"Laura, bisa bantu ibu disini, Sayang?" Marilyn teriak dari arah dapur dan Laura yang kala itu sedang berada diruang tamu bergegas datang menghampiri ibunya.
"Ya, bu?" Tanya Laura.
Laura melihat ibunya sedang kesulitan membuat kue, sedangkan Doria dan pelayan lain seperti ingin membantu namun tertahan oleh tolakan Marilyn.
"Coba kau aduk seperti ini." Marilyn mencontohkan adukannya searah putaran jam.
Saat Laura hendak mengambil tangkai adukan itu, Doria memberikan Laura sarung tangan plastik yang secara cepat ditolak wanita itu.
"Tidak perlu, aku suka kotor." Ujarnya.
Dengan senyumnya yang sumringah Laura mengaduk-aduk adonan itu.
Marilyn tersenyum sembari memasukkan adonan yang sudah dicetak ke dalam pemanas. Ia sangat tahu betul bahwa Laura memang suka sekali berada di dapur.
Bel pintu berbunyi sekali, dan Doria bergegas menyambut siapa yang datang siang-siang seperti ini ke kediaman Darnell.
Doria membuka pintu dan bertatapan dengan seorang wanita dewasa.
"Selamat siang, Nona? Ingin bertemu siapa?"
Wanita itu melangkah masuk sebelum dipersilahkan. Ia memandangi ruang tamu itu dengan senyuman liciknya.
"Besar juga." Ucapnya.
Doria panik lalu menghampiri wanita asing tersebut, "Maaf nona, Anda ingin bertemu siapa?" tanya-nya lagi
"Oh?" Ucap wanita itu seakan baru menyadari adanya Doria.
"Aku ingin bertemu dengan Laura. Ya, Laura Darnell. Ini rumahnya, 'kan?"
"Oh, iya. Sebentar saya akan panggilkan Nona Laura. Silahkan duduk." Ujar Doria sopan.
Dalam hatinya Doria menggerutu. Tamu tidak sopan yang sebelumnya tidak pernah datang ke kediaman ini membuatnya sebal.
"Ada apa, Doria?" Tanya Marilyn yang menyadari kedatangan Doria yang sepertinya tidak mengenakkan itu.
"Begini, Nyonya. Ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan Nona Laura."
Laura menoleh, "Siapa?" Tanyanya.
"Saya tidak tahu, Nona. Tapi ia sangat-- tidak sopan." Ucap Doria berhati-hati.
"Temui tamu-mu, Laura. Biar Doria menggantikanmu disini."
"Iya, Bu."
Laura mencuci tangannya sampai bersih sebelum keluar, lalu ia melihat seorang wanita yang sedang berdiri memandangi foto-foto di dinding ruang tamunya.
Tubuh wanita itu semampai dan saat melihatnya dari belakang seperti ini, Laura langsung ingat dan tahu betul siapa yang datang.
"Kau?" Ucap Laura memecah keheningan.
Wanita itu berbalik, dan mengeluarkan seringaiannya.
"Halo, Laura."
"Michelle." Balas Laura dengan datar. "Apa yang kau lakukan disini?"
Michelle memutari tubuh Laura, lalu berhenti dibelakang wanita itu dan berbisik, "Aku ingin berbicara denganmu."
"Kita bukan teman yang bisa berbicara seperti orang dekat."
"Oh, berbaik hatilah dengan tamu-mu ini, Sayang." Michelle duduk tanpa dipersilahkan. Menyilangkan kakinya yang jenjang dan seksi.
Laura masih berdiri dan menatap Michelle dengan pandangan menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (COMPLETED)
RomanceWARNING: (be wise for younger readers under 17, THIS STORY CONTAINS MATURE THEME AND STRONG LANGUANGE +) beberapa part akan di private. Follow if u wanna read it. Enjoy guys! ** Tangan keras laki-laki itu menggenggam erat jemarinya. Menelusup di...