"Kau takut padaku?" David menegakkan kepalanya untuk melihat reaksi Laura. Laura kebingungan, memang ia merasakan sedikit rasa takut namun ia tahu bahwa hal itu tidak boleh berlangsung lama.
Laura tersenyum, "Tidak."
"Apa aku menyakitimu?" David memeriksa tubuh Laura, memastikan apakah ia meninggalkan bekas ketika mereka sedang bersetubuh tadi.
"Tidak, Dave."
"Laura, maafkan aku. Aku sungguh minta maaf." David memegang erat kedua tangan Laura dan menciuminya. "Kau yakin aku tidak menyakitimu?"
Laura tidak ingin membuat David merasa bersalah selamanya. Memang, tidak ada bekas luka apapun ditubuh Laura, namun bekas dihati itu masih terasa segar, bagaimana sakitnya diperlakukan seperti pelacur, bagaimana rasanya dicampakkan oleh orang yang disayangi. Namun, Laura tidak ingin menambah beban David. Ia mengerti, David mengalami masa-masa buruk dimasa lalunya. Dan Laura tidak ingin menambah rasa bersalah dalam diri David.
"Tidak, Dave. Aku hanya sedikit terkejut atas apa yang terjadi. Namun, sungguh, aku tidak apa-apa."
"Sayang, aku berjanji tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi padamu. Aku memang brengsek, maafkan aku, ya?"
Laura mendapatkan sebuah ide untuk dirinya dan untuk David sendiri. Ia tidak bisa hanya tinggal diam dan membiarkan David seperti ini selamanya. Laura menatap David, lalu berkata, ""Aku akan memaafkanmu, asal kau mau melakukan sesuatu untukku."
Alis David berkerut, bingung harus bersikap seperti apa karna baru kali ini Laura meminta syarat padanya. David yakin, ini sesuatu yang sangat penting. Ia mengangguk.
"Maukah kau berdamai dengan Romeo?" tanya Laura hati-hati, takut hal itu akan membangkitkan amarah David kembali.
Wajah David mengeras, ia terlihat sedang berpikir keras dan mengalihkan pandangannya dari Laura.
"Kau tahu, ini tidak akan selesai jika diantara kalian tidak ada yang mencoba untuk memperbaikinya." Lanjut wanita itu.
"Dia tidak akan mendengarkanku." Jawab lelaki itu kemudian. "Dia tidak akan percaya pada apa yang kukatakan dan akan tetap menganggapku bajingan."
Laura menarik wajah David agar menghadapnya. Tangan lembut Laura mampu menenangkan David, dan David tahu bahwa ia tidak bisa sedikit saja jauh dari wanita itu.
"Tidak, Dave-ku. Dia akan mendengarkanmu, jika kau datang dengan baik-baik. Percayalah, Romeo tidak seburuk itu."
David mengerutkan keningnya curiga, "apa kau mengenalnya lebih baik dariku?"
Laura tertawa, dan meskipun hal itu membuat David jengkel, namun dalam lubuk hatinya ia senang melihat Laura sudah tidak murung dan sedih lagi. Kesalahannya hari ini sudah cukup untuk membuat Laura mengalami sakit dihatinya, dan David tidak ingin hal bodoh seperti itu terulang dikemudian hari. Ia sadar, cintanya dan obsesinya pada wanita itu membawa kecemburuan dikepalanya dan membuatnya hilang akal. Ia sadar, bahwa Laura terlalu berharga untuk disia-siakan begitu saja karena banyak sekali lelaki diluar sana yang akan mencoba merebut Laura dari tangannya. Dan David bersumpah, ia tidak akan merelakan Laura pada siapapun, bahkan selembar rambut wanita itu sekalipun.
***
Sesuai janjinya, David mendatangi kediaman Romeo untuk berbicara pada lelaki itu. Mengumpulkan setiap fakta yang disimpannya bertahun-tahun, dan akan mencoba menjelaskan pada Romeo dengan perlahan agar setiap katanya didengar baik oleh lelaki itu.
Saat mobil David akan memasuki gerbang rumah Romeo, seseorang bertanya melalui radio pengeras suara yang ingin mengetahui siapa tamu Tuan-nya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (COMPLETED)
RomanceWARNING: (be wise for younger readers under 17, THIS STORY CONTAINS MATURE THEME AND STRONG LANGUANGE +) beberapa part akan di private. Follow if u wanna read it. Enjoy guys! ** Tangan keras laki-laki itu menggenggam erat jemarinya. Menelusup di...