PART IX (BAG.4)

2.4K 119 7
                                    


"IFY!!!" teriakan Iel sama sekali tak diindahkan oleh Ify. Bukannya Ify tak peduli dan mengacuhkannya. Hanya saja Ify tak ingin mundur sekarang. Dia harus tau apa yang sebenarnya telah terjadi selama Kakaknya tinggal di UK. Dan dia tak akan membiarkan hal itu menjadi penghalang untuk kebahagiaan Kakaknya.

Saat Ify kembali memasuki ruang keluarga, semua mata menatapnya heran. Pasti karena teriakan Iel tadi yang sudah menarik perhatian orang-orang disana. Ify tak peduli. Dia terus melangkahkan kakinya yakin dengan tatapan tajamnya.

Rio yang menyadari tatapan Istrinya langsung berdiri dan mendekati Istrinya. Menahan kedua bahu Istrinya agar menghentikan langkahnya. Dia tau arti tatapan Ify itu. Dia yakin pasti akan terjadi keributan setelah ini jika tidak dia hentikan.

"Ada apa Dear?" Ify tak bergeming. Dia tak ingin menatap mata Suaminya sekarang. Pasti dia akan luluh begitu tatapan matanya bertemu dengan mata Rio. Rio tau Ify tak ingin menatapnya. Dia menguatkan cengkramannya pada bahu Istrinya yang membuat Ify meringis tertahan.

Iel langsung menghentikan langkahnya saat melihat Rio yang sedang menahan Ify. Setidaknya dia bisa sedikit bernapas lega. Rio menatapnya seolah bertanya 'apa yang terjadi?'. Iel hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban untuk pertanyaan Rio. Rio menghela napasnya lalu kembali menunduk menatap Istrinya yang masih belum mau menatapnya.

"Liat mataku Ify!" kata Rio dingin. Ify tersentak. Rio dingin padanya? Itu artinya Rio marah padanya. Dan dia sangat takut jika Rio marah. Karena Rio sangat menakutkan saat dia marah. Dengan rasa takut perlahan Ify mendongakkan kepalanya patuh. Mata Ify berkaca-kaca saat yang didapatnya adalah tatapan lembut milik Suaminya.

Rio yang mengerti langsung merengkuh tubuh mungil Istrinya dalam dekapannya. Rio menepuk pelan punggung Ify memberikan ketenangan untuk Istrinya. Dia tau dia sudah keterlaluan dengan berkata dingin seperti itu. tapi jika dia tak seperti itu Ify tak akan luluh padanya.

"Maaf Dear. Maaf."kata Rio pelan membisikkan kata maaf tepat ditelinga Ify yang membuat Istrinya itu makin terisak.

Iel bernapas lega karena Ify sudah terlihat lebih tenang sekarang. Dia menatap sedih pundak Adiknya yang terlihat naik turun karena menangis. Sedangkan Hanafi, Lily dan Nayra yang tidak tau apa yang terjadi hanya diam menonton adegan itu tanpa ada yang ingin mengajukan pertanyaan.

_____

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Hanafi saat mereka berenam sudah kembali berkumpul dan duduk disofa ruang Keluarga. Sebagai Ayah tentu saja dia tak bisa melihat Putri kesayangannya seperti itu. Dia harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Namun semua yang ada disana hanya diam. Tak ada yang menjawab pertanyaannya. Ify masih duduk dan dirangkul oleh Rio untuk menetralkan emosinya yang tadi sempat naik.

"Apa yang kamu lakukan pada Adikmu Yel?" todong Hanafi langsung pada Iel. Pasalnya Ify seperti itu setelah dia berbicara berdua dengan Iel. Hanafi yakin pasti ada yang telah terjadi dengan kedua Anaknya itu. Iel mendongakkan kepalanya merasa jika dialah yang tersangka disini.

"Iel....."

"Bukan salah Bang Iel." Ucap Ify memotong ucapan Iel membuat semuanya langsung mengalihkan pandangan mereka pada Ify. Termasuk Rio yang menundukkan kepalanya menatap Istrinya. Ify perlahan menegakkan tubuhnya dan menatap Ayahnya dengan tatapan sedih.

"Apa yang Ayah sembunyiin dari Ify?" tanya Ify langsung membuat Ayahnya menatapnya bingung. Iel menatap Ify dengan tatapan sedih lalu menghela napasnya pelan. Tak seharusnya dia bernapas lega tadi.

"Ify." panggil Iel pelan dan lirih berharap Adiknya itu tak melanjutkan apa yang ingin dia lakukan.

"Ify nggak ngomong sama Abang! Ify ngomong sama Ayah." Kata Ify tanpa mengalihkan pandangannya dari sang Ayah yang masih menatapnya bingung.

"Maksud kamu apa Sayang? Apa yang Ayah sembunyikan?" tanya Hanafi sambil menatap Putrinya lembut khas tatapan seorang Ayah.

"Lalu kenapa Ayah bisa jodohin Bang Iel dengan perempuan yang nggak dia cintai?" todong Ify membuat Hanafi tersentak. Lily menatap Ify yang terlihat menyedihkan. Iel memejamkan matanya tak ingin mendengar kelanjutannya. Nayra menundukkan kepalanya. Sejak pertemuan pertamanya dengan Ify, wanita itu memang tak pernah menyukainya. Nayra kini merasa bersalah. Dialah penyebab perpecahan Iel dan Ify selama ini. Mereka bertengkar karena Ify tak suka jika Iel bersamanya.

"Ayah punya alasan Ify." kata Hanafi berharap Putri akan mengerti dan tak tanya lebih lanjut. Karena dia tak ingin mengatakan apa alasannya pada Putrinya.

"Apa? Apa alasannya Ayah?" tanya Ify kini sudah mulai berkaca-kaca. Dia tak ingin mendengar alasannya. Dia sangat takut jika alasannya adalah apa yang ada dipikirannya saat ini.

"Apa Ayah melakukannya karena Bisnis?" tanya Ify dengan sangat berat sambil menggigit bibirnya menahan airmatanya. Ayahnya sangat jahat jika memang itu alasannya. Semuanya langsung tersentak mendengar pertanyaan Ify itu.

"Dia Putri Keluarga mana Yah? Apa Keluarganya lebih kaya dari Keluarga kita? Atau lebih kaya dari Keluarga Suami Ify?" Sekarang Rio makin menatap Istrinya tak percaya. Kenapa sampai membawa-bawa Keluarga mereka?

"Dear." Panggil Rio pelan sambil menggenggam tangan Istrinya berharap Ify menghentikan ucapannya sekarang juga.

"Apa nggak cukup buat Ayah punya Besan Keluarga Haling? Kenapa Ayah masih harus jodohin Bang Iel? Ify mohon biarkan Bang Iel memilih wanita yang dia cintai! Biarkan Bang Iel bahagia dengan pilihannya sendiri Ayah. Jangan memaksakan sesuatu yang tidak Bang Iel inginkan. Ify ingin Bang Iel bahagia Ayah. Ify mohon batalkan perjodohan itu Ayah!" mohon Ify dengan tatapan memohon dan airmata yang kini sudah mengalir deras dari pelupuk matanya. Hanafi tetap bergeming. Dia tak pernah bisa menolak permintaan Putrinya itu. Tapi dia juga tak bisa membatalkan rencananya. Karena ini merupakan amanat dari seseorang yang telah meninggal.

"Sayang, ini nggak seperti yang kamu pikirin Sayang." Kata Lily yang melihat Suaminya yang bingung memberikan jawaban seperti apa untuk Putrinya.

"Lalu seperti apa Ma?" tanya Ify menatap Lily penuh harap. Berharap dia akan mendapatkan jawaban dari wanita itu. Lily menatap Ify sedih.

Nayra tak bisa menahannya lagi. Dia tak bisa lebih lama lagi disini. Rasanya sangat sesak saat perasaan bersalah terus menghantuinya.

"Permisi semuanya. Aku kedalam dulu." Pamit Nayra lalu berdiri dan mulai melangkah tanpa menunggu jawaban. Ify langsung mengalihkan pandangannya pada Nayra dan tersenyum sinis.

"Kalo mereka nggak bisa kasih tahu. Gue harap lo bisa kasih tau gue Nay!" kata Ify sedikit keras agar bisa didengar oleh Nayra. Membuat Nayra langsung menghentikan langkahnya.Nayra tak berbalik. Dia tak tau apa yang harus dia lakukan kini.

"Suatu saat nanti. Gue harap lo akan kasih tau gue alasannya Nay! Kita temankan?" lanjut Ify dengan nada sedih diakhir kalimatnya. Tak terasa airmata Nayra langsung jatuh seketika itu juga. Hatinya menghangat. Ada ketulusan saat Ify mengucapkan kalimat terakhirnya. Nayra menghapus airmatanya lalu benar-benar menghilang dari ruang keluarga. Ify menatap punggung Nayra yang telah menghilang.

Gue akan tunggu sampe lo bisa mengatakannya Nayra. Gue tau lo gadis yang baik. Batin Ify sedih.

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang