Part 4

71.2K 3.7K 37
                                    

Langit California tampak begitu cerah hari ini, matahari berada di puncaknya seakan menantang siapapun yang menatapnya dengan terik yang menyengat. Rerumputan hijau, lapangan yang luas dan tertata dengah rapih itu terbentang sangat tenang namun juga terlihat melelahkan.

David sedang melihat dari kejauhan adiknya--Nathan sedang mengambil ancang-ancang untuk memukul bola golf menggunakan tongkatnya, dengan Mr. Cougart di samping Nathan yang memperhatikan jauhnya bola itu melayang kemudian. Tak lama, Mr. Cougart yang mengambil alih, ia bersiap untuk memukul stik golfnya, dan bola kecil berwarna putih itupun terbang melayang, dan jatuh ke dalam lubangnya. Nathan dan Mr. Cougart tampak tertawa dan kepanasan.
Mereka mendatangi David yang berteduh di pondok kecil, dengan tatapan datar dan seakan tidak menyadari kedatangan mereka.

Nathan mengambil sebotol air minum, dan meneguknya hingga setengah. Tampak bulir-bulir keringat bercampur dengan air yang mengalir dari bibirnya mengucur kebawah. Entah mengapa hari ini sangat tidak bersahabat seperti sebelumnya. Menusuk dahaga siapapun yang mencoba menantang matahari.

Nathan memperhatikan kakaknya yang sedang memikirkan sesuatu. Raut wajah David berubah serius, alisnya berkerut, matanya datar namun tajam.

Rasa penasaran Nathan pun datang, tapi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia tahu bahwa yang akan ia dapat hanyalah kediaman David.

Mr. Cougart mengambil duduk di sebelah David sambil meminum air dan mengipas-ngipaskan wajahnya dengan ujung topi golfnya.

Mr. Cougart adalah salah satu pemilik perkebunan anggur di daerah itu. Ia berumur sekitar 55 tahun, dan berteman baik dengan Mr. Harrington. Biasanya Mr. Cougart bermain golf dengan Mr. Harrington setiap hari sabtu, tetapi berhubung suami-istri Harrington sedang bepergian keluar kota, lantas Mr. Cougart bermain dengan Nathan. Dan David terkadang ikut bergabung.

"Harimu baik, Nak?" tanya Mr. Cougart yang memperhatikan David dengan kebisuannya dari tadi.

David hanya diam dan bergeming. Memandang lurus ke lapangan hijau yang luas itu, seperti biasa--datar.

Seakan sudah tahu watak anak sulung dari keluarga Harrington, Mr. Cougart hanya tersenyum dan menepuk pundak David. Mr. Cougart adalah sosok yang baik dan juga ramah. Meskipun begitu, ia sangat tegas dan bijaksana. David mengenal Mr. Cougart sejak ia berumur 6 tahun. Tak jarang David juga sering berkunjung ke kediaman Mr. Cougart yang sekarang hanya tinggal dengan istri tercintanya. Mereka mempunyai seorang anak laki-laki, tapi na-as, anak mereka meninggal dalam kecelakaan mobil lima tahun yang lalu.

"Ayolah, Pak Tua. Jangan hiraukan dia, lebih baik kita main lagi." ajak Nathan yang memang sudah lama kenal dengan Mr. Cougart sehingga ia biasa memanggil Mr. Cougart dengan sebutan "Pak Tua." Lelaki paruh baya itu tidak keberatan saat Nathan memanggilnya seperti itu, ia menyayangi David dan Nathan seperti anaknya sendiri.

Mr. Cougart tertawa dan menepuk pundak David, lalu pergi bersama Nathan menuju lapangan golf dan bersiap beradu kembali.

Ada sesuatu yang mengacaukan pikiran David. Sesuatu yang beberapa hari ini ia tidak habis pikir mengapa ia memikirkan hal tersebut.

Mata birunya yang menenangkan dan menenggelamkan, bibir mungil berwarna merah muda berbau peach yang tercium ketika gadis itu mendatangi kediamannya tempo hari. Dan tepat hari ini, gadis itu datang lagi. Dengan tatapan sendunya yang seakan takut akan kepekatan mata hitam David yang selalu menatapnya tajam.

Bukan, ia tidak benci pada gadis itu. Tidak ada alasan untuk membencinya. Hanya saja, David tidak bisa mengenyahkan warna mata dan keteduhannya sejak malam itu. Wajah yang lugu, serta raut ketakutan yang ditunjukkan oleh alisnya yang bertaut dan mata sendunya ketika bertatapan dengan mata David. Lemah dan tidak berdaya.

Obsessed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang