PART IX (BAG.3)

2.4K 113 29
                                    

"Kalian sudah datang?" tanya Lily yang melihat Putri dan Menantu juga Cucunya sudah berdiri dipintu masuk ruang keluarga. Semua orang yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya kearah Ify dan Rio. Hanafi tersenyum melihat Putri dan Menantunya.

Ify dan Iel langsung tersadar dari keterkejutan mereka. Iel bisa bernapas lega untuk sementara ini karena tak harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Ayahnya tadi. Ify langsung mengalihkan pandangannya pada Lily dan tersenyum hangat. Lily tersenyum lalu melangkahkan kakinya mendekati mereka.

"Ohh.., liat betapa tampannya Cucu Oma ini." Kata Lily penuh kekaguman sambil mengambil alih Baby Darren dari gendongan Ify.

"Kalian kemarilah dan bergabung dengan kami." Kata Hanafi menyuruh Rio dan Ify untuk mendekat.

"Ayo. Kalian masuklah." Kata Lily ikut meminta mereka untuk masuk sambil menganggukkan kepalanya yakin. Ify tersenyum lalu berjalan perlahan kearah Ayahnya, Iel dan Nayra. Ify menatap Iel dengan tatapan yang sulit diartikan. Iel hanya tersenyum tipis. Namun tak bisa menyembunyikan gurat kesedihan disana. Sungguh. Ify ingin menangis sekarang.

Maafin Ify Bang. Maaf karena selama ini Ify salah paham sama Abang. Batin Ify lirih.

"Ayah apa kabar?" tanya Rio setelah duduk disamping Ayah Mertuanya, sedangkan Ify memilih untuk duduk disamping Iel didepan Rio.

"Ayah baik Yo. Kalian sehat jugakan?" tanya balik Hanafi. Rio menganggukkan kepalanya.

"Kami sehat Yah." Jawab Rio yang diangguki oleh Hanafi.

"Syukurlah Ayah senang mendengarnya. Kamu sakit Fy?" kata Hanafi lalu bertanya pada Ify yang terlihat murung. Rio langsung mengalihkan pandangannya pada Ify dan mengernyit heran. Bukankah tadi Ify sangat bahagia? Kenapa sekarang mendadak lemas begitu.

Ify yang merasa ditanya langsung mendongakkan kepalanya menatap Ayahnya dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Ify boleh ngomong berdua sama Bang Iel nggak?" Iel yang merasa namanya disebut langsung menatap Ify yang duduk disampingnya sedang menatap Ayah dan Rio untuk meminta ijin.

"Kamu ini kok malah mau ngomong sama Iel Fy bukannya sama Ayah atau Mama? Kan kamu udah sering ketemu Iel." Ify tersenyum mendengar pertanyaan Mamanya yang ternyata sudah duduk bersama Putranya yang berada dalam gendongan Mamanya.

"Mendadak inget ada hal penting yang harus aku omongin sama Bang Iel Ma. Takutnya nanti lupa lagi." Jawab Ify sambil memperlihatkan deretan giginya. Lily hanya geleng-geleng kepala.

_____

Saat ini mereka berdua ada dikamar Iel. Sepertinya memang hal yang penting dan rahasia sampai harus dibicarakan dikamar Iel yang kedap suara.

"Katakan yang sebenarnya terjadi Bang!" todong Ify langsung begitu mereka masuk kedalam kamar Iel.

"Yang sebenarnya apa?" tanya Iel. Ini Iel pura-pura nanyanya. Karena dia sangat yakin pasti Ify mendengar pertanyaan Ayah mereka yang terakhir tadi.

"Ayah yang maksa Bang Iel buat menikah sama Nayra?" tanya Ify to the point. Iel terdiam. Dia harus menjawab apa sekarang?

"Bang! Kasih tau Ify yang sebenarnya! Kalo emang itu yang terjadi sebenarnya Ify akan bantuin Abang buat ngomong sama Ayah kalo Abang nolak pernikahan itu." kata Ify tak ingin bertele-tele.

"Siapa bilang Abang nolak?" Ify menatap Iel tak percaya.

"Bang. Aku tau kalo Abang sebenarnya...."

"Kamu nggak tau yang sebenarnya." Kata Iel memotong ucapan Ify membuat Ify makin menatap Iel tak percaya. Dia tau Kakaknya sedang berbohong sekarang. Ify menghela napasnya lelah lalu mendudukkan bokongnya dipinggiran ranjang Iel dan menundukkan kepalanya.

"Aku mau Abang bahagia." Gumam Ify sambil mulai terisak. Iel terhenyak. Ify menangis? Lagi? Karenanya? Iel menatap Ify dengan tatapan sedih. Perlahan Iel mendekati Ify lalu berjongkok didepannya. Menggenggam erat tangan Adiknya.

"Maafin Abang Dek. Maaf kalo Abang selalu bikin kamu nangis. Abang janji Abang akan bahagia. Jadi kamu nggak usah khawatir sama Abang! Ya?" bujuk Iel berharap Adiknya akan mengerti. Ify mendongakkan kepalanya menatap Iel yang kini menatapnya lembut.

"Apa yang sebenarnya terjadi Bang? Kenapa semuanya seakan terasa sangat menyakitkan sejak kepulangan Abang dari UK? Apa yang kalian rahasiakan dari Ify? Apa yang Ify nggak tau Bang?" tanya Ify lirih sambil menatap Iel penih harap. Iel tersenyum kecil lalu mengusap pipi Adiknya menghapus jejak yang ditinggalkan airmata Ify pelan.

"Nggak semua hal didunia harus kamu tau. Ada kalanya lebih baik merahasiakannya dan pura-pura tak tau daripada kamu harus merasakan sakit yang lebih dalam. Abang melakukan ini karena Abang punya alasan Dek. Abang janji Abang akan bahagia dengan pilihan Abang ini. Hm." Kata Iel berusaha meyakinkan Ify agar Adiknya itu mau mengerti perasaannya.

Ify menatap Iel dalam. Ify melihat kebohongan dimata itu. Ify tau bukan itu yang diinginkan Iel. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini. Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini? Dan Nayra? Bagaimana gadis itu bisa masuk kedalam kehidupan Keluarganya terutama Kakaknya. Ify yakin pasti ada sesuatu yang sudah terjadi yang menyebabkan semua masalah ini. Dan Ify harus tau apa itu.

Ya. Aku harus tau. Batin Ify yakin. Jika dia tak bisa mendapatkan jawaban dari Kakaknya maka dia akan mencari jawaban itu dilain tempat.

"Ify akan cari tau apa yang sebenarnya terjadi." Jawab Ify yakin sambil beranjak dari duduknya yang membuat Iel terkejut dan ikut berdiri. Dia menatap Ify takut. Takut akan apa yang mungkin akan Ify lakukan setelah ini. Yang dia tau Ify bisa berbuat nekad jika itu menyangkut kebahagiaannya dan orang-orang yang disayanginya.

Ify menatap Iel sebentar lalu segera berlalu dari hadapan Iel. Dia harus tau apa yang sebenarnya telah terjadi.

_____

Diruang Keluarga Hanafi, Lily, Rio dan Nayra masih sibuk bercakap-cakap. Hanafi yang sedang membicarakan bisnis dengan Menantunya. Lily dan Nayra yang sedang bermain dengan Baby Darren yang ada dalam gendongan Lily.

"Lucu banget ya Tante." Kata Nayra sambil memainkan jarinya yang kini digenggam oleh bayi lucu itu. Lily tersenyum melihat Nayra yang kini menatap Cucunya dengan tatapan memuja. Dia sangat tau Nayra pasti sangat menyukai Anak kecil.

"Kamu pasti suka Anak kecil ya Nay?" tanya Lily basa-basi. Nayra mendongakkan kepalanya menatap Lily lalu mengangguk dan kembali menatap Baby Darren dengan penuh kekaguman.

"Akukan Anak tunggal Tante. Dari dulu pengen banget punya Adik. Tapi nggak pernah dikasih sama Papa Mama." Jawab Naayra dengan tatapan sedih dan penuh rindu. Lily tersenyum prihatin. Dia tau saat ini pasti Nayra sangat merindukan kedua Orangtuanya yang telah ada di Surga.

"Akan sangat menyenangkan jika setelah kalian menikah nanti kelian langsung dikaruniai Anak-anak yang lucu." Kata Lily yang membuat Nayra langsung menatapnya sambil mengerutkan keningnya.

"Menikah Tante?" tanya Nayra tak yakin dengan yang baru saja Lily ucapkan. Lily tersenyum lalu mengangguk.

"Kamu dan Iel. Anak-anak kalian nanti pasti lucu-lucu." Jawab Lily sambil tersenyum membayangkan. Nayra menundukkan kepalanya malu mendengan jawaban Lily. Namun dia tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ya. Dia rasa bukanlah hal sulit untuk jatuh cinta pada Iel jika memang mereka dijodohkan dan akan menikah.

_____


LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang