Di foto adalah cast David Harrington. sebenarnya aku gak mau bikin cast, soalnya bisa memecahkan fokus aku tentang mereka. tapi, CUMA untuk David doang ya aku kasih sedikit gambarannya^^ yaaaah kurang lebih begitu WKWK >,<
ENJOY READING!~
***
David masih berkutat dengan pekerjaannya setelah ia memanggil bagian Quality Control untuk menanyakan perihal propertinya yang terjual dalam keadaan rusak dan tidak bagus. Tiba-tiba saja pintu terbuka, menampakkan seorang bocah kecil yang berlari kearah David dan berseru, "David! Antarkan aku kerumah Laura, sekarang!" perintahnya.David melihat adiknya—Thomas sambil memijit pelipisnya. Ia tidak bisa bersikap dingin ataupun keras pada Thomas seperti kepada adik-adiknya yang lain, Thomas masih menggemaskan dan kecil.
"Ada apa lagi, Tommy?"
Thomas mendenguskan nafasnya, "Aku ingin bertemu Laura, kau tahu, aku ingin main."
"Kenapa kau tidak main dengan Nathan? Atau Lucy dan Kayla?"
"Mereka tidak mau bermain denganku." Raut wajah Thomas tampak sedih. Baju kemejanya yang terlihat kekecilan dibagian perut, ia main-mainkan dengan jari-jari mungilnya.
"Kau datang dengan siapa?" tanya David lagi.
"Ron mengantarkanku. Dan bisakah kau tidak terlalu banyak bertanya, David?" anak itu betul-betul menjengkelkan sekaligus menggemaskan. Membuat David tidak bisa marah padanya.
David menutup laptop dan berkas-berkasnya. Duduk disamping Thomas dan memandanginya.
"Hei, teman. Aku sedang bekerja, bisakah kita lakukan ini lain kali?" David tersenyum dan mencoba menenangkan Thomas—"sementara itu, kau bisa disini bersamaku. Saat pulang nanti kutemani kau beli es krim. Bagaimana?"
Thomas tampak berpikir, dan ia mengangguk tanda setuju. Menampakkan cengirannya yang lucu dan polos.
David mengacak-acak rambut adiknya dengan gemas, dan kembali ke mejanya. Membuka kembali laptop serta berkas-berkas yang berisi laporan dan proposal tersebut. Waktu menunjukkan pukul tiga sore dan selama satu jam Thomas tampak manis dengan hanya berdiam diri di kursinya atau sesekali mengajak bicara David. Thomas dengan lucu menutupi kebosanannya demi es krim yang telah dijanjikan oleh kakaknya tersebut.
"Apa kau menyukai Laura, Dave?" tanya Thomas tiba-tiba. Tampaknya ia sudah sangat bosan hingga menanyakan hal yang bukan menjadi urusannya.
Mendengar nama Laura kembali disebut, Dave memalingkan wajahnya pada Thomas, "Apa maksudmu?"
"Kau tahu, aku melihatmu saat kau melihatnya. Bagaimana caramu menatapnya." Jawab Thomas percaya diri bahwa ia benar.
"Kau masih belum terlalu dewasa untuk memahami hal tersebut, Tuan Muda."
"Kalau begitu, kau tidak menyukainya? Kukira akan ada persaingan."
"Apa maksudmu?" tanya David lagi dengan alis berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (COMPLETED)
RomanceWARNING: (be wise for younger readers under 17, THIS STORY CONTAINS MATURE THEME AND STRONG LANGUANGE +) beberapa part akan di private. Follow if u wanna read it. Enjoy guys! ** Tangan keras laki-laki itu menggenggam erat jemarinya. Menelusup di...