PART IV (BAG.2)

2.7K 113 1
                                    

Rio membuka pintu kamarnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio membuka pintu kamarnya pelan. Baby Darren ada dalam gendongannya. Dia melihat Istrinya sedang duduk ditepian ranjang menghadap kearah jendela. Kebiasaan Ify jika sedang ada masalah. Perlahan Rio melangkah mendekati Istrinya setelah menutup pintu kamar mereka.

"Bunda, Baby Darren udah bangun." Kata Rio pelan sambil mendekatkan Putranya pada Ify.

Ify membalikkan badannya dan tepat Putranya berada didepannya. Ify tersenyum lalu mengambil alih Putranya dari tangan Suaminya dan menidurkan Putranya diranjang.

"Putra kesayangan Bunda udah bangun ya? Bunda kangen banget sama kamu Sayang." Kata Ify gemes lalu menghujani Putranya dengan ciuman membuat bayi mungil itu kegelian. Ify tersenyum. Melihat Putranya seperti ini benar-benar membuat hatinya hangat dan nyaman.

Rio hanya memperhatikan kegiatan Ify dan Putra mereka. Dia ikut tersenyum saat melihat kembali senyum Istrinya. Putra mereka adalah obat yang paling mujarab untuk meluluhkan Ify dan meredamkan kemarahannya. Terbukti dia langsung tersenyum bahagia saat bercanda bersama Putra mereka.

"Mereka sudah pergi?" tanya Ify disela mengajak Putranya bercanda.

"Mereka menginap disini malam ini." Ify menganggukkan kepalanya mengerti untuk menjawab jawaban Suaminya itu. Rio masih memperhatikan Ify yang sedang berusaha membuat Putra mereka agar tersenyum. Rio tersenyum kecil.

"Bunda melarang mereka tinggal di Apartemen." Kata Rio.

"Benarkah?" tanya Ify tanpa menghentikan aktivitasnya. Rio menatap Ify sedih. Dia tahu Istrinya itu pasti masih merasa terluka karena Iel. Dan senyum itu. Bukan senyum cerah yang selalu dia tunjukkan saat mengajak Putra mereka bermain.

"Mereka akan tinggal dirumah Umari." Jawab Rio.

"Bukankah itu bagus? Mereka tidak hanya berdua seperti jika mereka tinggal di Apartemen. Setidaknya banyak Asisten rumah tangga dirumah." Kata Ify kini sambil mengalihkan pandangannya pada Rio. Menatap Rio serius.

"Haruskah kita membuat pesta untuk mereka?" tanya Ify dengan senyum remeh, namun sedetik kemudian senyum itu menghilang menjadi tatapan tajam. Rio menghela napasnya lalu memegang kedua bahu Ify membuat Ify menatapnya. Rio menatap Ify sedih.

"Aku mohon jangan seperti ini Dear! Aku yakin Iel punya alasan yang kuat kenapa dia melakukan ini. Jangan salahkan dia! Aku tau jika dia juga terluka." Ify menatap Rio dengan tatapan terluka.

"Lalu kenapa dia tetap melakukannya jika dia juga terluka?" tanya Ify sedih. Airmatanya kembali menetes. Rio menghapus airmata itu dengan jarinya.

"Kita beri dia waktu. Sampai dia bisa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Jangan menyiksa dirimu sendiri Dear! Kasian Anak kita. Dia masih membutuhkanmu. Bagaimana bisa dia tenang jika Bundanya terus gelisah?" tanya Rio dalam. Ify menatap Rio lalu menganggukkan kepalanya pelan. Rio tersenyum lalu merengkuh tubuh mungil Istrinya kedalam pelukannya.

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang