Jihoon POV
Seperti hari hari biasanya, keluarga kecil kami selalu sarapan bersama. Tapi ada yang beda kali ini, biasanya kami akan bercerita dan tertawa sepanjang makan, tapi sekarang? Suasana berbalik 180 derajat. Suasana kali ini sangat hening, tidak ada sedikit pun percakapan sampai kami bertiga selesai sarapan.
"Lee Jihoon" panggil appa setelah kami selesai sarapan.
"Waeyo appa?" tanyaku heran, karena appa tidak pernah memanggil nama panjangku kecuali sedang serius.
"Sebelumnya appa minta maaf karena tidak meminta persetujuanmu terlebih dahulu" aku menatap appa curiga.
"Sebenarnya ada apa appa?"
"Appa sudah menjodohkanmu"
DUARRR
Bagai di sambar petir, rasanya ingin mati di tempat.
"Jangan bercanda appa, itu sama sekali tidak lucu" aku tertawa garing untuk menutupi ke shockanku.
"Appa serius chagi, kau akan menikah minggu depan, appa tau ini sangat mendadak tapi tolong mengertilah" untuk yang kedua kalinya aku merasa seperti di sambar petir.
"Appa pasti bercanda kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian sudah tidak menyayangiku? Sehingga kalian ingin aku keluar dari rumah ini? Kalau iya, aku akan keluar dari rumah ini, tapi tolong jangan jodohkan aku" emosiku tidak bisa lagi kutahan, aku menangis lalu berlari menuju kamar.
JIHOON'S POV END
Jihoon menangis dan berlari menuju kamar, Mrs.lee mendesah pelan lalu menatap suaminya.
"Seperti yang kuduga" ujar Mrs.lee lalu menyusul Putri semata wayangnya.
Ceklek...
"Chagi" panggil Mrs.lee pelan membuka knop pintu. Melihat mrs.lee, Jihoon langsung berhambur ke pelukan sang eomma, dia menangis sangat keras di pelukan eommanya.
"Eomma, appa hanya bercanda kan?" isak Jihoon di pelukan mrs.lee.
"Appa tidak bercanda chagi" Jihoon kembali meraung karena mendengar pertuturan eommanya yang tidak sesuai dengan harapannya.
"Dengarkan eomma" Mrs.lee mencengkram bahu Jihoon
"Ini semua kami lakukan untuk kebaikanmu, dia tampan, dia juga siswa SMA dan kalian bahkan satu angkatan, dia anak dari keluarga baik baik, dia juga anak tunggal, dia adalah pewaris perusahaan dan otomatis hidupmu tidak akan susah, percayalah pada kami" Jihoon menatap lekat mata mrs.lee dan dia hanya menemukan ketulusan di sana. Jika sudah begini, ia tidak akan bisa membantah lagi.
..
.
Tiga hari lagi pernikahan akan di langsungkan, hari ini Jihoon akan bertemu dengan calon suaminya. Jihoon merasa sangat gugup, apakah suaminya tampan? Apakah dia tinggi? Rapi? Atau sebaliknya? Masih banyak pertanyaan yang berada di kepala Jihoon mengenai sosok yang akan di temuinya beberapa menit lagi.
Ceklek...
Pintu terbuka menampakkan sepasang suami istri dan seorang namja sipit berambut biru.
'Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?' Jihoon bertanya dalam hati.
"Kalian sudah datang" sambut Mrs.lee lalu memeluk yeoja paruh baya tersebut.
"Lee jihoon, ini adalah calon suamimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfiction"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...