"Halo Chan" pekik Jihoon kelewat senang karena akhirnya adik tercintanya itu mengangkat teleponnya.
"Ada apa noona?"
"Kau dimana? Apa kau lupa kita ada pertemuan hari ini? Kami bahkan sudah selesai makan dan kalian masih belum datang" mendengar itu Chan langsung tersenyum, terlihat jelas kalau sang noona sedang menghawatirkannya.
"Aku sedang menjemput Yuna, mungkin kami akan terlambat noona"
"Baiklah, hati-hati" sambungan pun terputus dan membuat Chan membuang nafas lega. Masalahnya dan Yuna belum selesai.
Bel sekolah Yuna berbunyi, membuat Chan tersadar dari lamunannya.
Chan langsung berdiri saat melihat Yuna keluar dari gerbang sekolah.
"Shin Yuna" baru saja Chan akan memanggil Yuna, seseorang sudah mendahuluinya.
"Jimin Oppa" balas Yuna tersenyum manis.
"Mau pulang bersama oppa?" tanya Jimin menunjukan senyum tampannya.
Yuna melirik Chan sebentar lalu mengangguk setuju.
"Tapi oppa harus mentraktirku es krim, bagaimana?"
"Call! Ayo naik" mereka lalu meninggalkan Chan yang masih terdiam di tempatnya.
"Lee Chan" panggil seseorang dan membuat Chan langsung menoleh.
"Ternyata ini benar kau. Perkenalkan aku Minah, sahabat kekasihmu" Minah menjulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh Chan.
"Lee Chan"
"Dari awal aku memang curiga kau itu punya selingkuhan. Aku kasihan pada Yuna, di kelas dia terus diam seperti mayat hidup. Senyum pada Jimin seonbae adalah senyum pertamanya hari ini"
Chan hanya diam mendengarkan semua perkataan Minah.
"Bagaimana?" alis Chan langsung berkerut karena pertanyaan aneh Minah itu.
"Bagaimana rasanya ketika melihat kekasihmu bersenang-senang dengan orang lain?" Minah memperjelas pertanyaannya.
Chan tidak bisa menjawab. Dia hanya menundukkan kepalanya sedih. Perasaan sedih, sakit, marah, semuanya bercampur menjadi satu. Chan bingung dengan semua yang di rasakannya, ia menyukai Yerin, tapi entah kenapa otaknya selalu memikirkan Yuna.
"Kejar dia dan minta maaf lah, sesali semua yang kau lakukan, dan jangan ulangi lagi kesalahan yang sama. Jadilah seorang lelaki dewasa Lee Chan" Minah menepuk pelan bahu Chan lalu masuk ke mobil jemputannya.
"Kupikir kau benar Minah"
——————
"Yerin ah"
"Wae? Kau merindukanku?" goda Yerin. Walaupun melalui sambungan telepon Chan bisa membayangkan ekspresi menyebalkan Yerin saat ini.
"Anni! Kau terlalu percaya diri"
"Kalau begitu, ada apa?" tanya Yerin mulai serius.
"Bantu aku" Yerin menyatukan alisnya bingung.
"Apa ada masalah?" tanya Yerin.
"Temui aku di tempat biasa" Chan langsung menutup sambungan telepon yang membuat alis Yuna semakin berkerut.
"Aish anak ini ada-ada saja" Yerin langsung bangkit dari acara santainya dan bersiap pergi menemui Chan.
.
"Jadi, ada apa?" tanya Yerin yang baru sampai di Taman.
"Maaf aku belum menceritakan ini sebelumnya padamu" Chan menunduk menatap es krim yang sedang di genggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfiction"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...