Part 7

56.7K 3.2K 76
                                    

Tidak ada yang bisa dikatakan David saat ia melihat Louis kembali merangkul pinggang Laura. Ia hanya menatap ke bawah—tempat dimana tangan itu menyentuh Laura. Tempat yang sama ketika ia menyentuhnya di pesta dansa beberapa hari yang lalu.

Thomas tampak begitu bahagia ketika diajak Laura mengunjungi kebun anggur milik keluarganya. Kebun anggur itu tidak terlalu luas namun sangat terawat, dan terdapat beberapa taman bunga disana. Thomas tertawa ketika Laura mengejarnya dan menggelitiki pinggangnya. Dari kejauhan, David melihat aksi keduanya hanya bisa tersenyum simpul. Dalam hatinya, entah mengapa saat melihat Laura tersenyum dan menyayangi Thomas layaknya adik sendiri, membuat David semakin merasakan ketertarikan pada wanita itu.

Pagi itu Laura mengenakan gaun biru laut yang jatuh dengan cantik ditubuhnya. Sangat cocok sehingga membuat matanya semakin mencolok dan indah. Rambutnya yang bergelombang tertiup angin saat ia berlari mengejar Thomas.

"Jadi, Mr. Harrington. Bagaimana kau bisa mengenal Laura?" Louis yang dari tadi berada di belakang David—yang ikut memperhatikan Laura, memecah keheningan yang ada diantara dirinya dan David.

David menoleh, "Pada acara keluarga." Singkatnya.

Bukannya Louis tidak tahu bahwa keluarga Harrington menguasai 30% saham dari perusahaan milik ayah Laura. Ia hanya tidak menyangka bahwa David Harrington yang terkenal sebagai "lelaki yang sulit dijangkau", bisa berdekatan dengan wanita. Seingatnya, kabar yang beredar dulu ketika David dan mantan kekasihnya berpisah, tidak ada yang bisa mendekati lelaki itu lagi. Jangankan untuk berdekatan, untuk saling bertukar senyum saja itu adalah hal yang mustahil. Sedingin itulah David yang diketahui orang-orang.

Kali ini, David mengunjungi kediaman Darnell dengan alasan bahwa adiknya ingin menemui wanita itu, membuat Louis sedikit tidak percaya dengan hal itu.

"Kau kekasihnya?" tanya David memecah lamunan Louis. Dari sekian banyak pertanyaan, mengapa pertanyaan itu yang diajukan David?

Louis tertawa, terdengar mengejek dan putus asa, "Andaikan itu benar. Tidak, aku hanya sahabatnya."

David yang merasakan sedikit keanehan pada jawaban Louis, hanya mengernyit. Dan di dalam kepalanya, banyak sekali pertanyaan.

Andaikan itu benar.

Mungkinkah Louis menyukai Laura? Pikir David.

Dan mengapa pula ia merasa lega saat mengetahui bahwa Louis hanyalah sahabat wanita itu. David tidak ingin memusingkan hal itu. Ia kembali melihat Laura dan Thomas yang sedang memetik buah anggur yang sudah matang dibatangnya.

Thomas dan Laura datang membawa sekeranjang berisi beberapa buah anggur karna sebagian masih belum terlalu matang untuk dipetik.

Louis menyambut dengan antusias. Thomas menyuapi Louis beberapa buah anggur. Dan sepertinya Thomas menyukai lelaki itu. Louis memang ramah dan baik. Ia tulus dan menyukai anak-anak. Seperti Laura.

Thomas menarik Louis untuk pergi ke danau kecil yang berada diujung kebun anggur Laura. Dan Louis berkata pada Laura bahwa ia akan segera kembali. Laura mengangguk dan tersenyum.

Dari samping, David dapat melihat wajah Laura dengan jelas. Dahinya yang basah karena keringat, turun hingga ke leher jenjangnya. Rambutnya yang tergerai kini telah dikuncir seperti buntut kuda. Dan Laura tampak semakin cantik dengan itu.

Doria datang memecah pandangan David pada Laura yang untungnya tidak disadari oleh wanita itu. Doria membawakan nampan berisi empat gelas jus jeruk dan sepiring kue kering untuk disantap.

"Terima kasih, Doria." Ucap Laura. Doria hanya menunduk sopan dan berlalu pergi.

"Jadi—"

"Kau terlihat cantik." Potong David. Sontak saja Laura terkejut ketika David mengatakan hal itu. Awalnya Laura ingin bertanya mengapa tiba-tiba ia dan Thomas berkunjung kerumahnya. Namun saat ucapan itu terpotong, yang didengarnya justru sangat mengejutkan.

Obsessed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang