Tiga hari lagi semua siswa kelas 12 akan mengadakan Ujian Nasional. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan segalanya untuk UN nanti.
Sebenarnya Soonyoung tidak seheboh yang lainnya, toh dia sudah pasti menjadi penerus perusahaan ayahnya. Tapi masalahnya ada pada Jihoon.
"Bagaimana bisa seorang CEO bodoh sepertimu? Apalagi kalau nilai kelulusanmu rendah, kau tidak malu?" itulah kalimat yang selalu di keluarkan Jihoon saat melihat Soonyoung bermalas-malasan dalam belajar, dan Soonyoung? Dia hanya bisa pasrah.
Hari ini mereka akan membahas soal-soal di rumah Jisoo.
"Kalian sudah datang" sambut Jisoo saat melihat para dongsaeng nya berada di ambang pintu.
"Ayo duduk"
Jisoo lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan beberapa minuman dan cemilan.
"Noona bukannya noona bilang kita mau membahas soal, kenapa noona menyuruh kami untuk tidak membawa buku soal?" tanya Mingyu bingung.
Jisoo tersenyum mendengarnya, ia lalu berjalan menuju sebuah kamar dan membawa beberapa tumpukan buku yang sudah berdebu.
"Karena noona punya ini" ujar Jisoo tersenyum puas.
"Banyak sekali" ujar Minghao.
"Ini masih setengah" balas Jisoo santai.
"MWO?" teriak mereka semua terkejut.
"Yakk gendang telingaku hampir pecah" kesal Jisoo, tapi memang dasar seorang Hong Jisoo tidak terbiasa marah, jadi itu malah terlihat menggemaskan.
"Bagaimana bisa eonni membahas itu semua?" tanya Jihoon masih dengan ekspresi takjub.
"Dulu aku sangat suka membahas soal-soal, jadi ya begitulah"
"Mungkin noona adalah siswa yang mempunyai nilai paling tinggi saat UN" ujar Soonyoung asal tebak.
"Begitulah, aku mendapat nilai tertinggi se-kota ini waktu itu" jawab Jisoo sangat santai.
"JINJA?" teriak mereka lagi.
"Aish telingaku bisa bengkak kalau begini terus, kalian tidak percaya padaku eoh?" tanya Jisoo sok drama.
"Bukan begitu eonni"
"Jadi?" tanya Jisoo cemberut.
"Kami kagum melihatmu eon" ujar Jihoon.
"Jinja?" Jisoo merasa senang dan malu.
"Ternyata calon kekasihku sangat pintar" ujar Seokmin dengan berbinar.
"Maksudmu siapa?" tanya Jun melirik Seokmin.
"Siapa lagi kalau bukan Jisoo noona" ujar Seokmin tersenyum lebar.
"Memangnya Jisoo eonni mau menjadi kekasih kuda sepertimu?" tanya Wonwoo tersenyum remeh, dan langsung saja Seokmin menjadi murung. Kejadian saat di cafe waktu itu terulang kembali di otak Seokmin.
Jisoo kikuk mendengar pertuturan Wonwoo tersebut, Soonyoung dan Jihoon yang sudah mengetahui perihal 'penolakan' kemarin hanya bisa terdiam.
"Kenapa kalian jadi hening? Apa aku salah bicara?" tanya Wonwoo bingung melihat Jisoo yang menunduk, Seokmin yang memasang wajah sedih, Soonyoung yang mengelus-elus punggung Seokmin, Jihoon yang menatap kasihan pada Seokmin, Minghao yang mengerjap polos, Jun dan Mingyu yang juga ikut bingung.
"T-tidak kau tidak salah Won, ayo kalian makan cemilannya dulu, aku mau mengambil sesuatu di kamar" ujar Jisoo gugup, dan langsung saja meninggalkan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
ספרות חובבים"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...