LAST PART (BAG.5)

3.4K 127 5
                                    

Iel masuk kedalam ruang rawat Shilla dan tersenyum tipis saat melihat gadis itu yang terlihat sangat terkejut dengan kedatangannya.

"Kamu butuh sesuatu?" tanya Iel. Shilla yang tadi duduk langsung membaringkan tubuhnya membelakangi Iel tanpa menjawab pertanyaan yang ditujukan untuknya tadi. Lagi-lagi Iel tersenyum kecil.

Shilla merutuk dalam hati. Kenapa dia jadi gugup kayak gini coba? Bukankah biasanya dia bisa mengendalikan perasaannya sendiri jika berhadapan dengan pemuda itu? Tapi kenapa sekarang jadi salah tingkah gini?

Aduh mati aku! Rutuk Shilla dalam hati. Shilla mengernyit heran. Kenapa dia nggak mendengar apapun. Kenapa suasananya sunyi begini? Kemana pemuda itu sekarang? Perlahan Shilla membuka matanya dan melihat pemuda itu sedang berdiri membelakanginya dan menatap keluar jendela. Shilla kembali mengernyit heran.

Apa yang sedang Kak Iel lakukan? Tanya Shilla dalam hati.

_____

Iel memutuskan untuk tak mengganggu Shilla. Dia ingin memberikan waktu untuk gadis itu berpikir. Dan dia sendiri. Dia harus memikirkan bagaimana caranya dia bisa mendapatkan hati Shilla kembali. Dia merasa dia telah membuang kesempatannya untuk bisa bersama dengan gadis itu lagi. Apakah ada kesempatan kedua untuknya?

Iel menghela napasnya sambil menatap keluar jendela ruangan itu. Dia ingat perkataan Mama Shilla yang mengatakan jika Shilla kecelakaan saat diperjalanan menuju bandara. Dia ingat betul jika Mama Shilla mengatakan Shilla ingin liburan sebelum kecelakaan itu. Mungkin Iel akan mengajak Shilla liburan setelah gadis itu keluar dari rumah sakit sebagai permintaan maafnya.

Iel memutar tubuhnya ingin melihat apakah Shilla sudah tertidur. Namun yang didapatnya justru Shilla sedang menatapnya dengan tatapan yang selalu dia rindukan. Tatapan penuh cinta yang selalu gadis itu berikan untuknya. Iel tersenyum. Perlahan dia melangkah mendekati Shilla yang masih berbaring menghadapnya.

Iel berhenti tepat disamping Shilla. Shilla mendongakkan kepalanya menatap Iel. Masih dengan tatapan yang sama. Perlahan Iel membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Shilla. Iel tersenyum lalu mencium kening Shilla lama. Shilla terdiam. Otaknya mendadak berhenti untuk bekerja. Namun perlahan dia menutup matanya. Menikmati sensasi yang selalu dia inginkan selama ini.

Saat ini. Aku bisa merasakan cintamu dengan nyata Kak. Batin Shilla.

_____

"Liburan?" tanya Shilla tak yakin. Baru saja dia mendengar penuturan Iel yang akan mengajaknya berlibur saat dia sudah keluar dari rumah sakit nanti. Setelah kejadian tadi mereka berdua terdiam cukup lama. Sampai Iel membuka suaranya yang akan mengajaknya berlibur. Saat ini Shilla duduk ditempat tidurnya, sedangkan Iel duduk dialah satu sofa didepan Shilla sambil membagi fokusnya pada Ipadnya yang dipegangnya. Dan langit juga sudah berubah gelap.

Iel menganggukkan kepalanya yakin tanpa menatap Shilla dan terus memfokuskan dirinya pada Ipadnya, memeriksa beberapa berkas yang baru saja dikirim oleh Asistennya dikantor.

"Kenapa mendadak ngajak liburan?" Iel mengalihkan pandangannya pada Shilla setelah mendengar pertanyaan gadis itu. Iel menaikkan satu alisnya.

"Bukankah kamu akan berangkat liburan sebelum kamu berakhir disini?" tanya Iel yang membuat Shilla manyun. Bukan maunya juga kali dia disini. Iel terkekeh lucu melihat Shilla yang nampak kesal. Dia meletakkan Ipadnya dimeja lalu beranjak dan melangkah mendekati Shilla.

"Percaya sama aku! Kamu nggak akan menyesal! Aku jamin." Kata Iel sambil mengacak pelan rambut Shilla.

_____

Shilla terus memanyunkan bibirnya kesal. Pasalnya sejak dia sadar kemaren sore sahabat-sahabatnya itu baru datang siang ini. Dan lihatlah mereka? Sama sekali tak menampakkan wajah menyesal mereka. siapa yang nggak kesel coba? Belom lagi mereka datang tanpa Baby Darren. Yang Shilla rindukan itu Baby Darren. Bukannya sahabat-sahabatnya yang menyebalkan itu. Shilla kembali menatap sahabat-sahabatnya itu dengan kesal. Namun kening Shilla berkerut.

Kemana Kak Iel? Kok nggak ada? Tanya Shilla dalam hati setelah menyadari jika Iel tak ada bersama mereka. Bukankah tadi ada? Lalu kemana perginya?

Agni yang melihat Shilla seperti mencari sesuatu langsung melangkahkan kakinya mendekati Shilla yang duduk ditempat tidurnya.

"Nyari siapa Shil?" Shilla tersentak kaget lalu mengalihkan pandangannya pada Agni yang menatapnya menanti jawabannya. Shilla berdecak kesal lalu membuang mukanya acuh. Sumpah deh dia beneran kesel sama sahabat-sahabatnya itu. Haha. Agni terkekeh pelan. Dia tau Shilla sedang ngambek sekarang. Tapi jangan salahkan mereka juga. Siapa suruh Shilla sadar setelah mereka pulang kemaren? Ya kali mereka harus balik lagi kerumah sakit.

"Udah kali Shil ngambeknya. Oke deh kita semua minta maaf karena baru dateng sekarang setelah lo sadar." Semua yang mendengar ucapan Agni itu langsung mengalihkan pandangan mereka pada Shilla dan menatapnya dengan tatapan memohon. Shilla menghembuskan napasnya pelan, jengah dengan ekspresi yang mereka tunjukkan.

"Lagian harusnyakan lo makasih sama kita Shil!" Shilla mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan Cakka barusan. Terlihat Cakka meyeringai nakal.

"Kalo kemaren kita kesini, gagal dong lo berduaan sama si doi?" Shilla langsung melempar bantal yang ada dipangkuannya kearah Cakka dengan kesal. Dan bantal itu tepat mengenai wajah Cakka membuat mereka tertawa melihat Cakka yang kini menggerutu kesal.

Iel memasuki ruangan itu dengan Baby Darren yang ada digendongannya. Tadi Iel mengambil Baby Darren yang saat itu bersama Ayah dan Mamanya yang saat ini sedang bersama Orangtua Shilla dicoffee shop di rumah sakit itu.

Mereka yang mendengar pintu ruangan dibuka dari luar langsung mengalihkan pandangan mereka. Shilla menatap Iel dan Baby Darren dengan tatapan berbinar. Agni geleng-geleng kepala melihat ekspresi Shilla yang langsung berubah cerah.

"Ya elah Shil. Liat Baby Darren ajha lo langsung cerah gitu mukanya. Lupa lo lagi ngambek?" Shilla tak menghirauan sindiran Agni itu dan tetap menatap Baby Darren yang ada digendongan Iel. Mengerti dengan tatapan Shilla. Iel melangkahkan kakinya mendekati Shilla dan menyerahkan Baby Darren kepangkuan Shilla.

"Hallo jagoan Mama. Mama kangen banget sama kamu Sayang." Kata Shilla sambil menatap Baby Darren dengan tatapan memuja. Iel menaikkan satu alisnya bingung.

Mama? Batin Iel bingung.

"Kode keras buat lo tu Yel." Kata Alvin yang sadar dengan kebingungan Iel. Iel menatapnya tak percaya sedangkan Shilla menunduk karena tersipu malu.

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang