"Tuhan apa salahku? Tugasku belum selesai, di tambah lagi aku harus tidur di ruang tengah? Kau sungguh memberkatiku tuhan" soonyoung sangat dramatis.
Soonyoung berusaha dengan keras untuk menjawab soal soal dari park saem tersebut.
"Ya tuhan, kapan ini akan berakhir?" teriak soonyoung frustasi
"Astaga sudah jam 11 malam, aku harus cepat mengerjakannya" soonyoung kembali berkutat dengan buku bukunya sampai ia terlelap.
Jihoon bangun ketika mendengar suara jam wekernya, ia lalu membersihkan diri dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Jihoon keluar dari kamarnya dan alangkah terkejutnya dirinya ketika mendapati suaminya tidur dengan kepala bertumpukan tangan di atas meja dan jangan lupakan bukunya yang berserakan.
'Dia pasti kelelahan' gumam jihoon. Sebenarnya jihoon mendengar teriakan teriakan frustasi soonyoung di tengah tengah malam dan sekarang jihoon merasa bersalah.
"Masih jam 5, masih ada dua jam lagi" jihoon langsung menyambar buku buku soonyoung yang berserakan. Jihoon juga mengerjakan sisa tugas soonyoung yang belum terjawab.
Ia lalu berkutat di dapur untuk memasakkan soonyoung makanan yang lezat.
Setelah merasa sudah lengkap, jihoon membangunkan soonyoung
"Soonyoungie" panggil jihoon lembut dan entah kenapa soonyoung bisa langsung terbangun
"Ngghh" soonyoung terlihat menggeliat
"Bangun, sekarang ayo mandi" suruh jihoon menepuk nepuk pundak soonyoung. Mata soonyoung langsung terbuka lebar ketika mendengar kalimat jihoon
"Kau mengajakku mandi? Kalau begitu ayo mandi ber- aww" jihoon menjitak kepala suaminya yang terlanjur mesum itu
"Mandi sekarang, atau aku meninggalkanmu" suara jihoon yang lembut sudah hilang, dan berganti dengan suara jihoon yang galak yang membuat soonyoung lari terbirit-birit.
"Kau sudah selesai? Ayo makan" soonyoung duduk di kursinya dan mengernyit heran
"Wahh kau yang memasaknya ji?" mata soonyoung berbinar melihat lezatnya makanan yang ada di hadapannya sekarang
"Jangan banyak tanya, cepat makan" jihoon menjawab dengan ketus. Tanpa babibu lagi soonyoung langsung melahap makanan tersebut.
Jihoon tersenyum melihat soonyoung yang makan seperti anak kecil dan dia teringat sesuatu.
"Soonyoungie" panggil jihoon dengan lembut yang membuat soonyoung langsung mendongak.
"Wae chagi?" tanya soonyoung tak kalah lembut.
"Kau itu sangat aneh. Kau ingat? Waktu itu kau bahan tak mau menyentuh masakanku, kau masih ingatkan?" tanya jihoon menunduk dan membuat soonyoung menghentikan acara makan lahapnya.
"Aku sempat berpikir, apakah masakanku semenjijikan itu di matamu?"
Soonyoung terdiam tanpa berniat ingin memotong perkataan jihoon.
"Dan aku bahkan sempat berniat untuk tidak pernah memasak lagi" jihoon menatap soonyoung dan tersenyum sangat manis, matanya berair mungkin sebentar lagi air matanya akan jatuh.
"Tapi sekarang aku mengerti, itu bukan sepenuhnya salahmu, aku saja yang terlalu bodoh sehingga berpikiran seperti itu. Dan kau tau? Melihatmu makan dengan lahap seperti ini membuatku selalu ingin memasak makanan untukmu" air mata jihoon benar benar tumpah, melihat itu soonyoung dengan segera memeluk jihoon.
"Gomawo soonyoungie, gomawo karena telah mau memakan masakanku" soonyoung merasa bersalah dengan perkataan jihoon tersebut.
"Mianhe jihoonie" soonyoung memeluk tubuh mungil jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfic"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...