Part 20

33.3K 1.6K 29
                                    

Laura pulang setelah menerima jawaban David, dengan senyuman diwajahnya yang menunjukkan bahwa ia tidak apa-apa dengan semua ketidakjelasan ini. Dengan ia mengatakan pada David bahwa sudah waktunya ia pulang dan David harus segera melanjutkan pekerjaannya. Meskipun begitu, mustahil jika ia tidak merasakan sesak didadanya.

David masih belum bisa terbuka padanya. Laura pikir ia dan David memiliki 'sesuatu', tapi ternyata hubungan mereka belum sejauh itu. Laura tetap menunggu, sampai nanti David yang akan menceritakan semua langsung padanya.

Saat Laura sedang menunggu Ivan di lobi kantor, seseorang mengagetkannya dari belakang yang membuat Laura menoleh tersentak.

"Hei, ada apa Ms. Darnell? Kau seperti melihat hantu." Romeo berdiri dengan seringaiannya yang membuat Laura tidak nyaman tiap kali melihat seringaian itu.

"Mr. Williams." Sapa Laura dengan sopan.

"Kau tahu ternyata bagaimana menyapa orang lain. Tapi sudah kubilang, panggil nama depanku saja, Laura."

"Aku hanya bersikap seadanya karna kau juga memanggil nama belakangku."

Romeo tertawa, merasa tertarik.

"Apa yang kau lakukan disini?' tanya Romeo, memperhatikan Laura dari atas sampai bawah dan apa yang dibawa wanita itu. "Menjenguk kekasih, huh?"

Laura tersenyum simpul, "Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini?" balas Laura.

"Aku hanya ingin menjenguk sahabat lama. Kalau begitu, aku duluan Laura." Romeo mengedipkan sebelah matanya pada Laura yang membuat Laura terkesiap sekejap. Romeo benar-benar seperti 'Romeo', jika saja Laura mudah untuk tertarik pada lelaki ia yakin dirinya akan jatuh dengan mudah pada Romeo.

***

Ketukan di pintu mengintrupsi David dari pekerjaannya dan masuklah seorang wanita berumur 35-an, Millena-sekretaris David.

"Permisi, Mr. Harrington. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." Ucapnya sopan. Millena sudah 3 tahun bekerja dengan David, hal itu bertahan lama karna wanita itu profesional dalam pekerjaannya. Ia tidak ada tujuan lain selain bekerja, tidak seperti kebanyakan pegawai-pegawai wanitanya meskipun pekerjaan mereka semua sangat baik.

"Siapa?"

"Romeo Williams dari Williams and Co. Sir."

David mengepalkan tangannya, untuk apa dia datang kemari? Batinnya.

"Biarkan dia masuk."

"Baik, Sir." Millena keluar dan tak lama kemudian masuklah Romeo dengan gayanya yang mengesalkan. Ia menyunggingkan seringaian liciknya dan memperhatikan ruangan David dengan pujian palsu yang membuat David jijik.

"Ruanganmu ternyata sangat besar, Mr. Harrington."

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya David. Matanya menatap tajam Romeo dan pandangan itu tidak lepas barang sedetikpun seakan ingin membuat Romeo takut. Namun Romeo, tidak tergoyahkan.

Romeo duduk di kursi dan menyilangkan kakinya dengan sombong, berhadapan langsung dengan David.

"Santai saja, sudah lama kita tidak mengobrol."

"Aku tidak bisa sesantai itu setelah apa yang kau lakukan pada perusahaanku!"

Romeo tertawa, mengambil pulpen diatas meja dan memain-mainkannya, "Itu hanya pertunjukan kecil, Dave. Berhentilah merengek."

"Berhenti memanggilku Dave." Ucap David tenang namun suaranya dalam dan menyeramkan, "Hanya teman baikku yang memanggilku begitu."

Seringaian Romeo berganti dengan raut serius, ia mendekatkan wajahnya kearah David dan menatap tajam wajah lelaki yang membuatnya muak selama ini.

Obsessed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang