dia heran juga ni bagaimana mungkin Putranya bisa secuek dan seenggak peduli itu? Iel malah menatap Ayahnya bingung.

"Emang aku harus tau ya?" tanya Iel pada siapapun yang bisa menjawabnya. Lily meringis tak kentara mendengar pertanyaan Putranya. Apa Iel nggak peka sama perempuan ya? Selama ini memang dia maupun Hanafi tak pernah tahu dan melihat Iel dekat dengan perempuan manapun. Terakhir kali mereka mendengar dari Gina jika Iel menyukai Putri Rezaldy. Tapi bukannya gadis itu sudah menikah dan bahkan punya anak?

"Kamu itukan calon suaminya Yel! Gimana mungkin kamu nggak tau?" tanya Hanafi heran sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maaf..." Iel, Hanafi dan Lily langsung mengalihkan pandangan mereka pada pemilik suara itu. Terlihat Nayra sepertinya baru pulang dari butik Via.

"Tapi maksud Om tadi apa ya? Calon Suami?" tanya Nayra bingung. Dia memang tak tau apapun tentang ini. Yang dia tau alasan Iel menyuruhnya untuk menjadi Tunangannya selama di Indonesia adalah agar tak ada yang tau mengenai kejadian 1 tahun yang lalu. Tapi calon Suami? calon Suami apa maksudnya? Siapa calon Suami siapa?

"Nayra kamu sudah pulang Sayang? Kemari duduklah!" kata Lily sambil menepuk pelan ruang kosong disampingnya agar Nayra duduk disitu. Perlahan Nayra melangkah dan duduk disamping Lily yang kini sedang tersenyum hangat padanya.

"Maaf Nayra. Maaf karena Om nggak membicarakan ini dulu sama kamu. Om baru berencana akan memberitahumu nanti." Kata Hanafi membuat Nayra mengerutkan keningnya makin heran. Kemanakah arah pembicaraan ini? Nayra bertanya-tanya dalam hati.

"Kami berencana ingin menjodohkan kamu dengan Iel Nayra. Kami ingin kamu menikah dengan Iel dan menjadi bagian dari Keluarga kami secara resmi." Nayra terdiam. Dia tak tau apa yang harus dia ucapkan dan dia lakukan sekarang. Lidahnya terasa sangat kelu. Perjodohan? Pernikahan? Perlahan Nayra melirik kearah Iel yang sedang menundukkan kepalanya dalam. Lalu pandangan Nayra beralih kembali pada Hanafi yang masih menatapnya menunggu jawabannya.

"Apa Kak Iel setuju dengan rencana itu?" tanya Nayra ragu. Iel langsung mendongakkan kepalanya menatap Nayra dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Tentu ajha dia setuju menikah denganmu. Iyakan Yel?" tanya Hanafi pada Iel. Iel menatap Ayahnya dengan tatapan tak percaya. Namun baru akan menjawab ucapan Ayahnya Iel langsung terdiam dengan apa yang dilihatnya dibelakang Ayahnya. Lebih tepatnya dipintu masuk ruang keluarga.

_____

Rio tersenyum kecil saat melihat Ify yang sedari tadi terus tersenyum. Bahkan saat ini mereka dimobilpun senyum itu tak pernah hilang dari wajah cantik Istrinya. Rio sedikit melirik kearah Putranya yang berada dalam pangkuan Ify. Putranya terlihat begitu nyenyak tidurnya dalam dekapan Bundanya. Rio kembali mengalihkan pandangannya pada Istrinya yang selalu saja cantik seperti apapun keadaannya.

"Bahagia banget Dear." Kata Rio menggoda Ify. Ify mengalihkan pandangannya menatap Rio lalu makin melebarkan senyumnya. Dan menatap Rio dengan tatapan memohonnya. Rio menautkan alisnya melihat ekspresi Istrinya.

"Ada apa?" tanya Rio. Dia tak ingin basa-basi. Dia tau pasti ada yang diinginkan oleh Istrinya itu. Ify tersenyum lebar saat Suaminya tau apa yang dia maksudkan hanya dengan mengubah tatapan matanya.

"Gimana kalo malam ini kita nginep disana? Ya?" tanya Ify dengan tatapan memohonnya. Rio hanya menatap Ify sekilah lalu kembali menatap kearah jalanan didepannya.

"Ya Kak ya? Please!" ucap Ify memohon.

"Tapi besok aku masuk pagi Dear." Kata Rio.

"Besok Kakak bisa jemput setelah selesai urusan dikantor. Ya Kak! Aku kangen ni sama Mama." Kata Ify kembali memohon pada Suaminya. Rio menatap Ify lalu mengangguk dan tersenyum. Ify ikut tersenyum.

Rio langsung memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah Umari disamping mobil Iel. Rio melepaskan sabuk pengamannya dan setelah itu melepaskan sabuk pengaman Ify.

"Makasih Kak." Rio hanya tersenyum membalas ucapan Istrinya. Rio keluar dari mobil dan segera memutari mobilnya, membukakan pintu untuk Istri dan anaknya tentu saja. Rio beralih pada tas bayi milik Putranya dan membantu Ify untuk keluar dari mobilnya.

"Semua orang dirumahkan Bi?" tanya Rio begitu mereka memasuki rumah dan melihat Bi Imah yang berdiri menyambut mereka. Rio menyerahkan tas Baby Darren untuk dibawa oleh seorang Asisten Rumah Tangga selain Bi Imah.

"Mereka sedang diruang keluarga Tuan Muda." Jawab Bi Imah. Rio menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalo gitu kami masuk ya Bi." Pamit Rio yang diangguki oleh Bi Imah.

"Silahkan" kata Bi Imah mempersilahkan Rio dan Ify untuk masuk. Ify hanya tersenyum pada Bi Imah lalu segera melangkahkan kakinya kedalam rumah.

"Tentu ajha dia setuju menikah denganmu. Iyakan Yel?" Ify langsung menghentikan langkahnya saat mendengar suara Ayahnya mengucapkan pertanyaan itu. Rio ikut berhenti tepat dipintu masuk ruang keluarga sambil menatap Ify heran.

Jadi selama ini Ayah yang...... Ify tak mampu melanjutkan ucapan dalam hatinya. Ify mendongakkan kepalanya menatak Kakaknya yang sepertinya sedikit tersentak saat menatapnya. Ify menatap Iel dengan tatapan sedih.

_____


LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang