PART V (BAG.3)

2.7K 125 23
                                    

Shilla menghela napasnya pelan sambil memejamkan matanya. Dia meyakinkan hatinya akan apa yang akan dia lakukan setelah ini.

Aku harus kuat. Aku nggak boleh kelihatan lemah didepannya. Ini bukan pertama kalinya dia lakuin ini ke aku. Dan seperti sebelumnya. Aku akan bertahan. Ya. Aku harus bertahan. Kata Shilla berusaha meyakinkan hati dan dirinya sendirinya.

"Kita temui mereka!" kata Shilla yang sukses membuat Cakka dan Via langsung terkejut. Tanpa memperdulikan keterkejutan keduanya Shilla langsung melangkahkan kakinya sambil menggendong Baby Darren.

"Yak! Shil! Shilla!" panggil Cakka yang tersadar lebih dulu. Namun terlambat karena Shilla telah menghilang dari ruangan tempat mereka berada sekarang.

_____

"Kalian juga datang?" sapa Shilla begitu dia melihat ketiga orang yang masih berdiri didepan pintu rumah. Semua orang langsung mengalihkan pandangannya kearah Shilla yang kini sedang tersenyum. Iel terdiam menatap Shilla yang kini berdiri tepat didepannya.

"Shilla. Lo disini?" tanya Nayra. Shilla hanya tersenyum. Karena itu bukanlah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban.

"Shilla!" panggil Cakka saat dia melihat Shilla dan ingin memarahi gadis nekad itu. Namun dia urungkan saat semua mata kini menatapnya. Bahkan Shilla menatapnya dengan tatapan yang sama sekali tak merasa bersalah. Sungguh Cakka ingin membantai Shilla saat ini juga saking gemesnya.

"Oh. Kalian." Kata Cakka saat menyadari keberadaan Iel dan Nayra disini. Via yang muncul dari belakang Cakka hanya menatap bingung semua orang yang sepertinya sedang berada dalam situasi yang canggung saat ini. Terutama sang dua tokoh utama. Atau hanya tokoh utama laki-laki yang merasa canggung? Entahlah. Authorpun tak tau. Hehe.

"Kenapa masih berdiri disini? Kenapa nggak masuk dan duduk?" tanya Via mencoba memecahkan suasana dingin disini sambil memberikan sebuah kode untuk Alvin jangan ikut canggung dalam situasi ini.

"Ah. Benar. Kalau begitu kita masuk dulu!" ajak Alvin yang menangkap kode dari Istrinya. Namun baru satu langkah, langkah mereka langsung terhenti karena kemunculan seseorang yang tiba-tiba muncul dan menatap tajam kearah mereka semua.

_____

Ify mengedarkan pandangannya sekeliling ruangan. Semua orang tak ada disitu. Bahkan tempat mereka berkumpul tadipun kini sudah kosong. Samar-samar Ify mendengar suara beberapa orang yang berbeda dari depan. Perlahan Ify melangkahkan kakinya menuju sumber suara itu.

Ify terdiam melihat semua orang berkumpul disana. Dia bisa melihat dengan jelas Kakaknya yang hanya diam berdiri. Dan juga dia melihat Shilla yang sedang tersenyum.

Ya. Ify marah. Ify marah melihat senyum itu keluar dari bibir sahabatnya. Senyum palsu. Senyum penuh luka. Ify benci senyum itu. Dengan tatapan mata tajam Ify melangkahkan kakinya mendekati kerumunan orang itu dan berhenti tepat dibelakang meraka.

Ify bisa melihat meraka mulai membalikkan badan dan melangkah, namun langsung menghentikan langkah mereka saat mereka melihatnya berdiri dengan tatapan tajam. Ify melangkahkan kakinya perlahan mendekati Shilla yang kini menatapnya takut. Ify langsung mengambil alih Putranya yang berada dalam gendongan Shilla tanpa menatap sahabatnya itu. Ify tak ingin melihat wajah Shilla dan senyum palsu Shilla yang memuakkan itu.

"Kita pulang sekarang Kka!" kata Ify lalu melangkahkan kakinya keluar rumah meninggalkan mereka bahkan tanpa pamit pada sang tuan rumah. Semua orang disana terdiam. Mereka tak menyangka Ify akan bersikap seperti itu. Mereka tak pernah melihat Ify marah, kecuali Iel tentu saja.

Iel hanya menundukkan kepalanya dalam. Sungguh. Dia merasa menjadi Kakak yang paling kejam didunia. Dia telah melanggar janjinya sendiri untuk tak pernah membuat Ify menangis. Dia kini tak berani hanya untuk menatap mata Adik yang sangat disayanginya itu.

Cakka bingung. Dia harus tetap tinggal untuk menemani Shilla atau dia harus mengejar Ify? Dia sangat takut Ify akan berbuat sesuatu yang nekad. Bagaimanapun juga bersama dengan Ify selama 3 tahun penuh membuatnya bisa mengerti Ify, dan dia sangat tau jika Ify bisa berbuat apapun saat moodnya sedang buruk.

"Cakka! Apa yang lo lakuin? Cepat kejar Ify!" suara Alvin menyadarkan Cakka dari lamunannya. Ya. benar. Dia harus mengejar Ify. Ada Alvin dan Via yang akan menjaga Shilla disini. Cakka melirik sebentar kearah Shilla yang kini menundukkan kepalanya.

"Gue tunggu dimobil!" setelah mengatakan itu pada Shilla dan memberikan isyarat pada Alvin dia langsung berlari menyusul Ify yang dia yakini pasti menunggunya dimobil.

Shilla menghembuskan napasnya lalu memejamkan matanya untuk meredam semua emosinya.

"Sorry ya. Jadi kacau gini suasananya." Kata Shilla menyesal setelah mendongakkan kepalanya.

"Shil! Lebih baik lo ikut mereka pulang! Gue nggak mau Ify tambah marah karena lo tetep tinggal disini!" kata Via. Shilla menundukkan kepalanya.Via benar. Dia yang seharusnya paling mengerti Ify disini. Dia sangat tau jika Ify sangat membenci senyum yang saat ini dia tunjukkan. Shilla kembali mendongakkan kepalanya menatap Via minta maaf.

"Gue rasa lo bener Vi. Maaf ya hari ini jadi berantakan." Kata Shilla menyesal. Via memegang pundak Shilla sambil menatap Shilla prihatin dan tersenyum menenangkan.

"Lo taukan Ify nggak akan benar-benar marah sama lo?" tanya Shilla berusaha menenangkan Shilla. Shilla tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pelan.

"Dia selalu seperti itu. Dan dia melakukannya karena dia sayang sama kita. Begitulah cara dia menyayangi kita." Lanjut Via lagi. Dia tak ingin dua sahabatnya itu saling bertengkar. Shilla menganggukkan kepalanya lagi.

"Gue tau." Jawab Shilla singkat sambil tersenyum.

"Kalo gitu gue akan balik sekarang." Kata Shilla. Via tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Shilla mengalihkan pandangannya pada Alvin dan diangguki oleh Alvin sebagai isyarat 'silahkan'. Shilla tersenyum.

"Sorry ya Nay gue harus balik dulu." Kata Shilla sambil tersenyum dan menatap Nayra minta maaf. Nayra yang tadi menundukkan kepalanya langsung mendongakkan kepalanya menatap Shilla lalu tersenyum.

"Kak Iel." Panggil Shilla pelan. Iel menatap Shilla dalam. Menanti gadis itu melanjutkan kalimatnya. Shilla tersenyum.

"Sampai ketemu lagi." Kata Shilla yang diakhiri dengan senyuman manis diwajah cantiknya. Iel terdiam.

Aku tau apa yang harus aku lakukan sekarang Kak Iel. Tatapan mata itu. Tatapan mata Kak Iel keaku semakin meyakinkan aku jika hati Kakak milik aku. Aku tak tau apa yang membuatmu melakukan ini, tapi aku akan mencari tau apa itu. Kak Iel. Jika Kak Iel memang tak bisa berjuang bersamaku, maka biarkanlah aku yang berjuang sendiri. Saat hati Kakak mundur satu langkah menjauh dariku, maka hatiku akan maju satu langkah untuk mendekatimu. Aku tidak akan membiarkan jarak kita semakin jauh. Jika memang aku tak bisa membuat jarak kita semakin dekat, maka setidaknya aku akan mempertahankan jarak kita saat ini.

­

_Shilla_

_____

Author suka banget sama kata-kata terakhirnya Shilla di Part bagian ini..., dewasa banget ya Shilla disini? hehe...

udah lama nggak nyapa kalian ni Readers... okk... Happy reading ya.., ! jangan lupa vote dan comment kalian..

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang