Resepsi pernikahan pun dilaksanakan. Soonyoung terlihat tampan dengan tuxedo hitamnya, sedangkan Jihoon sangat cantik dengan gaun putihnya.
Jihoon sangat gugup, ia harus berjalan bersama sang appa untuk sampai ke tempat Soonyoung. Dapat Jihoon lihat Soonyoung sedang berdiri dengan tampannya di seberang sana.
Jihoon lalu menggandeng lengan sang appa, mereka lalu berjalan ke tempat Soonyoung berdiri.
Sesampainya di depan Soonyoung, Mr.Lee menarik sebelah tangan Jihoon dan juga Soonyoung.
"Aku amanahkan putri kecilku ini padamu, tolong jaga Jihoon sampai akhir hayatmu Soon" ujar Mr.Lee sambil mempersatukan tangan mereka berdua.
Soonyoung lalu mengangguk dan menggenggam tangan Jihoon dengan erat. Tidak ada lagi sumpah janji karena mereka sudah melakukannya saat menikah kemarin, resepsi ini dilakukan hanya agar orang lain tau kalau Soonyoung dan Jihoon sudah menikah.
Suara riuh tepuk tangan terdengar di ruangan yang sangat megah tersebut.
"Baiklah semuanya, silahkan nikmati waktu kalian" ujar Jisoo yang terpilih sebagai MC, tentu saja dengan Seokmin juga.
"Apa jalanku terlihat aneh tadi?" tanya Jihoon dengan berbisik pada Soonyoung.
"Tidak. Kau berjalan sangat anggun seperti seorang Putri" jawab Soonyoung tersenyum lebar.
"Itu pasti alasanmu saja" cibir Jihoon.
"Aku serius sayang" balas Soonyoung mencium punggung tangan Jihoon yang di genggamnya.
"Hey kalian, tolong jangan bermesra mesraan disini" ujar Seokmin menginterupsi kegiatan mereka.
"Biarkan saja Seok, ini adalah hari bahagia mereka" ujar Wonwoo tertawa kecil, lalu memeluk Jihoon dengan erat.
"Hey kau menangis?" tanya Jihoon saat mereka melepaskan pelukannya.
"Aku tidak menyangka sahabat mungilku ini sudah menikah, aku turut bahagia" ujar Wonwoo mengusap air matanya.
"Dan kau Kwon! Jangan pernah sakiti Jihoonie kami!" ujar Wonwoo tegas.
"Aku akan menjaganya" ujar Soonyoung.
"Aku percaya padamu" ujar Wonwoo beralih memeluk Soonyoung.
"Terimakasih karena sudah mempercayaiku Won, aku berdoa semoga kau dan si tiang itu cepat menyusul" ujar Soonyoung terkekeh kecil.
Seokmin kini sudah berada tepat di depan Jihoon, ia lalu memeluk Jihoon dengan erat.
"Hey kau kenapa?" tanya Jihoon takut, manatau Seokmin kesurupan atau apa.
"Seharusnya kau menikah denganku Jihoonie, bukan dengan si sipit ini" ujar Seokmin sambil menangis.
"Yakk! Dasar kuda!" maki Soonyoung kesal pada Seokmin.
"Sudahlah Seok, mungkin ini yang dinamakan takdir" ujar Mingyu dengan alaynya.
"Hey, dengarkan aku" ujar Jihoon melepaskan pelukannya dengan Seokmin.
"Suatu hari nanti kau pasti menemukan yang lebih baik dariku" ujar Jihoon menghapus air mata Seokmin. Soonyoung sebenarnya kesal, tapi apa boleh buat? Seokmin itu sahabat baiknya Jihoon.
"Semoga saja, lagian ada Jisoo noona bersamaku" ujar Seokmin berusaha tersenyum.
"Sipit, tolong jaga Jihoonie" ujar Seokmin mengulurkan tangannya, dan Soonyoung mengangguk sambil membalas uluran tangan tersebut.
"Selamat Jihoojie" ujar Minghao memeluk Jihoon.
"Apa kalian benar-benar akan pergi ke Cina?" tanya Jihoon dengan wajah sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfiction"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...