CHAPTER 16

6.1K 612 29
                                    

Vote+Comment Jusseyo☺☺

--------------

Pagi kembali menyapa, Soonyoung sudah siap untuk berangkat sekolah, tapi tidak dengan Jihoon. Sedari tadi ia hanya bercermin dan menggerutu tanpa sebab.

"Hey kau kenapa sayang?" tanya Sooyoung memeluk jihoon dari belakang.

"Bagaimana ini Soonyoung?" Jihoon menunjuk bekas keunguan yang ada di lehernya.

Soonyoung hanya terkekeh mendengar gerutuan istrinya itu, ia kemudian mengambil sebuah syal kecil dan memasangkannya ke leher Jihoon.

"Ini bisa menutupinya, lagian udara pagi semakin dingin" Jihoon diam, bukan karena apa, tapi sekarang ia gugup setengah mati dengan jarak mereka yang sangat dekat.

"Sudah selesaikan? Sekarang tersenyumlah" Soonyoung menarik kedua sudut bibir Jihoon agar tersenyum.

"Yeoppu" Soonyoung mengecup bibir Jihoon lalu berlari karena dia tau Jihoon akan segera melemparnya.

"YAKK KWON SIALAN, AWAS KAU!" Jihoon mengejar Soonyoung yang berlari keluar mendahuluinya.

------------

Hari ini Seokmin terlihat aneh menurut teman temannya. Bagaimana tidak? Sedari tadi dia tersenyum sangat lebar seperti orang kesurupan dan terus bertanya 'kira-kira kita pulang berapa jam lagi?'.

"Sebenarnya dia kenapa oppa?" bisik Seungkwan pada Jun yang duduk disampingnya.

"Mungkin salah minum obat" balas Jun dengan pelan.

"Kira kira kita pulang berapa jam lagi?" tanya Seokmin untuk yang kesekian kalinya.

"Berhentilah bertanya hal aneh seperti itu Seokmin sshi, ini sudah ke lima puluh tiga kalinya kau menanyakan hal yang sama" Wonwoo yang kesal langsung menyentil kepala Seokmin.

Bukannya marah, atau meringis kesakitan, ia malah menyengir dengan senyuman lebar yang selalu menghiasi wajahnya.

"Jangan memasang tampang seperti itu Seok, kau membuatku takut" Jihoon bergidik ngeri melihat perubahan sikap Seokmin.

"Kurasa dia depresi" bisik Soonyoung memberi pendapat.

"Kurasa dia kesurupan" Minghao ikut memberi pendapat.

Mereka semua lalu melirik ke arah Seokmin yang sedang tersenyum seperti sedang membayangkan sesuatu. Mereka lalu bergidik ngeri melihat itu.

"Apa perlu kita membawanya ke psikiater?" usulan Hansol mantap.

"Sekalian saja kita bawa dia ke Rumah Sakit Jiwa" ternyata usulan Mingyu lebih mantap.

"Aku rasa lebih cocok kau yang masuk rumah sakit jiwa tersebut" ujar Minghao menatap Mingyu malas.

"Kau-"

"Diamlah" bentak Seokmin dengan keras, membuat semuanya terdiam.

"Kira kira kita pulang berapa jam lagi?" tanyanya lagi dengan tampang bodohnya, yang membuat semua orang naik darah.

"Kau tau Seokmin? Tanganku sudah gatal ingin memukul kepalamu" Soonyoung menggaruk garuk tangannya yang terasa gatal.

Kring...

"Apa itu bel pulang?" tanya Seokmin senang.

"Kau di sekolah ini sudah berapa tahun? Ini bel masuk bodoh" Jihoon memukul kepala Seokmin sangat keras, sampai sampai Seokmin hampir pingsan.

"Sudahlah, ayo pergi" mereka lalu meninggalkan Seokmin yang berjalan sempoyongan mengejar mereka.

---------

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang