"Mr. Harrington, apakah benar perusahaan Anda terlibat kasus korupsi?"
"Mr. Harrington, lihat kemari. Bagaimana Anda menanggapi berita tersebut?"
David dikawal oleh beberapa pengawal perusahaannya ketika ia tiba di Davinci Group atas kasus yang menjerat perusahaannya. Diduga, Davinci Group melakukan penyuapan terhadap perusahaan Jansen Company milik Millen Jansen agar mau bekerja sama dengan perusahaannya dan memutuskan kerja sama dengan Williams and Co.. Gosip itu bermula dari sebuah postingan di internet yang menyebutkan bahwa David Harrington diam-diam mendatangi Jansen Company. Lalu ada bukti laporan keuangan yang menyebutkan bahwa sejumlah dana telah di transfer kepada Jansen Company.
"Mr. Harrington, apa benar bahwa penyuapan ini Anda lakukan lantaran ada dendam diantara Anda dengan pewaris Williams and Co. yaitu Mr. Romeo Williams?"
David berhenti saat nama Romeo disebut. Sedangkan semua wartawan menunggu jawaban apa yang akan dilontarkan oleh David.
"Jangan pernah percaya pada kabar burung yang tidak berguna seperti ini!" Dengan begitu, David masuk ke dalam perusahaannya, dan para wartawan yang berkumpul di tahan oleh pengawal-pengawal serta petugas keamanan agar tidak dapat melewati batas mereka.
David membanting pintu ruangannya dengan kencang, diikuti oleh Harris-sang asisten setia. Ia melempas jas biru gelapnya dengan kesal ke sofa. "Siapa yang memanggil wartawan itu?!" bentaknya.
Dengan hormat Harris menjawab, "Tidak ada, Mr. Harrington. Mereka datang satu jam setelah berita itu menyebar."
David mengacak-acak rambutnya geram. Ia melepas dasi yang mengikat lehernya dan menggulung lengan bajunya. Ia berusaha mengontrol emosinya, dengan duduk dan bertumpu pada lututnya.
"Anda mau saya ambilkan minum, Mr. Harrington?"
"Paggilkan Rosaline kemari!" ucapnya tenang. Namun Harris tahu, bahwa dibalik sikap itu David menyimpan luapan emosi yang bisa keluar kapan saja.
"Baik."
Rosaline masuk dengan langkah santai nan anggun. Kaki jenjangnya memamerkan diri dengan hanya tertutup sampai ke paha dengan rok minim dan kemeja ketat yang pas ditubuh indahnya. Rambutnya di gerai dengan gaya sensasional serta bibir merah menyalanya yang mengisyaratkan siap untuk diperangkan.
"Anda memanggil saya, Sir?" ucapnya masih berdiri. David melihat Rosaline dari atas sampai bawah. Memang, wanita itu cantik dan sangat menggoda, namun tidak ada yang tahu apa yang ada di balik otaknya.
David mendekati Rosaline yang masih berdiri, ia memutari tubuh wanita itu. Sedang Rosaline, hanya diam terpaku. Merasa gugup dan malu, pasalnya baru kali ini David melihat dia secara intens dan entah kenapa tatapan David membuat gairah di dalam tubuhnya memuncak. Rosaline semakin berdiri dengan rasa kepercayaan dirinya yang kuat, ia membusungkan dadanya serta menunduk dengan gerakan yang eksotis.
David berdiri dibelakang Rosaline, dengan posisi seperti ini membuat tubuh Rosaline menegang. Dengan sebelah tangannya, David menyentuh pundak Rosaline dan meremasnya sedikit. Rosaline merasa, dengan begitu saja David sudah membuatnya gila. Ia tidak menyangka, bos yang ia idamkan saat pertama kali ia masuk perusahaan ini, begitu sangat menggoda dan sangat terampil dalam membuat wanita merasa resah dan terbuai. Rosaline sedikit tersentak saat tiba-tiba wajah David berada di telinganya sambil berbisik, "Katakan pada tuan-mu, hentikan permainan ini atau aku akan menghancurkan semua yang bersangkutan dengannya," David semakin meremas bahu Rosaline hingga wanita itu merasa kesakitan, "...dan orang-orang yang membantunya." Kata-kata itu terdengar lebih dalam dan seram saat David yang mengucapkannya.
David melepaskan cengramannya dari bahu Rosaline. I behadapan langsung dengan Rosaline yang kini wajahnya tampak pucat dan peluh sudah mulai menetes dari dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (COMPLETED)
RomanceWARNING: (be wise for younger readers under 17, THIS STORY CONTAINS MATURE THEME AND STRONG LANGUANGE +) beberapa part akan di private. Follow if u wanna read it. Enjoy guys! ** Tangan keras laki-laki itu menggenggam erat jemarinya. Menelusup di...