PART XII (BAG.3)

2.8K 115 16
                                    

"Kalian pasti udah kenal sama Agni dengan baik. Jadi saya rasa saya nggak perlu memperkenalkannya lagi pada kalian." Kata Cakka pada Karyawan SunShine dengan Agni yang berdiri disampingnya sambil tersenyum.

"Mulai hari ini Agni akan kembali bergabung dengan kita. Bukan sebagai Asisiten Chef tapi sebagai Chef yang setara dengan Chef Adrian dan saya. Baiklah. Sebelum kalian mulai bekerja kalian bisa sedikit bernostalgia dengan Agni sebentar." Kata Cakka yang melihat wajah bahagia Karyawan-karyawannya. Cakka lalu mengalihkan pandangannya pada Agni yang masih membalas senyum teman-temannya. Terlihat disana Agni ingin segera ngobrol dengan teman-temannya yang sudah lama tak bertemu dengannya itu. Cakka tersenyum dalam hati.

"Agni." Agni langsung mengalihkan pandangannya pada Cakka.

"Temuin gue setelah lo selesai." Setelah mengatakan itu Cakka langsung meninggalkan Agni dan yang lainnya. Agni menatap punggung Cakka yang mulai menghilang dengan kening berkerut bingung.

"Welcome back Agni" sambutan itu membuat Agni mengalihkan pandangannya dan tersenyum pada Chef Adrian yang juga tersenyum padanya. Dan setelah itu mereka terlarut dalam suasana kebersamaan yang mereka rindukan selama setahun ini.

"Sumpah Ag. Lo cantik banget sekarang." Kata Rendy memuji penampilan Agni yang cukup berbeda dengan penampilannya satu tahun yang lalu. Agni tersenyum malu mendengar pujian Rendy itu.

"Oh iya Ag. Lo pasti belum kenal sama Oik." Kata Adrian sambil menunjuk Oik yang sedari tadi berdiri dibelakang Agni. Agni memutar tubuhnya dan tersenyum pada seorang gadis disana.

"Dia Oik. Yang gantiin posisi lo setahun yang lalu." Kata Adrian memperkenalkan Oik.

"Benarkah? Senang bertemu denganmu. Aku Agni." Kata Agni memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya didepan Oik. Oik menyambutnya dan tersenyum.

"Saya Oik. Senang bertemu dengan anda. Saya sudah mendengar banyak hal tentang anda." Kata Oik membuat Agni tersenyum.

"Ag. Mending lo ketempat Bos sekarang. Dia pasti lagi nungguin lo sekarang." Kata Putu salah satu Karyawan yang mengingatkan Agni. Agni menganggukkan kepalanya.

"Gue rasa kalian bener. Sebelum simacan ngamuk." Kata Agni berbisik lalu terkekeh dan segera beranjak menuju ruangan yang dulunya adalah ruangan Ify.

Oik mengerutkan keningnya sambil menatap kepergian Agni yang menghilang dibalik pintu ruangan Cakka. Rendy memberikan kode pada Putu dan Adrian untuk melihat Oik.

"Mending lo lupain ajha kalo lo punya perasaan sama si Bos Ik." Kata Putu sambil merangkul Oik yang kini menatapnya bingung. Putu menunjuk pintu ruangan Cakka dengan dagunya.

"Si pemilik hati Bos udah balik." Oik mengalihkan pandangannya menatap ruangan Cakka dengan tatapan yang sulit diartikan.

_____

Iel sudah sampai di café mama sebelum Nayra. Dia sengaja datang lebih cepat karena dia ingin cepat-cepat menyelesaikan masalahnya. Iel melirik jam tangannya. Masih 5 menit sebelum jam 12a.m. Iel mengalihkan pandangannya keluar jendela. Menatap kendaraan yang berlalu lalang diluar sana. Dia menatapnya dengan tatapan kosong. Seolah mencoba meyakinkan hatinya dengan keputusan yang akan dia ambil ini.

Terdengar suara pintu café terbuka dan memperlihatkan seorang gadis yang sedang mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru café. Gadis itu tersenyum setelah berhasil menemukan seseorang yang ternyata sudah menunggunya. Tapi orang itu tak melihatnya karena posisi orang itu yang membelakanginya.

"Kak Iel." Iel langsung mengalihkan pandangannya pada Nayra yang tersenyum padanya.

"Duduklah!" kata Iel sambil menunjuk kursi yang ada didepannya. Nayra menurut dan duduk dikursi yang ada didepan Iel.

"Kak....."

"Kita makan dulu baru ngobrol!" kata Iel memotong ucapan Nayra lalu mulai membuka-buka buku menunya. Nayra menghela napas mereka lalu ikut membuka buku menu yang ada didepannya.

Beberapa saat kemudian makanan mereka sudah datang. Mereka diam menikmati makanan mereka masing-masing. Sesekali Nayra mencuri pandang pada Iel yang terlihat focus dengan makanannya.

_____

"Kak. Tentang yang semalam. Aku minta maaf Kak." Kata Nayra dengan susah payah sambil menundukkan kepalanya tak berani untuk melihat mata Iel.

"Untuk apa kamu minta maaf?" Nayra mendongakkan kepalanya menatap Iel.

"Cinta bukan sesuatu yang salah. Kepada siapa kamu jatuh cinta, itulah yang salah." Lanjut Iel. Nayra menatap Iel dengan perasaan takut.

"Apa Kak Iel....."

"Aku mencintai perempuan lain" aku Iel memotong ucapan Nayra membuat Nayra menatapnya tak percaya. Iel mendongakkan kepalanya menatap Nayra dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Satu tahun ini membuatku menyadari jika aku mencintainya. Hatiku sudah menjadi miliknya seutuhnya." Nayra terdiam. Kenyataan pahit yang tak pernah dia bayangkan akan dia dengar. Iel menatap Nayra dengan serius.

"Aku mengatakan ini karena aku nggak mau nyakitin kamu Nayra. Aku nggak mau memberimu harapan palsu. Mungkin kita akan menikah. Tapi kamu harus tau jika hatiku bukan milik kamu. Dan aku nggak bisa menjanjikan apakah hatiku bisa menjadi milikmu suatu saat nanti." Lanjut Iel dengan berat hati. Ya. Dia rasa semuanya harus dia ungkapkan jika tak ingin ada yang lebih sakit lagi. Lebih baik sakit sekarang daripada nantikan?

"Aku nggak tau kalo Kak Iel memiliki seseorang." Kata Nayra. Nayra mendongakkan kepalanya, memberanikan diri untuk menatap Iel.

"Kalo aku boleh tau. Siapa perempuan itu Kak?" tanya Nayra dengan berat. Iel menatap Nayra ragu.

"Dia......"

Ucapan Iel terpotong karena suara dering ponselnya yang ada diatas meja. Iel mengalihkan pandangannya pada ponselnya dan melihat nama yang tertera dilayar.

Alyssa Calling........

_____

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang