Sebelum tertidur dipangkuan Laura, David mengatakan bahwa ia hanya butuh tidur selama 30 menit. Dan selama itu pula, Laura terdiam kaku tanpa melakukan apa-apa. Untuk bergerak saja rasanya ia tidak mempunyai keberanian.
Entah sudah berapa lama waktu yang berlalu, namun Laura tidak merasakan mati rasa di kakinya. Itu karena matanya yang terus memperhatikan David dalam jarak yang cukup dekat. Tubuhnya boleh saja kaku, tapi bola mata itu tidak mungkin berhenti bergerak. Laura berusaha menormalkan detak jantungnya, ia khawatir David dapat mendengar dengan jarak yang lumayan dekat ini. Kemudian, Laura mengalihkan pandangannya ke danau. Menikmati semilir angin yang menyapa, serta burung-burung kecil yang selalu menemani kesendiriannya.
"Kenapa berhenti?" ucap suara itu. Laura tertegun lalu menoleh ke bawah. Di sana, David sudah terjaga dan menatapnya intens.
"Ah?" ucap Laura bingung.
David berdiri dari pangkuan Laura dan mengambil posisi duduk.
"Menatapku." Ucapnya. Laura terdiam sesaat mencoba menyaring kata-kata David dengan seksama. Lalu sesaat kemudian, Laura menutup mulutnya dengan tangan sementara itu matanya melotot tidak percaya. Mungkinkah David tahu bahwa ia memperhatikannya dari tadi?
Laura merutuki dirinya sendiri yang ceroboh. Ia mengalihkan wajahnya dari David, menyimpan urat malunya disertai wajah yang memerah. Sementara itu, David tampak bersikap seperti biasa-tidak peduli.
David bangkit dan mengambil jas serta dasinya yang menggantung ditangan kursi, lalu berkata, "terima kasih karna telahmeminjamkanku sandaran." Dengan begitu ia meninggalkan Laura dan beranjak pergi.
Laura terkesiap, begitu saja? Batinnya. Dan yang benar saja, memangnya apa yang ia harapkan dari David? Lagi, Laura merutuki dirinya.
***
"Kau terlihat sangat cantik hari ini." Ucap lelaki itu. Si wanita hanya tersipu malu dan menyelipkan helai rambutnya dibalik telinga mungilnya. Berlian yang menjadi anting ditelinga itu tampak bersinar, dan hanya sebentar saja si lelaki tahu bahwa wanita itu mencintai kemewahan dan segala yang ada di dunia ini.
Nathan-lelaki itu, mengambil tangan wanita cantik dan mewah itu kemudian menggenggamnya. Mengamati wajahnya yang sempurna dan bahagia karna bisa berkencan dengan salah satu anak pebisnis terkaya nomor tiga di California, Nathan Harrington.
Nathan tahu, setiap wanita yang jatuh padanya mempunyai dua tujuan dan keuntungan, pertama, Nathan terbilang sangat tampan dan kasual, semua wanita pastinya rela untuk bersujud dikakinya. Kedua, ia adalah anak kedua dari Mr. Harrington, terlebih saat kakaknya-David Harrington memutuskan untuk membuat perusahaan tunggalnya, otomatis warisan dan jabatan itu akan turun pada Nathan. Pertanyaannya, wanita mana yang tidak menginginkan kemewahan dan suami yang tampan?
Media bisnis pun seperti tak henti-hentinya meliput kehidupan pribadi anak kedua Harrington tersebut. Predikatnya sebagai playboy dan pecinta wanita itu melekat dengan baik di dirinya.
Namun Nathan adalah Nathan, menyukai permainannya dengan boneka-boneka cantiknya. Ia memberikan segala yang diinginkan wanita-wanita itu, bermain dengan mereka, lalu meninggalkannya. Jika dibandingkan dengan David, Nathan lebih aktif dan agresif, serta.. lebih berbahaya.
Nathan mencium kedua punggung tangan wanita itu dan menatapnya dengan wajah yang 1000 kali lebih tampan dari sebelumnya. Wanita itu tampak memuja dan tergila-gila pada Nathan.
Hampir semua yang ada di dalam restoran tersebut memperhatikan keduanya. Para wanita itu akan berdoa dan berteriak kecil memohon pada Tuhan untuk menjadikan mereka yang selanjutnya. Termasuk seorang gadis yang duduk tak jauh dari mereka sambil memegang kamera ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (COMPLETED)
RomanceWARNING: (be wise for younger readers under 17, THIS STORY CONTAINS MATURE THEME AND STRONG LANGUANGE +) beberapa part akan di private. Follow if u wanna read it. Enjoy guys! ** Tangan keras laki-laki itu menggenggam erat jemarinya. Menelusup di...