PART II (BAG 3)

2.7K 129 4
                                    

Shilla mematut dirinya didepan cermin. Dia memastikan sekali lagi apakah ada yang kurang dengan penampilannya saat ini. Shilla tersenyum puas saat dirasa tak ada yang terlewatkan maupun salah dengan penampilannya saat ini.

"Shilla. Tristan udah dateng ni." Suara teriakan sang Mama dari luar kamarnya membuat Shilla kembali dari keterponaannya pada diriny sendiri.

"Iya Ma. Tunggu sebentar!" teriak Shilla dari kamarnya. Shilla kembali memastikan penampilannya lalu mengambil tas selempang kecil yang sudah dia siapkan diatas ranjangnya dan melangkah keluar meninggalkan kamarnya.

_____

"Kamu itu memangnya mau kemana sih lama banget dandannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu itu memangnya mau kemana sih lama banget dandannya." Gerutu Natasha, Mama Shilla saat melihat Putrinya baru saja menginjakkan kakinya dianak tangga terbawah. Shilla mengerucutkan bibirnya kesal.

"Mama bawel ih!" jawab Shilla kesal. Natasha mengerutkan keningnya heran melihat penampilan Putrinya kini.

"Kamu bukannya mau kekantor?" tanya Natasha heran sambil memperhatikan penampilan Putrinya yang menurutnya lebih cocok untuk penampilan saat akan kencan daripada untuk pergi kekantor. Shilla mendengus kesal.

"Udah ah Mama bawel deh! Yuk Tris!" ajak Shilla sambil menarik tangan Tristan dan menghadiahi kecupan singkat dipipi Mamanya sebelum dia meninggalkan Mamanya.

_____

Tristan menatap Shilla yang duduk disamping kursi kemudi mobil yang kini dia kendarai. Pasalnya sejak tadi gadis itu terus tersenyum dan tak pernah menghilangkan senyumnya dari wajah cantiknya. Dan benar apa kata Tante Natasha tadi jika penampilan Shilla sekarang lebih pantas saat dipakai kencan daripada kekantor.

"Kita mau kemana Shil?" tanya Tristan. Dia memang tak tau kemana gadis itu ingin pergi, dan perasaannya mengatakan jika gadis itu bukan ingin kekantor. Tadi pagi tiba-tiba Shilla yang notabennya adalah Bosnya menelpon dan memintanya untuk menjemput gadis itu. Tapi dia sama sekali tak tau Bos cantiknya ini meminta untuk diantarkan kemana.

Shilla tersenyum pada Tristan. Senyum bahagia yang selalu terlihat menghiasi wajah cantiknya sejak tadi. Tristan adalah Asisten pribadi sekaligus Sekretarisnya sejak dia menjabat sebagai Direktur diPerusahaan Keluarganya. Papanya sengaja meminta Tristan yang sebelumnya adalah Asistennya untuk menjadi Asisten dan mendampingi Shilla dalam mengelola Perusahaan mereka. Karena memang Tristan sudah mengenal Shilla sejak kecil jadi dengan senang hati Tristan menerima pekerjaan itu.

Apalagi dia bisa dekat dengan gadis itu, sahabat kecilnya, juga cinta pertamanya. Namun Shilla tak pernah tau jika Tristan memiliki perasaan yang lebih padanya. Dia menyayangi Tristan dan selalu menganggap Tristan sebagai sahabatnya. Bukan bawahannya.

"Ke Bandara" jawab Shilla dengan senyum itu.

_____

Rio dan Ify sudah ada diruang tunggu Bandara sejak beberapa menit yang lalu. Baby Darren tak terlihat ada bersama mereka. Mereka memang meninggalkan Putra mereka dirumah karena kebetulan Gina sedang ada di Indonesia dan dia tak mengijinkan Cucu kesayangannya dibawa ketempat yang ramai seperti Bandara. Pengap katanya. Dan nggak baik untuk bayi. Hehe. Dan akhirnya dia memilih untuk tinggal dirumah menunggu Cucunya dan tak ikut menjemput Putra yang sangat dirindukannya. Sebenarnya tujuan utama Gina ke Indonesia karena dia sangat merindukan Iel Putranya yang sudah tak dia temui selama satu tahun. Namun kerinduan itu langsung terkalahkan oleh kelucuan Cucunya. Haha. Dasar Oma muda. Hehe.

"Lama banget sih mereka." dengus Ray kesal dibelakang mereka. Dia sudah sangat bosan sekarang.

"Siapa suruh tadi maksa ikut!" jawab Rio menyindir. Ray mengerucutkan bibirnya.

"Kak Ify Kak Rio tu!" adu Ray pada Ify membuat Rio berdecak kesal dan Ify tersenyum lucu.

"Nggak usah nyari sekutu lo!" kata Rio kesal.

"Kak Alvin, Via, sama Shilla nggak ikut jemput?" tanya Cakka yang juga ada disana bersama mereka sambil mengedarkan pandangannya mencari 3 orang tadi siapa tau tiba-tiba muncul. He.

"Shil!" teriak Cakka sambil melambaikan tangannya saat melihat Shilla yang berjalan mendekat kearah mereka dan diikuti seorang pemuda yang mereka kenal.

"Gue terakhir yang dateng ya?" tanya Shilla setelah dia memeluk singkat Ify yang tadi berdiri menyambutnya.

"Kak Alvin sama Via belum dateng." Itu Cakka yang menjawab.

"Hai Tristan! Mau ajha lo disuruh jadi supirnya Shilla." Sapa Cakka pada Tristan namun berakhir dengan sindiran untuk Shilla membuat gadis itu mendelik kesal. Cakka terkekeh melihat Shilla yang kesal. Sungguh menyenangkan menggoda sahabatnya yang satu itu. Sedangkan Tristan hanya tersenyum ramah. Ini asli Tristan masih bingung untuk apa Shilla ke Bandara dan kenapa ada sahabat-sahabat gadis itu juga disana?

Terlihat seorang pria tampat berkulit putih dan bermata sipit berjalan mendekat kearah mereka semua sambil tersenyum.

"Gue telat ya?" tanya Alvin saat melihat semuanya sudah lengkap disana. Kecuali dia, Via dan Agni yang masih menempuh pendidikan S2nya di Italia tentu saja.

"Yang dijemput ajha belum dateng gimana bisa disebut telat?" celetuk Cakka membuat Alvin terkekeh. Ini Cakka kok ceplas-ceplos ya perasaan. Hm.

"Via nggak ikut Kak?" tanya Ify sambil mengedarkan pandangannya dan tak melihat sahabatnya itu. Alvin tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak gue bolehin. Lagian jalan ajha udah susah." Jawab Alvin sambil terkekeh membayangkan Istri yang kesulitan berjalan dengan perut buncitnya dan selalu mengeluh kakinya sakit karena bengkak. Kasian memang, tapi menurut Alvin itu adalah ekspresi yang sangat lucu.

"Kak Alvin ni kejam banget sih! Masak Istrinya hamil malah diledekin gitu." Kata Shilla sambil mencubit lengan Alvin dengan ganas.

"Aw.aw. cubitan lo pedes banget Shil." Kata Alvin sambil mengusap lengannya yang menjadi korban keganasan Shilla dan menatap gadis itu kesal. Namun Shilla membalasnya dengan tatapan tajamnya yang sama sekali tak menakutkan.

Saat ini Via memang sedang hamil besar, dan itu membuatnya sedikit kesulitan untuk beraktivitas bahkan untuk berjalan. Itu sebabnya Alvin melarang Istrinya itu untuk ikut kesini karena pasti akan sangat melelahkan karena mereka harus menunggu.

_____

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang